1.
Alam Semesta
Gagasan
yang umum di abad 19 adalah bahwa alam semesta merupakan kumpulan materi
berukuran tak hingga yang telah ada sejak dulu kala dan akan terus ada
selamanya. Selain meletakkan dasar berpijak bagi paham materialis, pandangan
ini menolak keberadaan sang Pencipta dan menyatakan bahwa alam semesta tidak
berawal dan tidak berakhir.
Materialisme adalah sistem pemikiran yang meyakini materi sebagai satu-satunya
keberadaan yang mutlak dan menolak keberadaan apapun selain materi. Berakar
pada kebudayaan Yunani Kuno, dan mendapat penerimaan yang meluas di abad 19,
sistem berpikir ini menjadi terkenal dalam bentuk paham Materialisme dialektika
Karl Marx.
Para
penganut materalisme meyakini model alam semesta tak hingga sebagai dasar
berpijak paham ateis mereka. Misalnya, dalam bukunya Principes Fondamentaux de
Philosophie, filosof materialis George Politzer mengatakan bahwa "alam
semesta bukanlah sesuatu yang diciptakan" dan menambahkan: "Jika ia
diciptakan, ia sudah pasti diciptakan oleh Tuhan dengan seketika dan dari
ketiadaan".
Konsep pemikiran manusia
tentang pusat universe atau alam semesta sangat radikal. Awalnya para ilmuan
astronom menetapkan bahwa manusialah yang sebagai pusat, yang diberi nama teori
egosentris. Setelah itu mereka menetapkan bumi yang menjadi pusat yang ditokohi
oleh Cladius Ptolemeus. Teori ini dikenal dengan geosentris. Namun setelah itu
Nicolas Copernicus mengungkap teori baru di mana matahari dijadikan pusat alam
semesta, heliosentris. Namun saat ini mereka baru menyadari bahwa teoti
tersebut lebih cocok digelayutkan pada tata surya. Dan tata surya hanyalah
sebagian dari galaksi, dan galaksi adalah satu kumpulan bintang dari banyak
kumpulan bintang di alam semesta.
2.
Galaksi
Galaksi yang sering kita
dengar adalah Bimasakti atau milky way. Kalau kita cermati agak aneh
nama milky way tersebut karena dari benda angkasa luar diumpamakan dengan susu.
Namun dari keanehan tersebut terdapat keunikan, yakni bintang bertebaran di
langit pada malam hari seperti susu yang tercecer di langit. Galaksi kita
berbentuk spiral, dapat kita samakan dengan lingkaran obat nyamuk jika
dilihat dari atas dan seperti gasing bila dilihat dari samping. Galaksi
kita tidak sebundar lingkaran namun berbentuk elips. Hal ini dibuktikan dengan
ukannya yang memiliki panjang sekitar 100 tahun cahaya dan lebar 10 tahun cahaya
dan tata surya kita berada 30 tahun cahaya dari pusat galaksi.
Galaksi
merupakan sekumpulan bintang, planet, gas, dan debu yang kesemuanya itu
membentuk suatu komponen yang cukup besar sehingga dapat diamati dengan cukup
mudah di tengah maha luasnya alam semesta. Galaksi terkecil mengandung beberapa
juta bintang, sedangkan yang terbesar bisa jadi menampung sebanyak satu triliun
bintang.
3.
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari, Sembilan planet dan berbagai benda langit
seperti satelit, komet, dan asteroid. Tata surya tak lebih hanyalah gugusan kecil dari
benda-benda langit dan satu bintang. Tata surya adalah bagian kecil dari
galaksi.
Kita kenal dengan sembilan planet mungkin ketika
sekolah dasar, dari sebilan planet tersebut terbagi dua bagian yaitu planet
dalam dan planet luar. Planet dalam adalah planet yang dekat dengan matahari
yang terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Sedangkan Yupiter,
Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto –yang sekarang tereliminasi– termasuk
planet luar.
