Misi dan pekerjaan setan itu ada dua,
pertama, menyuruh manusia melakukan dosa dan kejahatan, dan yang ke dua,
menghalang-halangi manusia dari segala macam bentuk perbuatan baik yang
diridlai Allah Ta'ala. Di dalam Sahih Muslim nomor ke 5109 bersumber dari 'Iyad
bin Himar al-Mujasyi'i, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: Allah
berfirman; "Sesungguhnya Aku menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan
hanif (cenderung kepada kebenaran), lalu setan-setan mendatangi mereka, dan
menyelewengkannya dari agama mereka dan (setan-setan itu) mengharamkan terhadap
mereka apa yang Aku halalkan bagi mereka dan menyuruh mereka mempersekutukan
Aku…"
Berdasarkan hadits ini, dapat dikatakan, bahwa yang
menyelewengkan manusia dari dien (Islam) adalah setan, termasuk menggelincirkan
manusia kepada perbuatan syirik. Namun manusia yang dapat dikuasai setan, hanya
mereka yang tak memperdulikan tuntunan Allah dan menjadikan setan itu sebagai
pembimbing jalan hidupnya.
Adapun perangkap atau
jerat-jerat yang dipasang setan tidak terhitung jenis dan jumlahnya, akan tetapi di sini akan dijelaskan secara
terperinci diantaranya:
1. Mengadu Domba
Sesama Muslim dan Buruk Sangka
Di dalam
hadits yang diriwayatkan al-Bukhari, Rasulullah bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya iblis telah berputus asa untuk disembah oleh orang-orang yang
sholeh, tetapi ia berusaha mengadu domba di antara mereka.".
Caranya ialah
menciptakan dan menyebarkan permusuhan, kebencian dan fitnah di antara mereka.
Sikap buruk sangka (terhadap Allah maupun manusia) biasanya datang dari setan.
Dalilnya antara lain ialah hadits Shafiyyah binti Huyay (istri Rasulullah) ia
berkata yang artinya, "Ketika Rasulullah sedang beri'tikaf di masjid, saya
mendatanginya pada suatu malam dan bercerita. Kemudian saya pulang diantar
beliau. Ada dua orang Anshar berjalan dan ketika keduanya melihat Rasulullah,
mereka mempercepat langkah. Rasulullah berkata, "Pelan-pelanlah. Dia
adalah Shafiyah binti Huyay". Mereka berkata, "Subhanallah (Maha Suci
Allah), Rasulullah!" Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya setan
berjalan di tubuh manusia pada peredaran darah, aku khawatir setan itu melontarkan
kejahatan di hati kamu berdua , sehingga timbul prasangka yang buruk."
(HR. Al-Bukhari 240, Muslim 2174-2175).
2. Menganggap Baik
dan Indah Kebid'ahan.
Ibadah yang
sudah baik dari Nabi, oleh setan dimodifikasi, antara lain dilakukan
penambahan-penambahan di sana sini atau pun pengurangan-pengurangan. Apa yang
tidak disunnahkan Nabi, dilakukan, sebaliknya yang disunnahkan Nabi justru
ditinggalkan.
Sebagian
manusia dibisiki agar merekayasa hadits palsu yang disandar kan kepada
Rasulullah sambil berdalih, “Kami memang berdusta mengarang hadits, namun bukan
dengan niat menentang Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam , melainkan membela
beliau. Tak terhitung jumlah hadits yang direkayasa untuk menakut-nakuti
manusia dari neraka, agar melakukan amal kebaikan atau pun menggambarkan surga
dengan cara aneh pula.
3. Membisikkan Bahwa
Islam Hanyalah Muamalah.
Terkadang
setan membisikkan ke dalam hati manusia, "Dien (Islam) adalah muamalah
(pergaulan/akhlak yang baik). Yang penting dalam beragama adalah cukup berbuat
baik saja terhadap sesama manusia, jangan mendustai atau menipu mereka walaupun
kamu tidak shalat. Bukankah Rasulullah mengatakan, bahwa agama adalah
muamalah?" Sebagai hasilnya, banya orang yang berprinsip, tak shalat tak
mengapa, asal tidak jahat terhadap sesama manusia. Kepada yang lain,
dibisikinya pula, "Yang penting adalah hati dan niat baik, sepanjang
engkau lalui waktu malammu tanpa menyimpan dengki dan kebencian terhadap manusia,
cukuplah sudah”. Akibatnya yang bersangkutan meninggalkan banyak amal shaleh,
karena mencu-kupkan diri dengan niat baik saja!
