Dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” kata Filsuf diartikan sebagai ahli pikir atau orang yang
berfilsafat. Sehingga dapat dikatakan
bahwa, segala aktifitas manusia yang disertai dengan pemikiran disebut
berfilsafat, tetapi tidak semua aktifitas manusia yang disertai dengan
pemikiran disebut berfilsafat. Karena hakikat dari filsafat itu adalah mencari
titik temu kebenaran dari sebuah permasalahan melalui jalan pemikiran.
Hal yang menarik dari para filosof adalah ketika mereka melakukan aktifitas
berpikir tentang suatu hal, maka dapat memunculkan motivasi yang menjadi acuan
dari aktifitas berpikir tersebut. Dan biasanya motivasi ini merupakan dasar
terjadinya aktifitas berpikir.
Sebagai pengagum filsafat, tentunya memiliki banyak selera di dalam
memahami pemikiran salah satu tokoh ahli filsafat, ada yang membaca sejarah
hidupnya ddari awal sampai akhir, ada juga yang memahami pemikirannya saja.
Dalam ini, kita akan belajar memahami beberapa pemikiran tokoh ahli filsafat,
sebagai berikut:
1. Aristoteles (Filsuf Yunani)
a. "Tujuan hidup manusia adalah kebahagiaan dan eudaimonia"
b. "Saat dunia membutuhkan, dan bakat Anda mampu memenuhinya, di sanalah
lapangan kerja tercipta".
c. "Anda takkan pernah melakukan segalanya di dunia ini tanpa adanya
keberanian. Itu adalah kualitas terbesar dari pemikiran setelah
kehormatan".
d. “Kualitas bukanlah tindakan, tapi kebiasaan” .
e. “Janganlah berputus asa. Tetapi jika anda sampai berputus asa, berjuanglah
terus meskipun dalam keadaan putus asa”.
f. “Setiap orang bisa menjadi marah, itu adalah hal yang mudah, tetapi menjadi
marah kepada orang yang tepat, dengan kadar yang tepat, di saat yang tepat,
dengan tujuan yang tepat serta dengan cara yang tepat, bukanlah kemampuan
setiap orang dan bukanlah hal yang mudah”.
g. Anda takkan pernah melakukan segalanya di dunia ini tanpa adanya
keberanian. Itu adalah kualitas terbesar dari pemikiran setelah kehormatan.
2. Confucius (Filsuf China)
a. "Seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak membetulkannya telah
melakukan satu kesalahan lagi. Confucius".
3. Karl Heinrich Marx (Filsuf Rusia)
a. "Para filsuf sampai sekarang hanya menafsirkan dunia.Kini tibalah
saatnya untuk mengubah dunia".
4. Lao Tzu (Filsuf
China)
a. Lebih baik bertanya sepuluh kali dari pada tersesat.
b. Memahami orang lain adalah kearifan, memahami diri Anda sendiri adalah
pencerahan.
c. Ketenangan adalah sumber kekuatan yang luar biasa.
d. Dicintai dengan tulus oleh seseorang memberimu kekuatan, mencintai
seseorang dengan tulus memberimu keberanian.
5. Phytagoras (Filsuf Yunani)
a. "Pukulan dari sahabatmu lebih baik dari pada ciuman dari
musuhmu".
6. Plato (Filsuf Yunani)
a. Orang yang ingin bergembira harus menyukai kelelahan akibat bekerja.
b. Orang baik tidak memerlukan hukum untuk memerintah mereka agar bertindak
penuh tanggung jawab, sementara orang jahat akan selalu menemukan celah di
sekitar hukum.
7. Socrates (Filsuf Yunani)
a. Cobalah dulu,baru cerita. Pahamilah dulu,baru menjawab. Pikirlah dulu,baru
berkata.Dengarlah dulu,baru beri penilaian .Berusahalah dulu,baru berhara.
8. Thales (Filsuf Yunani)
a. Apabila kamu menasihati orang yang
bersalah maka berlemah lembutlah agar dia tidak merasa di telanjangi.