Teori
Terbentuknya Alam Semesta
1. Teori Dentuman atau Teori Ledakan
Teori
Dentuman menyatakan bahwa ada suatu massa yang sangat besar yang terdapat di
jagad raya dan mempunyai berat jenis yang sangat besar, karena adanya reaksi
inti, massa tersebut akhirnya meledak dengan hebatnya. Massa yang meledak
kemudian berserakan dan mengembang dengan sangat cepat serta menjauhi pusat
ledakan atau inti ledakan. Setelah berjuta-juta tahun massa yang berserakan
membentuk kelompok-kelompok dengan berat jenis yang relatif lebih kecil dari
massa semula. Kelompok-kelompok tersebut akhirnya menjadi galaksi yang bergerak
menjauhi titik intinya. Teori ini didukung oleh adanya kenyataan bahwa
galaksi-galaksi tersebut selalu bergerak menjauhi intinya.
2.
Teori Bing Bieng
Teori
Big Bang dikembangkan oleh George Lemarie. Menurut teori ini pada mulanya alam
semesta berupa sebuah primeval atom yang berisi materi dalam keadaan yang
sangat padat. Suatu ketika atom ini meledak dan seluruh materinya terlempar ke
ruang alam semesta. Timbul dua gaya saling bertentangan yang satu disebut gaya
gravitasi dan yang lainnya dinamakan gaya kosmis. Dari kedua gaya tersebut gaya
kosmis lebih dominan sehingga alam semesta masih akan ekspansi terus-menerus.
3.
Teori Creatio Continua
Teori
Creatio Continua dikemukakan oleh Fred Hoyle, Bendi, dan Gold. Teori ini
menyatakan bahwa saat diciptakan alam semesta ini tidak ada. Alam semesta ini
selamanya ada dan akan tetap ada atau dengan kata lain alam semesta tidak
pernah bermula dan tidak akan berakhir. Pada setiap saat ada partikel yang
dilahirkan dan ada yang lenyap. Partikel-partikel tersebut kemudian mengembun
menjadi kabut-kabut spiral dengan bintang-bintang dan jasad-jasad alam semesta.
Partikel yang dilahirkan lebih besar dari yang lenyap, sehinggamengakibatkan
jumlah materi makin bertambah dan mengakibatkan pemuaian alam semesta.
Pengembangan ini akan mencapai titik batas kritis pada 10 milyar tahun lagi.
Dalam waktu 10 milyar tahun, akan dihasilkan kabut-kabut baru. Menurut teori
ini 90% materi alam semesta adalah hidrogen dan hidrogenin, kemudian akan
terbentuk helium dan zat-zat lainnya.
4. Teori Ekspansi dan Kontraksi
Teori
ini berdasarkan adanya suatu siklus dari alam semesta yaitu massa ekspansi dan
massa kontraksi. Diduga siklus ini berlangsung dalam jangka waktu 30.000 juta
tahun. Pada masa ekspansi terbentuklah galaksi-galaksi serta
bintang-bintangnya. Ekspansi tersebut didukung oleh adanya tenaga-tenaga yang
bersumber dari reaksi inti hidrogen yang pada akhirnya akan membentuk berbagai
unsur lain yang kompleks.
Pada
masa kontraksi terjadi galaksi dan bintang-bintang yang terbentuk meredup
sehingga unsur-unsur yang terbentuk menyusut dengan menimbulkan tenaga berupa
panas yang sangat tinggi. Teori ekspansi dan kontraksi menguatkan asumsi bahwa
partikel-partikel yang ada pada saat ini berasal dari partikel-partikel yang
ada pada zaman dahulu.
Sumber
Bacaan
·
Jasin, Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta:
Rajawali Pers, 2008.
·
Purnama, Heri, Ilmu Alamiah Dasar,
Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
·
Bayong Tjasyono HK, Ilmu Kebumian dan
Antariksa, Bandung: Rosda, 2009
·
Maskoeri Jasin, Ilmu Alamiah Dasar, Jakarta:
Rajawali Pers, 2008