Metrotvnews.com,
Darwin: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan bahwa tidak ada kerja sama
militer antara tiga negara antara Indonesia, Australia, dan Amerika Serikat. Hal
itu dikatakan Presiden Yudhoyono dalam konferensi pers di Darwin, Australia,
sebelum bertolak menuju Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/7).
Presiden mengatakan, sikap Indonesia
dalam hal ini telah jelas, tegas dan konsisten. Indonesia, kata Presiden, tidak
akan menjadikan kawasan menjadi ajang konflik. Ketegangan China dan AS di
kawasan saat ini sangat terasa, terutama setelah penempatan marinir AS di
Darwin, Australia.
Untuk itu, Presiden Yudhoyono tidak
ingin latihan militer untuk penanggulangan bencana hanya diikuti oleh tiga
negara, Indonesia, Australia dan Amerika Serikat. Sebab hal itu dapat
menimbulkan salah persepsi dan ketegangan di kawasan. "Ketika saya
mendengar pemikiran yang menjadi sponsor, meskipun ini baru semacam gladi
posko, 'table top exercise', seolah-olah Indonesia, Australia dan AS, saya
mengatakan jelas dan tegas kepada semua, itu bisa menimbulkan salah pengertian
kalau yang bekerja sama hanya tiga negara," katanya.
Presiden juga menyayangkan
pemberitaan terkait kerja sama operasi militer bencana dengan Australia yang
dikesankan sebagai kerja sama pertahanan. Apalagi dengan adanya penempatan
pasukan marinir AS untuk penanggulangan bencana di Darwin dijadikan penambah
kesan tersebut.
Presiden menjelaskan kerja sama
operasi militer untuk penanggulangan bencana merupakan inisiatif Indonesia dan
Australia. Kerja sama ini untuk menghadapi bencana alam, utamanya tanggap
darurat menghadapi bencana alam (disaster relief).
"Idenya adalah kita harus
selalu bekerja sama mengingat besarnya kemungkinan adanya bencana di kawasan
ini," katanya. Presiden mengatakan, sejak pertemuan EAS dan juga pertemuan
tahunan antarpimpinan (annual Indonesia-Australia pertama di Bali, November
2011, Indonesia selalu meminta agar melibatkan semua pihak.
Hal itu juga disampaikan Presiden
Yudhoyono kepada Perdana Menteri Australia Julia Gillard, hari ini. Presiden
berpendapat, dengan melibatkan banyak pihak, seperti Indonesia, Australia,
negara-negara ASEAN, Jepang, India, Korea serta AS dan China akan membangun
kepercayaan di kawasan.
"Itu yang saya usulkan dan saya
harapkan. Jelas tidak ada pertahanan segitiga, trilateral, Indonesia, Australia
dan Amerika, tapi Indonesia setuju kerja sama di kawasan ini melibatkan semua
untuk menghadapi yang disebut dengan disaster relief operation (operasi
penanganan bencana), itu yang perlu saya jelaskan," katanya. Ia
menambahkan, operasi militer untuk penanggulangan bencana merupakan operasi kemanusian bukan politik. (Ant/Wrt3)