9. Imam Ghozali (Filsuf Muslim)
a. Belum pernah saya berurusan dengan sesuatu yang lebih sulit daripada jiwa
saya sendiri, yang kadang-kadang membantu saya dan kadang-kadang menentang
saya.
b. Yang paling besar di bumi ini bukan gunung dan lautan, melainkan hawa nafsu
yang jika gagal dikendalikan maka kita akan menjadi penghuni neraka.
c. Menuntut ilmu adalah taqwa. Menyampaikan ilmu adalah ibadah.
Mengulang-ulang ilmu adalah zikir. Mencari ilmu adalah jihad.
d. Kalau besar yang dituntut dan mulia yang dicari,maka payah melaluinya,
panjang jalannya dan banyak rintangannya.
e. Kebahagiaan terletak pada kemenangan memerangi hawa nafsu dan menahan
kehendak yang berlebih-lebihan.
10. Goethe (Filsuf Jerman)
a. Bakat terbentuk dalam gelombang kesunyian, watak terbentuk dalam riak besar
kehidupan.
11. Georg Wilhelm Friedrich Hegel (Filsuf Jerman)
a. Pekerjaan yang serius adalah pekerjaan yang merujuk kepada sesuatu yang
diinginkan.
b. Semua yang riil bersifat rasional dan semua yang rasional bersifat riil.
12. Charles De Montesquieu (Filsuf Perancis)
a. Untuk benar-benar menjadi besar, seseorang harus berdampingan dengan orang
lain, bukan di atas orang lain.
13. Mahatma Gandhi (Filsuf India)
a. Kepuasan itu terletak pada usaha, bukan pada pencapaian hasil. Berusaha
keras adalah kemenangan besar.
14. Friedrich Nietzsche (Filsuf Jerman)
a. Saya tidak sedih kalau Anda telah membohongi saya, tapi saya justru sedih
karena sejak saat itu saya tidak bisa percaya lagi kepada Anda.
15. Paul Tillich (Filsuf Amerika Serikat)
a. Mereka yang berani mengambil risiko kemudian gagal, itu bisa dimaafkan.
Mereka yang tak pernah mengambil risiko dan tak pernah gagal, ini adalah
kesalahan manusia sepanjang hidupnya.
16. Phaedrus (Filsuf Romawi)
a. Siapa pun yang terdeteksi melakukan kecurangan yang memalukan tidak akan
pernah dipercaya meskipun mereka berbicara tentang kebenara.
17. Benjamin Franklin (Filsuf Amerika Serikat)
a. Lebih cepat tidur dan bangun lebih awal membuat manusia sehat, kaya, dan
bijaksana.
18. Voltaire (Filsuf Perancis)
a. Semua manusia sama; yang membedakan bukan keturunannya, tapi kebaikannya.
b. Saya tidak setuju dengan kata-kata Anda, namun saya akan membela sampai
mati hak Anda untuk mengatakan hal itu.
19. Friedrich Engels (Filsuf Jerman)
a. Satu ons aksi lebih berharga daripada satu ton teori.
20. Herbert Spencer (Filsuf Inggris)
a. Tujuan besar dari pendidikan bukan pengetahuan, tapi tindakan (aksi).
21. Arthur Schopenhauer (Filsuf Jerman)
a. Semua kebenaran di dunia ini harus melewati tiga langkah. Pertama
ditertawakan, kedua ditentang dengan kasar, dan ketiga diterima tanpa
pembuktian dan alasan.
22. Jiddu Krishnamurti (Filsuf India)
a. Jika kita benar-benar bisa memahami persoalan, jawabannya akan datang
sendiri, sebab jawaban tidak pernah terpisahkan dari persoalan.
23. Lao Tse (Filsuf China)
a. Dia yang mengenal orang lain adalah bijaksana. Dia yang mengenal dirinya
sendiri adalah terang. Dia yang dapat mengalahkan orang lain adalah bertenaga.
Dia yang dapat mengalahkan dirinya sendiri adalah kuat. Dia yang merasa puas
adalah orang yang kaya.
b. Perjalanan seribu Li dimulai dari satu langkah kecil .