Filsafat Modern adalah pembagian dalam
sejarah Filsafat Barat yang menjadi tanda berakhirnya era skolastisisme. Waktu
munculnya filsafat modern adalah abad ke-17 hingga awal abad ke-20 diEropa
Barat dan Amerika Utara filsafat modern ini pun dimulai sejak munculnya
rasionalisme lewat pemikiran Descartes, seorang filsuf terkemuka di zaman
Modern.
Masa modern menjadi identitas
didalan filsafat modern. Pada masa ini rasionalisme semakin kuat. Tidak gampang
untuk menentukan mulai dari kapan abad pertengahan berhenti,yang menandai masa
modern ini, yaitu berkembang pesat berbagai kehidupan manusia Barat khususnya
dalam bidang kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan ekonomi.
Filsafat modern memiliki beberapa
aliran-aliran, diantaranya:
1.
Idealisme
2.
Materialisme
3.
Dualisme
4.
Empirisme
5.
Rasionalisme
6.
Fenomenalisme
7.
Intusionalisme
Aliran- aliran Filsafat Modern
Idealisme
a. Pengertian Pokok.
Idealisme adalah suatu ajaran/faham
atau aliran yang menganggap bahwa realitas ini terdiri atas roh-roh (sukma)
atau jiwa. ide-ide dan pikiran atau yang sejenis dengan Itu.
b. Perkembangan Idealisme.
Aliran ini merupakan aliran yang
sangat penting dalam perkembangan sejarah pikiran manusia. Mula-mula dalam
filsafat Barat kita temui dalam bentuk ajaran yang murni dari Plato. yang
menyatakan bahwa alam, cita-cita itu adalah yang merupakan kenyataan
sebenarnya. Adapun alam nyata yang menempati ruang ini hanyalah berupa bayangan
saja dari alam idea itu. Aristoteles memberikan sifat kerohanian dengan
ajarannya yang menggambarkan alam ide sebagai sesuatu tenaga
(entelechie) yang berada dalam benda-benda dan menjalankan pengaruhnya dari
benda itu. Sebenarnya dapat dikatakan sepanjang masa tidak pernah faham
idealisme hilang sarna sekali.
Di masa abad pertengahan malahan
satu-satunya pendapat yang disepakati oleh semua ahli pikir adalah dasar
idealisme ini. Pada jaman Aufklarung ulama-ulama filsafat yang mengakui
aliran serba dua seperti Descartes dan Spinoza yang mengenal dua pokok yang
bersifat kerohanian dan kebendaan maupun keduanya mengakui bahwa unsur
kerohanian lebih penting daripada kebendaan.
Selain itu, segenap kaum agama
sekaligus dapat digolongkan kepada penganut Idealisme yang paling setia
sepanjang masa, walaupun mereka tidak memiliki dalil-dalil filsafat yang
mendalam. Puncak jaman Idealiasme pada masa abad ke-18 dan 19 ketika
periode Idealisme. Jerman sedang besar sekali pengaruhnya di Eropah.
c. Tokoh-tokohnya.
·
Plato (477 -347 Sb.M)
·
B. Spinoza (1632 -1677)
·
Liebniz (1685 -1753)
·
Berkeley (1685 -1753)
·
Immanuel Kant (1724 -1881)
·
J. Fichte (1762 -1814)
·
F. Schelling (1755 -1854)
·
G. Hegel (1770 -1831)
Materialisme
a.
Pengertian
Pokok.
Materialisme merupakan faham atau
aliran yang menganggap bahwa dunia ini tidak ada selain materi atau nature
(alam) dan dunia fisik adalah satu.
b.
Perkembangan
Materialisme.
Pada abad pertama masehi faham
Materialisme tidak mendapat tanggapan yang serius, bahkan pada abad
pertengahan, orang menganggap asing terhadap faham Materialisme ini. Baru pada
jaman Aufklarung (pencerahan), Materialisme mendapat tanggapan dan penganut
yang penting di Eropah Barat.
Pada abad ke-19 pertengahan, aliran
Materialisme tumbuh subur di Barat. Faktir yang menyebabkannya adalah bahwa
orang merasa dengan faham Materialisme mempunyai harapan-harapan yang besar
atas hasil-hasil ilmu pengetahuan alam. Selain itu, faham Materialisme ini
praktis tidak memerlukan dali dalil yang muluk-muluk dan abstrak, juga teorinya
jelas berpegang pada kenyataan kenyataan yang jelas dan mudah dimengerti.
Kemajuan aliran ini mendapat
tantangan yang keras dan hebat dari kaum agama dimana-mana. Hal ini disebabkan
bahwa faham Materialisme ini pada abad ke-19 tidak mengakui adanya Tuhan
(atheis) yang sudah diyakini mengatur budi masyarakat. Pada masa ini, kritikpun
muncul di kalangan ulama-ulama barat yang menentang Materialisme. Adapun kritik
yang dilontarkan adalah sebagai berikut :
·
Materialisme menyatakan bahwa alam
wujud ini terjadi dengan sendirinya dari khaos (kacau balau). Padahal kata
Hegel. kacau balau yang mengatur bukan lagi kacau balau namanya.
·
Materialisme menerangkan bahwa
segala peristiwa diatur oleh hukum alam. padahal pada hakekatnya hukum alam ini
adalah perbuatan rohani juga.
·
Materialisme mendasarkan segala
kejadian dunia dan kehidupan pada asal benda itu sendiri. padahal dalil itu
menunjukkan adanya sumber dari luar alam itu sendiri yaitu Tuhan.
·
Materialisme tidak sanggup
menerangkan suatu kejadian rohani yang paling mendasar sekalipun.
c.
Tokoh-tokohnya.
·
Anaximenes ( 585 -528)
·
Anaximandros ( 610 -545 SM)
·
Thales ( 625 -545 SM)
·
Demokritos (kl.460 -545 SM)
·
Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
·
Lamettrie (1709 -1715)
·
Feuerbach (1804 -1877)
·
H. Spencer (1820 -1903)
·
Karl Marx (1818 -1883)
Dualisme
a. Pengertian Pokok.
Dualisme adalah ajaran atau
aliran/faham yang memandang alam ini terdiri atas dua macam hakekat yaitu
hakekat materi dan hakekat rohani. Kedua macam hakekat itu masing-masing bebas berdiri
sendiri, sama azazi dan abadi. Perhubungan antara keduanya itu menciptakan
kehidupan dalam alam Contoh yang paling jelas tentang adanya kerja sama kedua
hakekat ini adalah terdapat dalam diri manusia.
b. Tokoh-tokohnya.
·
Plato (427 -347 Sb.H)
·
Aristoteles (384 -322 Sb.H)
·
Descartes (1596 -1650)
·
Fechner (1802 -1887)
·
Arnold Gealinex
·
Leukippos
·
Anaxagoras
·
Hc. Daugall
·
Schopenhauer (1788 -1860)
Empirisme
a. Pengertian Pokok
Empirisme berasal dari kata Yunani
yaitu “empiris” yang berarti pengalaman inderawi. Oleh karena itu empirisme
dinisbatkan kepada faham yang memilih pengalaman sebagai sumber utama
pengenalanan dan yang dimaksudkan dengannya adalah baik pengalaman lahiriah
yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniah yang menyangkut pribadi
manusia.
Pada dasarnya Empirisme sangat
bertentangan dengan Rasionalisme. Rasionalisme mengatakan bahwa pengenalan yang
sejati berasal dari ratio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk
pengenalan yang kabur. sebaliknya Empirisme berpendapat bahwa pengetahuan
berasal dari pengalaman sehingga pengenalan inderawi merupakan pengenalan yang
paling jelas dan sempurna.
Seorang yang beraliran Empirisme
biasanya berpendirian bahwa pengetahuan didapat melalui penampungan yang secara
pasip menerima hasil-hasil penginderaan tersebut. Ini berarti semua pengetahuan
betapapun rumitnya dapat dilacak kembali dan apa yang tidak dapat bukanlah ilmu
pengetahuan.
Empirisme radikal berpendirian bahwa
semua pengetahuan dapat dilacak sampai kepada pengalaman inderawi dan apa yang
tidak dapat dilacak bukan pengetahuan. Lebih lanjut penganut Empirisme
mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang
alat-alat inderawi, kemudian di dalam otal dipahami dan akibat dari rangsangan
tersebut dibentuklah tanggapan-tanggapan mengenai objek yang telah merangsang
alat-alat inderawi tersebut.
Empirisme memegang peranan yang amat
penting bagi pengetahuan, malah barangkali merupakan satu-satunya sumber dan
dasar ilmu pengetahuan menurut penganut Empirisme. Pengalaman inderawi sering
dianggap sebagai pengadilan yang tertinggi.
b. Tokoh-tokohnya.
·
Francis Bacon (1210 -1292)
·
Thomas Hobbes ( 1588 -1679)
·
John Locke ( 1632 -1704)
·
George Berkeley ( 1665 -1753)
·
David Hume ( 1711 -1776)
·
Roger Bacon ( 1214 -1294)
Rasionalisme
a. Pengertian Pokok.
Rasionalisme adalah merupakan faham
atau aliran atau ajaran yang berdasarkan ratio, ide-ide yang masuk akal.Selain
itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki. Zaman Rasionalisme berlangsung
dari pertengahan abad ke XVII sampai akhir abad ke XVIII. Pada zaman ini hal
yang khas bagi ilmu pengetahuan adalah penggunaan yang eksklusif daya akal budi
(ratio) untuk menemukan kebenaran.
Ternyata, penggunaan akal budi yang
demikian tidak sia-sia, melihat tambahan ilmu pengetahuan yang besar sekali
akibat perkembangan yang pesat dari ilmu-ilmu alam. Maka tidak mengherankan
bahwa pada abad-abad berikut orang-orang yang Terpelajar Makin percaya
pada akal budi mereka sebagai sumber kebenaran tentang hidup dan dunia.
Hal ini menjadi menampak lagi pada
bagian kedua abad ke XVII dan lebih lagi selama abad XVIII antara lain karena
pandangan baru terhadap dunia yang diberikan oleh Isaac Newton (1643 -1727).
Berkat sarjana geniaal Fisika
Inggeris ini yaitu menurutnya Fisika itu terdiri dari bagian-bagian kevil
(atom) yang berhubungan satu sama lain menurut hukum sebab akibat. Semua gejala
alam harus diterangkan menurut jalan mekanis ini. Harus diakui bahwa Newton
sendiri memiliki suatu keinsyafan yang mendalam tentang batas akal budi dalam
mengejar kebenaran melalui ilmu pengetahuan. Berdasarkan kepercayaan yang makin
kuat akan kekuasaan akal budi lama kelamaan orang-orang abad itu berpandangan
dalam kegelapan.
Baru dalam abad mereka menaikkan
obor terang yang menciptakan manusia dan masyarakat modern yang telah
dirindukan, karena kepercayaan itu pada abad XVIII disebut juga zaman
Aufklarung (pencerahan).
b. Tokoh-tokohnya
·
Rene Descartes (1596 -1650)
·
Nicholas Malerbranche (1638 -1775)
·
B. De Spinoza (1632 -1677 M)
·
G.W.Leibniz (1946-1716)
·
Christian Wolff (1679 -1754)
·
Blaise Pascal (1623 -1662 M)
Fenomenalisme
a.
Pengertian
Pokok.
Secara harfiah Fenomenalisme adalah
aliran atau faham yang menganggap bahwa Fenomenalisme (gejala) adalah sumber
pengetahuan dan kebenaran. Seorang Fenomenalisme suka melihat gejala. Dia
berbeda dengan seorang ahli ilmu positif yang mengumpulkan data, mencari
korelasi dan fungsi, serta membuat hukum-hukum dan teori. Fenomenalisme
bergerak di bidang yang pasti.
Hal yang menampakkan dirinya
dilukiskan tanpa meninggalkan bidang evidensi yang langsung. Fenomenalisme
adalah suatu metode pemikiran, “a way of looking at things”. Gejala adalah
aktivitas, misalnya gejala gedung putih adalah gejala akomodasi, konvergensi,
dan fiksasi dari mata orang yang melihat gedung itu, di tambah aktivitas lain
yang perlu supaya gejala itu muncul. Fenomenalisme adalah tambahan pada
pendapat Brentano bahwa subjek dan objek menjadi satu secara dialektis. Tidak
mungkin ada hal yang melihat.
Inti dari Fenomenalisme adalah tesis
dari “intensionalisme” yaitu hal yang disebut konstitusi. Menurut
Intensionalisme (Brentano) manusia menampakkan dirinya sebagai hal yang
transenden, sintesa dari objek dan subjek. Manusia sebagai entre au monde
(mengada pada alam) menjadi satu dengan alam itu.
Manusia mengkonstitusi alamnya.
Untuk melihat sesuatu hal, saya harus mengkonversikan mata, mengakomodasikan
lensa, dan mengfiksasikan hal yang mau dilihat. Anak yang baru lahir belum bisa
melakukan sesuatu hal, sehingga benda dibawa ke mulutnya.
b.
Tokoh-tokohnya.
·
Edmund Husserl (1859 -1938)
·
Max Scheler (1874 -1928)
·
Hartman (1882 -1950)
·
Martin Heidegger (1889 -1976)
·
Maurice Merleau-Ponty (1908 -1961)
·
Jean Paul Sartre (1905 -1980)
·
Soren Kierkegaard (1813 -1855)
Intusionalisme
a. Pengertian Pokok.
Intusionalisme adalah suatu aliran
atau faham yang menganggap bahwa intuisi (naluri/perasaan) adalah sumber
pengetahuan dan kebenaran. Intuisi termasuk salah satu kegiatan berfikir yang
tidak didasarkan pada penalaran.
Jadi Intuisi adalah non-analitik dan
tidak didasarkan atau suatu pola berfikir tertentu dan sering bercampur aduk
dengan perasaan.
b. Tokoh-tokohnya.
·
Plotinos (205 -270)
·
Henri Bergson (1859 -1994)