Secara
garis besar, titik kelemahan ilmu kalam yang menjadi sorotan para pengritiknya
berputar pada aspek berikut ini.
A. Aspek Epistimologi Ilmu Kalam
Yang
dimaksud epistimologi adalah cara yang di gunakan oleh para pemuka aliran kalam
dalam menyelesaikan persoalan kalam, terutama ketika menafsirkan Al Qur’an. Diantara
kritik dalam aspek epistimologi ilmu kalam, adalah:
1. Aduan Amal dan Samsul Rizal Panggabean
Mereka
melihat bahwa penafsiran kalangan Asy’ariyah pada kenyataannya merupakan
tanggapan terhadap kebutuhan sejarah, yakni untuk membela sudut pandang
golongan Ahlussunnah.
2. Muhammad Husein Ad- Dzahabi
Ia
melihat bahwa ada kecenderunagn para pemuka aliran kalam untuk
mencocok-cocokkan Al-Qur’an dengan pandangan madzhabnya.
3. Amin Abdullah
Ia
melihat bahwa dimensi pemiiran teologi atau kalam sebenarnya lebih subtil,
tidak clear-cut, lebih kaya nuansa, daripada semata-mata hanya di warnai
konspirasi politik.
4. M. Iqbal
Berkaitan
dengan kritik yang ditujukan kepada epistimologi ilmu kalam, M. Iqbal melihat
adanya anomali (penyimpangan) lain yang melekat dalam literature ilmu kalam
klasik.
B. Aspek
Ontologi Ilmu Kalam
Dalam
kata khalifah terkandung makna pergantian generasi sebelumnya, kepemimpinan dan
pergantian arah untuk menegakkan hukum-hukum-Nya di bumi.
o
Tugas manusia
sebagai khalifah untuk menggantikan generasi sebelumnya yaitu manusia yang di
tuntut untuk mengubah dan mengoreksi tradisi dan kebiasaan generasi sebelumnya
dan mengganti dengan ajaran Allah. Dalam kepemimpinan, terkandung pula tugas
mengurus dan mengelola potensi bumi dan seisinya untuk dijadikan sarana taqwa
kepada Allah SWT. Konsep kemimpinan yang diambil dari kata khalifah tidak mesti
diartikan bahwa seluruh manusia harus menjadi pemimpin polotik. Pada dasarnya
semua manusia itulah pemimpin.
o
Maka khalifah
sebagai pengganti Allah dan melaksanakn aturan-aturan-Nya diambil secara
implisit dari konsekuensi logis tugas manusia sebagai pemimpin. Artinya, manusia
telah diberi mandat oleh Allah untuk memimpin bumi dan langit serta isinya.
Tentunya dalam melaksanakan mandatnya itu harus sesusai dengan syariat.
C. Aspek Aksiologi Ilmu Kalam
Kritikan
yang dialamatkan pada aspek aksiologi ilmu kalam menyangkut pada kegunaan ilmu
itu sendiri dalam menyingkap hakikat kebenaran.
1. M. Abduh
Beranggapan
bahwa objek penelaahan dan penelitian akal pikiran manusia pada dasarnya adalah
sifat-sifat dasar dari segala macam fenomena yang ditemui dalam kehidupannya.
2. Ahmad Hanafi
Ia
melihat perlunya pergeseran paradigma dari yang bercorak tradisional, yang
bersandar pada paradigma logicometafisika (dialektika kata-kata) ke arah
teologi yang mendasarkan pada paradigma “empiris” (dialektika sospol).