Landasan sosiologi mengandung norma dasar pendidikan yang bersumber
dari norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa. Untuk memahami
kehidupan bermasyarakat suatu bangsa, kita harus memusatkan perhatian pada pola
hubungan antar pribadi dan antar kelompok dalam masyrakat tersebut. Untuk
terciptanya kehidupan masyarakat yang rukun dan damai, terciptalah nilai-nilai
sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma-norma social yang mengikat
kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing-masing anggota masyarakat.
Dalam kehidupan bermasyarakat dibedakan tiga macam norma yang
dianut oleh pengikutnya, yaitu: paham individualisme, paham kolektivisme, paham
integralistik.
Paham individualisme
dilandasi teori bahwa manusia itu lahir merdeka dan hidup merdeka. Masing-masing
boleh berbuat apa saja menurut keinginannya, asalkan tidak mengganggu keamanan
orang lain. Dampak individualisme menimbulkan cara pandang yang lebih
mengutamakan kepentingan individu di atas kepentingan masyarakat. Dalam
masyarakat seperti ini, usaha untuk mencapai pengembangan diri, antara
anggota masyarakat satu dengan yang lain saling berkompetisi sehingga
menimbulkan dampak yang kuat.
Paham kolektivisme
memberikan kedudukan yang berlebihan kepada masyarakat dan kedudukan anggota
masyarakat secara perseorangan hanyalah sebagai alat bagi masyarakatnya.
Paham Integralistik
dilandasi pemahaman bahwa masing-masing anggota masyarakat saling berhubungan
erat satu sama lain secara organis merupakan masyarakat. Masyarakat
integralistik menempatkan manusia tidak secara individualis melainkan dalam
konteks strukturnya manusia adalah pribadi dan juga merupakan relasi.
Kepentingan masyarakat secara keseluruhan diutamakan tanpa merugikan
kepentingan pribadi.
Landasan sosiologis pendidikan di Indonesia menganut paham
integralistik yang bersumber dari norma kehidupan masyarakat:
a. Kekeluargaan dan gotong royong, kebersamaan, musyawarah untuk
mufakat.
b. Kesejahteraan bersama menjadi tujuan hidup bermasyarakat.
c. Negara melindungi warga negaranya.
d. Selaras serasi seimbang antara hak dan kewajiban. Oleh karena itu,
pendidikan di Indonesia tidak hanya meningkatkan kualitas manusia secara orang
per orang melainkan juga kualitas struktur masyarakatnya.