A. KHAWARIJ
1. Latar Belakang Kemunculan
Khawarij
merupakan aliran / kelompok pengikut Ali bin Abi Thalib yang keluar
meninggalkan barisan karena ketidaksepakatan terhadap keputusan Ali yang menerima
arbitrase (tahkim) dalam Perang Shiffin dengan kelompok Bughat
(pemberontak) Muawiyah bin Abi Sufyan perihal persengketaan khalifah.
2. Doktrin-doktrin Pokok Khawarij
Diantara
doktrin-doktrin pokok khawarij adalah sebagai berikut :
·
Doktrin politik
a. Khalifah
atau imam harus dipilih secara bebas oleh seluruh umat Islam.
b. Khalifah tidak harus dari keturunan Arab.
c. Khalifah
dipilih secara permanen selama yang bersangkutan bersikap adil dan menjalankan
Syariat Islam.
d. Khalifah
sebelum Ali adalah sah. Tetapi setelah yang ke tujuh dari kekhalifahannya,
Ustman telah dianggap menyeleweng.
e. Khalifah
Ali adalah sah, tetapi setelah terjadi arbritase (tahkim), ia dianggap telah
menyeleweng.
f. Mu’awiyah
dan Amr bin Ash serta Abu Musa Al-Asy’ari juga dianggap menyeleweng dan telah
menjadi kafir.
g. Pasukan
Perang Jamal yang menyerang Ali juga kafir.
·
Doktrin Teologi
a. Seseorang
yang berdosa besar tidak lagi disebut muslim sehingga harus dibunuh.
b. Setiap
muslim harus berhijrah dan bergabung dengan golongan mereka.
c. Seseorang
harus menghindar dari pimpinan yang menyeleweng.
d. Adanya
wa’ad dan wa’id (orang yang baik harus masuk surga sedang orang yang jahat
harus masuk neraka).
·
Doktrin Sosial
a. Amar
ma’ruf nahi munkar.
b. Memalingkan
ayat-ayat Al Qur’an yang tampak mutasyabihat.
c. Qur’an
adalah makhluk.
d. Manusia
bebas memutuskan perbuatannya bukan dari Tuhan.
3. Perkembangan Khawarij
Para
pengamat berbeda pendapat tentang jumlah sekte yang terbentuk akibat perpecahan
yang terjadi pada tubuh khawarij. Akan tetapi mereka sepakat bahwa subsekte
khawarij yang besar terdiri dari beberapa macam, yaitu:
a. Al- Muhakkimah
b. Al-Azriqah
c. An-Nadjat
d. Al-Baihasiyah
e. Al-Ajaridah
f.
As-Salabiyah
Harun
Nasution mengidentifikasi beberapa indikasi aliran yang dapat dikategorikan
sebagai aliran khawarij, yaitu sebagai berikut:
a. Mudah
mengafirkan orang yang tidak segolongan dengan mereka walaupun orang itu adalah
penganut agama Islam.
b. Islam
yang benar adalah Islam yang mereka fahami dan amalkan, sedangkan Islam
sebagaimana yang difahami dan diamalkan golongan lain tidak benar.
c. Orang-orang
Islam yang tersesat dan menjadi kafir perlu dibawa kembali ke Islam yang
sebenarnya yaitu Islam seperti yang mereka fahami dan amalkan.
d. Karena
pemerintahan dan yang tidak sefaham dengan mereka adalah sesat, maka mereka
memiliki imam dari golongan mereka sendiri.
e. Mereka
bersifat fanatik dalam faham dan tidak segan-segan menggunakan kekerasan dan
membunuh untuk mencapai tujuan mereka.
B. MURJI’AH
Murji’ah
adalah kelompok / aliran yang tetap pada barisan Ali bin Abi Thalib. Ada
beberapa teologi yang berkembang mengenai kemunculan murji’ah, diantaranya :
1. Gagasan
irja / arja dikembangkan oleh sebagian sahabat dengan tujuan menjamin persatuan
dan kesatuan umat Islam ketika terjadi pertikaian politik dan juga bertujuan
untuk menghindari sektarionisme.
2. Gagasan
irja yang merupakan baris doktrin murji’ah, muncul pertama kali sebagai gerakan
politik diperlihatkan oleh cucu Ali bin Abi Thalib, Al Hasan bin Muhammad Al
Hanafiyah.
1. Doktrin–doktrin Murji’ah
Ajaran
pokok murji’ah pada dasarnya bersumber dari gagasan atau doktrin irja atau arja
yang diaplikasikan dalam banyak persoalan, baik persoalan politik maupun
teologis.
Berkaitan dengan doktrin teologi
murji’ah, W. Montgomery Watt merincinya sebagai berikut :
a. Penangguhan
keputusan terhadap Ali dan Muawiyah hingga Allah memutuskannya kelak di
akhirat.
b. Penangguhan
Ali untuk menduduki ranting keempat dan peringkat Al-Khalifah Ar-Rasyidin.
c. Pemberian
harapan (giving of hope) terhadap orang muslim yang berdosa besar untuk
memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah.
Abu
A’la Al-Maududi menyebutkan dua doktrin pokok ajaran murji’ah, yaitu :
a. Iman
adalah pecaya kepada Allah dan rasulnya saja. Adapun perbuatan tidak merupakan
suatu keharusan bagi adanya iman.
b. Dasar
keselamatan adalah iman semata.