Bulan Februari merupakan bulan yang identik dengan simbol-simbol
yang dianggap sebagai lambang cinta dan kasih sayang, yaitu tepatnya pada
tanggal 14 Februari. Namun pada kenyataannya yang banyak kita dapati bukanlah kasih
sayang yang menyelamatkan, akan tetapi yang kita dapati adalah semakin
meratanya kemungkaran yang membinasakan umat. Karena pada hari itu pergaulan
bebas dikalangan para pemuda dan pemudi semakin tidak terkontrol. Banyak pula
yang meninggalkan kewajiban hanya karena merayakan hari Valentine. Pandangan
haram, sentuhan haram bahkan zina pun diterjang dengan mengatasnamakan cinta
dan kasih sayang. Anehnya, tidak sedikit para pemuda dan pemudi muslim yang
ikut-ikutan meramaikan dan memeriahkan hari tersebut, bahkan banyak pula orang
tua yang mendukung anak-anknya berbuat maksiyat.
Memang cinta dan kasih sayang adalah fitrah bagi manusia. Mengasihi
dan disayangi merupakan tabiat dasar dalam kehidupannya. Sebagai agama yang
diridhai oleh Allah, Islam tidak mungkin melarangnya, sebagaimana juga tidak
mungkin membiarkanya bebas tanpa kendali. Oleh karena itu, pada kesempatan kali
ini akan menjabarkan beberapa kiat agar kita bisa menjalin cinta dan kasih
sayang yang sesuai dengan syariat Islam dan tidak menyelisihinya. Kiat-kiat
tersebut adalah:
1.
Memberitahukan Kepada Orang Yang Dicintai Bahwa Kita Mencintainya
Karena Allah
Memberitahukan
kepada orang yang dicintai bahwa kita mencintainya karena Allah harus dilakukan
dengan ikhlas karena Allah pula serta dengan cara yang tidak menyelisihi
syariat Islam. Sehingga kita tidak terjerumus pada kemaksiatan yang
mengatasnamakan cinta.
2.
Saling Menyebarkan Salam
Rasulullah saw
bersabda yang artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a berkata: Rasulullah saw bersabda: Demi Dzat
yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sehingga kalian
beriman, dan tidaklah kalian beriman sehingga kalian saling mencintai. Maukah
aku tunjukkan tentang sesuatu yang apabila kalian melakukannya akan saling
mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian.” (HR. Muslim, no 54).
Hadits tersebut
menjelaskan tiha perkara yang saling berkaitan yaitu: bahwasanya masuk surga
tergantung iman, kesempurnaan iman tergantung pada saling kasih mengasihi, dan
saling mengasihi tergantung pada penyebaran salam.
3.
Saling Mengunjungi
Saling
mengunjungi di antara saudara, teman, tetangga, dan sanak famili merupakan sarana
untuk menjalin kasih sayang. Yang perlu diperhatikan adalah hendaknya dalam
berkunjung mengetahui waktu dan kondisi, serta berusaha menjaga adab-adab
bertamu sehingga tidak mengganggu ataupun menimbulkan kebencian tuan rumah atau
orang yang kita kunjungi.
4.
Saling Memberi Hadiah
Saling memberi
hadiah dapat menimbulkan dan bahkan menumbuhkan rasa kasih sayang, dan
kenyataannya pun demikian. Hadiah tidak harus mahal, akan tetapi yang hendaknya
diperhatikan adalah memberinya harus dengan tulus ikhlas dan dengan cara yang
benar. Waktu memberinya pun tidak boleh dikhususkan pada saat perayaan hari
valentine, tahun baru, ataupun yang lainnya. Yang perlu diperhatikan juga
adalah bahwa pemberian tersebut tidak mengandung dosa dan maksiyat, seperti
suap, barang haram, makanan haram dan lain sebagainya.
5.
Meninggalkan Ghibah (Menggunjing)
Ghibah
merupakan segala sesuatu yang sangat berbahaya dan menimbulkan kerusakan berupa
perkataan yang disebabkan oleh lisan. Dalam mempererat kasih sayang hendaknya
meninggalkan perbuatan mengghibah dan bahkan menjauhi majelis-majelis ghibah,
karena ghibah dapat menimbulkan persengketaan dan pertikaian di antara saudara,
tetangga atau sesama manusia yang lainnya.
Sungguh sangat
jelek perbuatan ghibah sehingga Allah swt menggambarkan orang yang mengghibah
laksana memakan daging saudaranya yang sudah mati, sebagaimana firman Allah:
“Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena
sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan janganlah mencari-cari keburukan orang
dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang
suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik
kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima
taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujuraat. 12).
6.
Meninggalkan Dosa dan Kemaksiyatan
Apabila
seseorang benar-benar muslim maka dengan sendirinya ia akan berusaha untuk
menghindari dan menjauhi perbuatan dosa, baik dosa besar maupn dosa kecil.
Seorang muslim
yang baik akan menjauhi kesyirikan, durhaka kepada kedua orang tua, zina dan
perkara-perkara yang dapat mengantarkan kepada perbuatan zina seperti pacaran
yang berlebihan, berdua-duaan, bercampur baur dengan laki-laki dan perempuan,
dan menjauhi hal-hal lain yang termasuk dosa dan kemaksiayatan.