Tragedi
runtuhnya gedung WTC yang bertepatan pada tanggal 11 September 2001 menjadi
sebuah peringatan tersendiri bagi Amerika. Indikasinya adalah munculnya
beberapa tantangan dan kecaman atas kepongahan dan arogansi Amerika. Sekalipun
sebagian kalangan menganggap peristiwa tersebut dianggap mesterius, karena
ketidakjelasan pelaku dan dalang bermain di balik peristiwa tersebut bahkan
demikian banyak orang bersyukur atas tragedi yang telah terjadi. Bahkan pula ada
yang berharap semuga Allah meruntuhkan gedung-gedung pencakar langit dan
tempat-tempat strategis lainnya yang menjadi kebanggaan Amerika.
Kesombongan,
kedurjanaan dan arogansi Amerika tidak lepas dari perasaan percaya diri yang
berlebihan akan dengan suksesnya sebuah pembangunan fisik yang telah dicapai.
Seperti halnya musuh besar nabi Musa yang bernama Fir’aun dengan kesuksesan dan
luasnya kekuasaan serta dukungan kondisi kesehatan yang sempurna dan tidak
pernah sakit, sifat kesombongan Fir’aun tidak terelakkan muncul dalam dirinya.
Sehingga timbullah kepercayaan diri yang berlebihan pula dengan adanya
kesuksesan demi kesuksesan yang ia capai. Dan yang lebih parah lagi dengan
pongahnya dan keangkuhannya ia mentahbiskan dirinya sebagai “Tuhan”
yang mampu menghidupkan (membiarkan hidup) seseorang dan mematikan (membunuh)
seseorang. Itulah sebuah persepsi Fir’aun tentang konsep “Ketuhanan”
dalam dirinya.
Semua
orang pun mengetahui betapa arogannya Amerika sebagai negara adikuasa, di dalam
menindas dan menindak bangsa-bangsa lain. Perlakuan ketidak adilan sering
diterapkan terhadap negara-negara dunia, semisal penerapan standar ganda
terhadap Israel dalam kebijaksanaan dalam pengawasan dan pembatasan nuklir dan
senjata pemusnah massal, sangat berbeda dengan pengawasan dan pembatasan
terhadap negara-negara lain. Itulah salah satu bentuk konkret arogansi dan
ketidak adilan yang diterapkan oleh Amerika. Bisa dilihat ribuan nyawa umat
Islam di Afganistan, Iraq, dan nyawa penduduk negara-negara yang bersebrangan dengan
Amerika telah menjadi korbnan kebiadaban yang tidak terlupakan. Sungguh Amerika
terbukti penjahat perang yang mesterius. Amerika adalah teroris, bahkan nenek
moyang teroris.
Dunia
tidak boleh tinggal diam, dunia harus berteriak, dunia harus menentang sepenuhnya
arogansi, kebiadaban dan segala perilaku Amerika yang merugikan seluruh umat
manusia. Barangkali sangat tepat sekali jika Amerika dikatakan sebagai Dajjal
yang selalu melakukan kerusakan di muka bumi. Oleh karena itu, sudah selayaknya
umat Islam dan seluruh penduduk dunia mengadakan gerakan massal untuk menentang
Amerika. Sudah selayaknya pula tanggal 11 September 2001
diperingati sebagai “Hari Anti-Amerika Sedunia”.
Apabila
terjadi massa turun di jalan di mana-mana tepat pada tanggal 11 September 2001
untuk menentang arogansi Amerika, akan terwujudlah “Hari Anti-Amerika
Sedunia”. untuk mengondisikan suasana tersebut, hendaklah kita memulai
dengan mengajak masyarakat dunia untuk mendeklarasikan “Hari Anti-Amerika
Sedunia”.