1. Hakekat Tasawwuf
Mistisisme
dalam Islam diberi nama tasawwuf dan oleh kaum Oreintalis barat disebut Sufisme.
Kata Sufisme dalam istilah Oreintalis Barat khusus dipaka untuk mistisme
Islam. Sufisme tidak dipakai untuk mistisisme yang terdapat dalam
agama-agama lain.
Tasawwuf
atau Sufisme sebagaimana halnya dengan mistisisme di luar agama Islam,
mempunyai tujuan memperoleh hubungan langsung dan disadari dengan Tuhan,
sehingga disadari benar bahwa seseorang berada di hadirat Tuhan. Intisari dari
mistisisme, termasuk dalamnya Sufisme, ialah kesadaran akan adanya
komonikasi dan dialog antara roh manusia dengan Tuhan dengan mengasingkan diri
dan berkotemplasi. Kesadaran berada dekat dengan Tuhan itu dapat mengambil
bentuk bersatu dengan Tuhan.
2. Asal Kata Sufi
Tasawwuf
berasal dari kata sufii. Menurut sejarah, orang pertama memakai kata sufi
adalah seorang zahid atau ascetic bernama Abu hasyim Al-Kufi di Irak (W. 150
H). Adapun mengenai asal atau etemologi kata sufi, teori-teori berikut
selalu dikemukakan:
a. Ahl al-suffah
Yaitu orang-orang yang
ikut pindah dengan Nabi dari Mekkah ke Madinah, dan karena kehilangan harta,
berada dalam keadaan miskin dan tidak punya apa-apa. Mereka tinggal di Mesjid
nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai pelana sebagai bantal. Pelana
disebut suffah. Inggrisnya Saddle Cushion dan kata sofa dalam
bahasa Eropa berasal dari kata suffah. Sesungguhnya miskin ahl-suffah
berhati baik dan mulia. Sifat tidak mementingkan keduniaan, miskin tetapi berhati
baik dan mulia itulah sifat-sifat kaum sufi.
b. Shaf
Yaitu pertama,
sebagaimana halnya dengan sembahyang di saf pertama mendapat kemuliaan
dan pahala, demikian pula kaum sufi dimuliakan Allah dan diberi pahala.
c. Sufi
Kata sufi berasal dari kata
Shaafiyu yaitu suci. Seorang sufi adalah orang yang disucikan dan kaum sufi
adalah orang-orang yang telah mensucikan dirinya melalui latihan berat dan
lama.
d. Sophos
·
Kata sufi juga
berasa dari kata Yunani yang berarti hikmat. Orang sufi berul ada hubungannya
dengan hikmat, hanya huruf S dalam sophos ditransliterasikan ke
dalam bahasa Arab menajadi “SIN” dan bukan “SHAD”, sebagai
kelihatan dalam kata falsafah dari kata philoshopia. Dengan demikian
seharusnya sufi ditulis dengan “SUUFIYU” dan bukan “SHUUFIYU”.
e. Suf
Yaitu kain yang dibuat dari bulu
yaitu wol. Hanya kain wol yang dipakai kaum sufi adalah wol kasar dan bukan wol
halus seperti sekarang. Memakai wol kasar diwaktu itu adalah simbol
kesederhanaan dan kemiskinan. Lawannya ialah memakai sutera, oleh orang-orang
yang mewah hidupnya di kalangan pemerintahan. Kaum sufi sebagai golongan yang
hidup sederhana dan dalam keadaan miskin, tetapi berhari suci dan mulia. Menjauhi
sutera dan sebagai gantinya memakai wol kasar.
Di
antara kelima di atas, teori nomer limalah yang banyak diterima sebagai asal
kata sufi.
3. Asal-usul Aliran Sufi
Teori-teori
mengenai asal timbul atau munculnya aliran ini dalam Islam juga berbeda-beda,
antara lain:
·
Pengaruh Kristen
dengan faham menjauhi dunia dan hidup mengasingkan diri dalam biara-biara. Dalam
literatur Arab memang terdapat tulisan-tulisan tentang rahib-rahib yang
mengasingkan diri di padang pasir Arabia. Lampu yang mereka pasang di malam
hari menjadi penunjuk jalan bagi kafilah yang lalu, kemah mereka yang sederhana
menjadi tempat berlindung bagi orang yang kemalaman dan kemurahan hati mereka
menjadi tempat memperoleh makan bagi musafir yang kelaparan.
·
Filsafat mistik
Pythagoras yang berpendapat bahwa roh manusia bersifat kekal dan berada di
dunia sebagai orang asing. Badan dan jasmani merupakan penjara bagi roh. Kesenangan
roh yang sebenarnya ialah di alam samawi. Untuk memperoleh hidup senang di alam
samawi, manusia harus membersihkan roh dengan meninggalkan hidup materi, yaitu
zuhud, untuk selanjutnya berkontemplasi. Ajaran Pythagoras untuk meninggalkan
dunia dan pergi berkontemplasi, inilah menurut pendapat bagian orang, yang
mempengaruhi timbulnya zuhud dan sufisme dalam islam.
·
Filsafat emansi
Plotinus yang mengatakan bahwa wujud ini memancar dari zat tuhan Yang Maha Esa.
Roh berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada Tuhan. Tetapi dengan masuknya ke
alam materi roh menjadi kotor, untuk dapat kembali ke tempat asalanya roh harus
terlebih dahulu dibersihkan. Pensucian roh ialah dengan meninggalkan dunia dan
mendekati Tuhan sedekat mungkin, kalau bisa bersatu dengan Tuhan. Dikatakan pula
bahwa filsafat ini mempunyai pengaruh terhadap munculnya kaum zuhud dan sufi
dalam Islam.
·
Ajaran Buddha
dengan faham nirwananya. Untuk mencapai nirwana, orang harus meningglkan dunia
dan memasuki hidup berkontemplasi. Faham fana’ yang terdapat dalam sufisme
hampir serupa dengan faham nirwana.
·
Ajaran-ajaran
Hinduisme yang juga mendorong manusia untuk meninggalkan dunia dan mendekati
Tuhan untuk mencapai parsatuan Atman dengan Brahman.
Inilah
beberapa faham dan ajaran yang menurut teorinya mempengaruhi timbul dan
munculnya sufisme di kalangan umat Islam. Apakah teori ini benar atau tidak,
itu payah dapat di buktikan. Tetapi bagaimanapun, dengan atau tanpa
pengaruh-pengaruh dari luar, sufisme bisa timbul dalam Islam.
4. Refrensi
·
Arberry, A. J. “Sufism”.
George Allen & Unwin Ltd. London. 1963.
·
Corbin, H. “Hitoire
de la Philosophie Islamique”. Gallimard, Paris, 1964.
·
Nicholson, R. A.
“The Mystics of Islam”. Routledge and Kegan Paul Ltd. London, 1996.