1. To Apeiron Sebagai Prinsip Dasar Segala Sesuatu
Meskipun Anaximandros merupakan
murid Thales, namun ia menjadi terkenal justru karena mengkritik pandangan
gurunya mengenai air sebagai prinsip dasar (arche) segala sesuatu.
Menurutnya, bila air merupakan prinsip dasar segala sesuatu, maka seharusnya
air terdapat di dalam segala sesuatu, dan tidak ada lagi zat yang berlawanan
dengannya. Namun kenyataannya, air dan api saling berlawanan sehingga air
bukanlah zat yang ada di dalam segala sesuatu.Karena itu, Anaximandros
berpendapat bahwa tidak mungkin mencari prinsip dasar tersebut dari zat yang
empiris. Prinsip dasar itu haruslah pada sesuatu yang lebih mendalam dan tidak
dapat diamati oleh panca indera. Anaximandros mengatakan bahwa prinsip dasar
segala sesuatu adalah to apeiron. To apeiron berasal dari bahasa Yunani a=tidak dan eras=bataIa merupakan
suatu prinsip abstrak yang menjadi prinsip dasar segala sesuatu. Ia bersifat ilahi, abadi, tak terubahkan,
dan meliputi segala sesuatuDari prinsip inilah berasal segala sesuatu yang ada
di dalam jagad raya sebagai unsur-unsur yang berlawanan (yang panas dan dingin,
yang kering dan yang basah, malam dan terang). Kemudian kepada prinsip ini juga
semua pada akhirnya akan kembali
2. Pandangan tentang Alam Semesta
Dengan prinsip to apeiron,
Anaximandros membangun pandangannya tentang alam semesta. Menurut Anaximandros,
dari to apeiron berasal segala sesuatu yang berlawanan, yang terus
berperang satu sama lain. Yang panas membalut yang dingin sehingga yang dingin
itu terkandung di dalamnya. Dari yang dingin itu terjadilah yang cair dan beku.
Yang beku inilah yang kemudian menjadi bumi. Api yang membalut yang dingin itu
kemudian terpecah-pecah pula. Pecahan-pecahan tersebut berputar-putar kemudian
terpisah-pisah sehingga terciptalah matahari, bulan, dan bintang-bintang. Bumi
dikatakan berbentuk silinder, yang lebarnya tiga kali lebih besar dari
tingginya. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya berada pada pusat jagad raya,
dengan jarak yang sama dengan semua benda lain. Mengenai bumi, Thales telah
menjelaskan bahwa bumi melayang di atas lautan. Akan tetapi, perlu dijelaskan
pula mengenai asal mula lautan. Anaximandros menyatakan bahwa bumi pada awalnya
dibalut oleh udara yang basah. Karena berputar terus-menerus, maka
berangsur-angsur bumi menjadi kering. Akhirnya, tinggalah udara yang basah itu
sebagai laut pada bumi.
3. Pandangan tentang Makhluk Hidup
Mengenai terjadinya makhluk hidup di
bumi, Anaximandros berpendapat bahwa pada awalnya bumi diliputi air
semata-mata. Karena itu, makhluk hidup pertama yang ada di bumi adalah hewan
yang hidup dalam air, misalnya makhluk seperti ikan.Karena panas yang ada di
sekitar bumi, ada laut yang mengering dan menjadi daratan.Di ditulah, mulai ada
makhluk-makhluk lain yang naik ke daratan dan mulai berkembang di darat. Ia
berargumentasi bahwa tidak mungkin manusia yang menjadi makhluk pertama yang
hidup di darat sebab bayi manusia memerlukan asuhan orang lain pada fase awal
kehidupannya. Karena itu, pastilah makhluk pertama yang naik ke darat adalah
sejenis ikan yang beradaptasi di daratan dan kemudian menjadi manusia.