Tentang Tuhan
Ide tentang Allah pada orang
beragama secara umum biasanya
dijelaskan dalam tabiat Allah; "Yang Maha Tinggi" (Anselmus
mengatakan: "Allah adalah sesuatu yang lebih besar dari padanya tidak
dapat dipikirkan manusia)Yang Maha Besar, Yang Maha Kuasa, Yang Maha Baik dan
sebagainya. Menurut Anselmus, ajaran-ajaran kristiani bisa dikembangkan dengan
rasional, jadi tanpa bantuan otoritas lain (Kitab Suci, wahyu, ajaran Bapa
Gereja). Bahkan ia bisa menjelaskan eksistensi Allah dengan suatu argumen yang
bisa diterima bahkan juga oleh mereka yang tidak beriman. Eksistensi Allah
dimulai dari pikiran manusia yang menerima begitu saja ajaran agama, namun juga
menanyakannya dari siapa dan mengapa dirinya ada, alam alam, dan Allah sendiri
bisa diterima adanya.
Beberapa sikap orang beriman dalam mencari pencerahan
akan adanya Allah:
- Manusia yang menerima begitu saja dikarenakan
ajaran turun-temurun dari para pendahulunya, manusia ditekankan harus
percaya, bahkan tanpa bertanya.
- Manusia mulai bertanya mengapa dirinya ada? Mengapa alam ada?
- Kemudian menanyakan Allah terkait; siapa, isinya,
dan mengapa Dia ada?
Semua jawaban itu akan dijawab oleh
para ahli dalam bidang yang disebut teologi; theos dan logos, ilmu tentang
hubungan manusia dan ciptaan dengan ALlah. Jawaban-jawabannya bisa sangat beragam,
tergantung agama dan kepercayaan yang mana yang
memberikan jawaban. Namun setidaknya ada beberapa kesimpulan yang mereka
berikan sebagai jawaban:
- Allah ada, dan adanya Allah itu dapat dibuktikan
secara rasional juga; - Allah ada, tetapi tidak dapat dibuktikan adanya; - tidak
dapat diketahui apakah Allah benar-benar ada; - Allah tidak ada, dan ketentuan
ini dapat dibuktikan juga.