A. JABARIYAH
1. Asal-usul Pertumbuhan Jabariyah
Faham
Al-Jabar pertama kali diperkenalkan oleh Ja’ad bin Dirham kemudian disebarkan
oleh Jahm bin Shafwan dari Khurasan. Faham Al-Jabar juga dikembangkan oleh
tokoh lainnya diantaranya Al-Husain bin Muhammad An-Najr dan Ja’ad bin Dirrar. Faham
Al-Jabar sejak awal periode Islam. Benih-benih itu terlihat pada masa
Rasulullah tentang taqdir dan qadha’ dan qadar. Namun Al-Jabar sebagai pola
pikir dan aliran yang dianut, dipelajari dan dikembangkan baru terjadi pasa
pemerintahan Daulah Bani Umayyah.
2. Para Pemuka Jabariyah
dan Doktrin-doktrinnya
Menurut
Asy-Syaratsani, Jabariyah dapat dikelompokkan mejadi dua bagian, ekstrim dan
moderat.
a. Ekstrim
Doktrin Jabariyah ekstrim berpendapat
bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul dari
kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Diantara
pemuka jabariyah ekstrim adalah sebagai
berikut :
1. Jahm
bin Sufyan
Pendapat
Jahm yang berkaitan dengan persoalan teologi adalah sebagai berikut :
o
Manusia tidak
mampu berbuat apa-apa.
o
Surga dan neraka
tidak kekal.
o
Iman adalah
ma’rifat atau membenarkan dalam hati.
o
Kalam Tuhan adalah
makhluk.
2. Ja’ad
bin Dirham
Doktrin
pokok yang secara umum sama dengan pikiran Jahm, Al-Ghurabi menjelaskan sebagai
berikut :
o
Al-Qur’an itu
adalah makhluk.
o
Allah tidak
mempunyai sifat yang serupa dengan makhluk.
o
Manusia dipaksa
oleh Allah dalam segala-galanya.
b. Moderat
Jabariyah moderat mengatakan bahwa Tuhan
memang menciptakan perbuatan manusia. Tetapi manusia mempunyai bagian di
dalamnya. Yang termasuk tokoh Jabariyah Moderat adalah sebagai berikut :
1. An-Najjar
Diantara pendapat-pendapatnya adalah:
o
Tuhan
menciptakan segala perbuatan manusia, tetapi manusia mengambil bagian atau
peran dalam mewujudkan perbuatan-perbuatan itu.
o
Tuhan tidak
dapat dilihat di akhirat.
2. Adh-Dhihar
Diantara pendapat-pendapatnya adalah :
o
Suatu perbuatan
dapat ditimbulkan oleh dua pelaku secara bersamaan, artinya perbuatan manusia
tidak hanya ditimbulkan oleh Tuhan, tetapi juga oleh manusia itu sendiri.
o
Manusia turut
berperan dalam mewujudkan perbuatan-perbuatannya.
o
Tuhan dapat
dilihat di akhirat melalui indra keenam.
o
Hujjah yang
dapat diterima setelah Nabi adalah Ijtihad.
o
Hadist ahad
tidak dapat dijadikan sumber dalam menetapkan hukum.
B. QODARIYAH
1. Asal-usul Kemunculan Qodariyah
Qodariyah
adalah suatu aliran yang percaya bahwa segala tindakan manusia tidak
diintervensi oleh Tuhan. Menurut Ahmad Amin ada ahli teologi yang mengatakan
bahwa Qodariyah pertama kali dimunculkan oleh Ma’bad Al Jauhari dan Ghailan Ad-Dimasyqi.
Menurut ilmu nabatah dalam kitabnya Syarh Al-Uyun mengatakan bahwa yang pertama
kali memunculkan faham Qadariyah adalah orang Irak yang semula beragama Kristen
kemudian masuk Islam dan balik lagi ke agama Kristen .
Para
peneliti kesulitan untuk menentukan persoalan pertama kalinya muncul Qodariyah
, karena penganut Qodariyah kala itu banyak sekali, di antaranya :
a. Sebagian
terdapat di Irak, buktinya bahwa gerakan ini terjadi pada pengajian Hasan Al-Basri.
b. Sebagian
lain berpendapat bahwa faham ini muncul di Damaskus. Diduga disebabkan oleh
pengaruh orang-orang Kristen yang banyak dipekerjakan di istana-istana
khalifah.
2. Doktrin-doktrin Qodariyah.
Diantara
doktrin-doktrin Qodariyah adalah sbb :
a. Bahwa
manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatannya.
b. Segala
tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri.