Di masa penjajahan India-Belanda ini
muncul nama Indonesia. Pertama kali digunakan oleh dua orang Inggris, yaitu
George Samuel Windsor Earl, seorang pengacara kelahiran London, yang bersama
James Richardson Logan, seorang pengacara kelahiran Scotlandia, menulis artikel
sebanyak 96 halaman di Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia No.
4, tahun 1850 dengan judul "The Ethnology of the Indian Archipelago:
Embracing Enquiries into the Continental Relations of the Indo-Pacific
Islanders." Mereka menamakan penduduk India-Belanda bagian barat yang
berasal Proto-Malaya (Melayu tua) dan Deutero-Malaya (Melayu muda), sebagai
Indunesians (Indu, bahasa Latin, artinya: India; Nesia, asal katanya adalah
nesos, bahasa Yunani, artinya: kepulauan).
Eduard Douwes Dekker, dalam bukunya
“Max Havelaar” menyebut India-Belanda dengan nama Insulinde, variasi bahasa
Belanda untuk Kepulauan India. Ketika Indische Partij (Partai India) yang
didirikan oleh keponakannya dilarang oleh Pemerintah India Belanda tahun 1913,
para anggotanya mendirikan Partai Insulinde.
Baik Indunesian, Indonesien atau Insulinde
semua artinya adalah Kepulauan India, untuk menunjukkan identitas pribumi yang
hidup di bagian barat wilayah India- Belanda, sedangkan yang hidup di wilayah
timur –Flores, Timor, Maluku dan Papua-sebenarnya adalah orang-orang Melanesia
(Kepulauan orang-orang hitam).
Yang termasuk pertama menggunakan kata Indonesia pada awal tahun 20-an adalah
Perhimpunan Indonesia di Belanda, Sam Ratu Langie dan Partai Komunis Indonesia. Jadi kata Indonesia yang sampai sekarang digunakan oleh Republik Indonesia artinya
tak lain adalah: Kepulauan India.
Istilah Indonesia untuk
pertama kalinya ditemukan oleh seorang ahli etnologi Inggris bernama James
Richardson Logan pada tahun 1850 dalam ilmu bumi. Istilah Indonesia digunakan
juga oleh G.W. Earl dalam bidang etnologi. G.W. Earl
menyebut Indonesians dan Melayunesians bagi penduduk Kepulauan Melayu.
Pada tahun 1862 istilah
Indonesia digunakan oleh orang Inggris bemama Maxwell dalam karangannya
berjudul The Island of Indonesia (Kepulauan Indonesia) dalam hubungannya dengan
ilmu bumi. Istilah Indonesia semakin populer ketika seorang ahli etnologi
Jerman bernama Adolf Bastian menggunakan istilah Indonesia pada tahun 1884
dalam hubungannya dengan etnologi.
Kata Indonesia berasal
dari kata Latin indus yang berarti Hindia dan kata Yunani nesos yang berarti
pulau, nesioi (jamak) berarti pulau-pulau. Dengan demilcian, kata Indonesia
berarti pulau-pulau Hindia. Indonesia dikenal pula dengan sebutan Nusantara.
Kata Nusantara berasal dari bahasa Jawa Kuno, yaitu nusa yang berarti pulau dan
antara yang berarti hubungan. Jadi, Nusantara berarti rangkaian pulau-pulau.
Bangsa Indonesia
pertama kali menggunakan nama Indonesia secara politik. Istilah Indonesia untuk
pertama kalinya digunakan oleh Perhimpunan Indonesia, yaitu organisasi yang
didirikan oleh pelajar-pelajar Indonesia di Negeri Belanda pada tahun 1908.
Organisasi tersebut pertama kali bemama Indische Vereeniging. Kemudian nama itu
diganti menjadi Indonesische Vereeniging pada tahun 1922. Selanjutnya pada
tahun 1922 juga namanya diganti Perhimpunan Indonesia.
Pada tahun 1928 Kongres
Pemuda II di Jakarta menggunakan istilah Indonesia dalam hubungan dengan
persatuan bangsa. Kongres Pemuda tersebut pada tanggal 28 Oktober 1928
menghasilkan Sumpah Pemuda yang di dalamnya tercantum nama Indonesia. Istilah
Indonesia secara resmi digunakan sebagai nama negara kita pada tanggal 17
Agustus 1945 dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pribumi yang mula-mula
menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar
Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah
biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan
Belanda untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti
Indisch ("Hindia") oleh Prof Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan
dengan itu, inlander ("pribumi") diganti dengan Indonesiƫr
("orang Indonesia").
Pada dasawarsa 1920-an, nama
Indonesia yang merupakan istilah ilmiah dalam etnologi dan geografi itu diambil
alih oleh tokoh-tokoh pergerakan kemerdekaan tanah air kita, sehingga nama
Indonesia akhirnya memiliki makna politis, yaitu identitas suatu bangsa yang
memperjuangkan kemerdekaan! Akibatnya pemerintah Belanda mulai curiga dan
waspada terhadap pemakaian kata ciptaan Logan itu.
Sumber Bacaan