Kepada
kalangan yang berkecim-pung di politik, setan jin membisikkan, "Yang
penting adalah kita harus mengenal keadaan riil kaum muslimin dan keadaan
musuh-musuh mereka. Dengan demikian hal paling penting adalah masalah-masalah
politik. Ibadah biarlah dilakukan kalangan ahli ibadah saja.
4. Membisikkan Bahwa Islam
Hanya Mengatur Hubungan dengan Allah Saja.
Kepada
mereka, setan membisik-kan, "Engkau zuhud dengan mening-galkan semua
urusan dunia, termasuk urusan politik." Urusan pemerintahan, biarlah orang
kafir saja yang mengatur, karena itu adalah masalah keduniaan yang tidak ada
sangkut pautnya dengan agama, sedang agama hanya mengatur hubungan dengan Allah
saja.
5. Membisikkan Bahwa
yang Penting Bersatu.
Datang pula
kelompok lain dengan pendapat, "Yang paling penting adalah menyatukan
barisan kaum muslimin. Kelompok ini menjadikan persatuan sebagai hal paling
penting, walaupun dibandingkan masalah aqidah! Dasar mereka ialah musuh-musuh
Allah sedang gencar ingin menghabisi Islam. Memang benar umat Islam harus
bersatu, tetapi harus di atas dasar dien, bukan bersatu dalam kekacauan dan
perbedaan aqidah.
6. Menunda Kebaikan
atau Melaku-kannya Secara Asal-asalan.
Salah satu
bisikan jahat setan ialah agar umat Islam dalam melakukan kebaikan bersikap
menunda-nunda atau sebaliknya melakukannya, namun dengan tergesa-gesa tanpa
perhitungan. Sehingga akibatnya banyak kebaikan yang tidak terlaksana atau
dilakukan namun secara serampangan dan asal-asalan, baik itu amal yang bersifat
individual maupun kolektif
7. Membisiki Manusia
Sebagai Orang yang Terbaik
Di sisi
lain, setan membisikkan di dalam hati manusia, "Engkau lebih baik dari orang
lain, engkau melakukan shalat, sementara orang lain banyak yang tidak
shalat." Setan membisiki setiap orang yang beribadah agar memperhatikan
kelakuan orang-orang yang berada di bawahnya dalam beramal shaleh, untuk
mencegahnya dari beramal lebih baik. Padahal yang dituntut dari kita adalah
sebaliknya yaitu merasa kurang di dalam kebaikan, misalnya kita perhatikan
orang yang berpuasa sunah Senin dan Kamis ketika kita tidak melakukannya.
Tetapi setan sangat jahat dan lihai, dengan berbagai cara, ia memperdayakan
kita agar kita merasa sudah cukup, sudah hebat dan sempurna, sehingga kita
merasa tak perlu belajar dari orang lain.
8. Menjadikan Satu
Kebaikan Sebagai Penghalang Kebaikan yang Lain
Untuk
menjauhkan kita dari tugas dakwah, setan terkadang membisiki hati kita,
"Kamu harus tawadhu, siapa yang tawadhu karena Allah, niscaya akan
ditinggikan-Nya. Bukan level kamu melibatkan diri dalam tugas da'wah! Urusan
da'wah hanya untuk orang berilmu tinggi saja! Kalau kamu melibat-kan diri juga
dalam tugas da'wah, kamu berarti sombong, tak tahu diri."
Setan terus
menekan kita sampai mencapai derajat di mana kita merasa tak berguna dan tak
mampu memikul tugas da'wah'. Padahal kita akan dimintai pertanggungjawaban
terhadap kemampuan yang seharusnya kita pergunakan untuk tugas da'wah itu.
Oleh sebab itu, berhati-hatilah kita
semua dalam menghadapi bisaikan ini, karena akan mengakibatkan hancurnya
keimanan yang ada didalam diri manusia.