Menurut
penelitian Max Weber (1864 – 1920) yang dipublikasikan dalam bukunya yang
berjudul “Die protestantische Ethik und der 'Geist' des Kapitalismus” (Etika
Protestan dan Roh Kapitalisme) menyatakan bahwa Protestanisme yang diusung oleh
Martin Luther dan Johanes Calvin sesungguhnya telah berhasil mengubah wajah
Eropa dengan etika Kristen.
Kehidupan
gereja menurut penelitian Max Weber sebelum peristiwa Reformasi abad XVI
sebenarnya telah mengembangkan sikap “asketisme yang terarah ke luar-dunia”
(other-worldly asceticism), yaitu kehidupan yang mengarah “ke sorga”. Sehingga
orang-orang yang bekerja secara sekuler dianggap belum memiliki tingkat
“rohani” yang mulia.
Biografi Max
Weber
Maximilian Weber (lahir di Erfurt, Jerman, 21 April
1864 – meninggal
di München,
Jerman,
14 Juni
1920 pada umur 56 tahun)
adalah seorang ahli ekonomi politik dan sosiolog dari Jerman yang
dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu sosiologi dan administrasi negara
modern. Karya utamanya berhubungan dengan rasionalisasi dalam sosiologi agama
dan pemerintahan, meski ia sering pula menulis di bidang ekonomi.
Karyanya yang paling populer adalah esai yang berjudul Etika Protestan dan Semangat
Kapitalisme, yang mengawali penelitiannya tentang sosiologi
agama. Weber berpendapat bahwa agama adalah salah satu alasan utama bagi
perkembangan yang berbeda antara budaya Barat dan Timur. Dalam karyanya yang
terkenal lainnya, Politik sebagai Panggilan, Weber mendefinisikan negara
sebagai sebuah lembaga yang memiliki monopoli dalam penggunaan kekuatan fisik
secara sah, sebuah definisi yang menjadi penting dalam studi tentang ilmu
politik Barat modern.
Pemikiran Tentang Sosiologi Agama
Tiga tema
utamanya adalah efek pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara
stratifikasi sosial dan pemikiran agama, dan
pembedaan karakteristik budaya Barat.
Diawali oleh
esai etika protestan dan semangat kapitalisme, Weber menyebutkan agama adalah
salah satu alasan utama perbedaan antara budaya barat dan timur. Ia mengaitkan
efek pemikiran agama dalam kegiatan ekonomi, hubungan antara stratifikasi
sosial dan pemikiran agama serta pembedaan karakteristik budaya barat.
Tujuannya untuk menemukan alasan mengapa budaya barat dan
timur berkembang dengan jalur yang berbeda. Weber kemudian menjelaskan temuanya
terhadap dampak pemikiran agama puritan (protestan) memiliki pengaruh besar
dalam perkembangan sistem ekonomi di Eropa dan Amerika Serikat, namun tentu
saja ini ditopang dengan faktor lain diantaranya adalah rasionalitas terhadap
upaya ilmiah, menggabungkan pengamatan dengan matematika, ilmu tentang
pembelajaran dan yurisprudensi, sistematisasi terhadap administrasi
pemerintahan dan usaha ekonomi. Studi agama menurut Weber semata hanyalah
meneliti satu emansipasi dari pengaruh magi, yaitu pembebasan dari pesona. Hal
ini menjadi sebuah kesimpulan yang dianggapnya sebagai aspek pembeda yang
sangat penting dari budaya yang ada di barat.
Teori Max Weber
Teori Rasionalitas Perubahan Sosial Max Weber
(1864-1920) adalah sebagai berikut:
·
Traditional Rationality: Tujuannya adalah perjuangan nilai yang berasal dari tradisi kehidupan
masyarakat (sehingga ada yang menyebut sebagai tindakan yang non-rational).
·
Value Oriented Rationality: Suatu kondisi dimana masyarakat melihat nilai sebagai potensi hidup,
sekalipun tidak aktual dalam kehidupan keseharian.
·
Affective Rationality: Jenis Rational yang bermuara dalam hubungan emosi yang sangat mendalam,
dimana ada relasi hubungan khusus yang tidak dapat diterangkan di luar
lingkaran tersebut.
·
Purpossive Rationality: Tujuannya adalah “tindakan” dan “alat” dari bentuk rational yang paling
tinggi yang dipilihnya “Etika Protestan” dan “Semangat “Kapitalisme”.
Inti Teori Weber tentang perubahan sosial adalah
terletak pada:
·
Weber dan Marx tampaknya setuju untuk menolak idealisme Hegel, yang
menyatakan bahwa di dunia ada yang mendominasi, yaitu national spirit (folk
spirit). Durkheim juga menyatakan bahwa memang ada semangat tertentu dalam
kelompok yang mengikat sehingga menjadi unit analisis (analisis parameter).
·
Berbeda dengan Weber yang menyatakan bahwa sebelum terjadinya teknologi
terlebih dahulu telah terjadi perubahan gagasan baru dalam pola pemikiran
masyarakat, dalam pemikiran Marx justru sebaliknya.
·
Marx dan Weber sama-sama setuju bahwa basis kapitalisme modern adalah
produksi masyarakat.
Sumber Bacaan
·
http://suarabangsaku.com