PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kehidupan manusia tidaklah tetap dan
selalu mengalami perubahan, seiring dengan terjadinya perubahan tidak lepas
pula dari berbagai macam masalah. Masalah
adalah kata yang digunakan untuk menggambarkan suatu keadaan yang bersumber
dari hubungan antara dua faktor atau lebih yang menghasilkan situasi yang
membingungkan, dan untuk itulah masalah harus segera diatasi agar tidak
menimbulkan keadaan yang lebih buruk.
Masalah juga dapat dikatakan sebagai
segala sesuatu yang mempengaruhi kehidupan seseorang atau kelompok orang
sehingga mengakibatkan terjadinya keresahan dalam dirinya baik secara lahir
maupun batin dan menjadikan dirinya tidak tenang akibat masalah yang menimpa
dirinya.
Masalah yang dialami manusia tidak
hanya dialami oleh orang dewasa, orang remaja, pemuda dan bahkan dialami pula
oleh para peserta didik, dan semua yang ada kaitannya dengan manusia pasti
mengalami masalah. Sehingga dengan demikian perlu adanya bimbingan dan
konseling.
Bimbingan dan konseling adalah
pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok,
agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karier,
melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasakan norma-norma
yang berlaku.
Melalui proses bimbingan dan konseling
ini secara tidak langsung akan diketahui faktor penyebab dan sumber-sumber adanya masalah tersebut. Karena dengan
diketahuinya faktor penyebab dan sumber adanya masalah akan dapat memudahkan
dalam proses pencegahan atau penanganan masalah tersebut begitupula sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
Dalam
proses pembuatan makalah ini tentunya tidak akan terlepas dari beberapa
permasalahan yang akan dibicarakan, sehingga dengan demikian dapat diketahui
bersama mengenai pembahasan pokok yang akan dibahas pada makalah ini yaitu:
1. Bagaimanakah
jenis-jenis masalah?
2. Bagaimanakah
faktor-faktor penyebab adanya masalah?
3. Bagaimanakah
sumber-sumber penyebab adanya masalah?
C. Tujuan
Sebagai
salah satu kesempurnaan makalah yaitu pentingnya sebuah tujuan terbitnya sebuah
makalah. Karena sebuah makalah tanpa adanya tujuan akan menjadikan makalah
tersebut tidak bernilai, karena tujuan merupakan salah satu karakteristik pokok
dari terbitnya suatu makalah.
Oleh
sebab itu dalam pembuatan makalah ini terhimpun beberapa tujuan yang sesuai
dengan pokok pembahasan diantaranya:
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis masalah.
2. Untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab adanya masalah.
3. Untuk
mengetahui sumber-sumber penyebab adanya masalah.
PEMBAHASAN
1. Jenis-jenis Masalah
Perubahan-perubahan
bersejarah yang terjadi pada beberapa dasawarsa terakhir ini, yang telah
mengubah kondisi kehidupan sosial, ekonomi, politik, psikologis setiap orang,
membawa pengaruh besar terhadap perikehidupan dan perkembangan anak-anak remaja
dan pemuda.
Dikaitkan dengan era globalisasi dan
informasi yang digambarkan di atas, perubahan-perubahan yang dibawa oleh
semangat globalisasi dan arus informasi akan lebih deras lagi menggoncang
masyarakat dan sekolah, kampus dan tatanan kehidupan dalam segenap seginya.
Dengan demikian akan mengakibatkan banyaknya individu, remaja dan perserta
didik yang dihimpit oleh berbagai tantangan dan masalah-masalah yang kurang
jelas dan terhempas oleh harapan-harapan yang tidak terpenuhi.
Adapun jenis-jenis rincian masalah
yang menimpa remaja, pemuda dan peserta didik adalah sebagai berikut:
1. Masalah kesulitan dalam belajar
Masalah belajar
merupakan salah satu jenis masalah yang di anggap serius karena belajar
merupakan inti dari pendidikan. Dalam hal ini masalah belajar sangat
mempengaruhi kemajuan belajar peserta didik, karena itu di sekolah perlu adanya
layanan bimbingan yang membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa.
Faktor penyebab
kesulitan dalam belajar antara lain:
·
Jauh
dari keluarga.
·
Tidak
tahu cara belajar yang tapat.
·
Kurang
pendorong semangat belajar.
2.
Masalah keluarga
Masalah
dalam keluarga yang menganggu anak yaitu:
·
Keluarga
yang kurang rukun.
·
Keluarga
otoniter.
·
Keluarga
ekonomi lemah.
Dalam
memberikan layanan bimbingan kepada klien tidak terlepas dari lingkungan
keluarga klien itu sendiri. Oleh sebab itu pembimbing perlu mengadakan
kunjungan ke rumah klien. Dengan kunjungan rumah akan diperoleh berbagai data
keterangan tentang berbagai hal yang besar kemungkinan ada sangkut-pautnya
dengan permasalahan siswa. Data/ keterangan ini meliputi:
a.
Kondisi
rumah tangga dan orang tua.
b.
Fasilitas
belajar yang ada di rumah.
c.
Hubungan
antara anggota keluarga.
d.
Sikap
dan kebiasaan siswa di rumah.
e.
Berbagai
pendapat orang tua dan anggota keluarga lainnya terhadap siswa.
f.
Komitmen
orang tua dan anggota keluarga lainnya dalam perkembangan anak dan pengentasan
masalah anak.
3.
Masalah Pengisian waktu luang
Seorang
pembimbing juga di anggap perlu mengetahui pemanfaatan dan pengisian waktu
luang kliennya di luar lingkungan sekolah, kegiatan apa saja yang dilakukan
dalam mengisi waktu luang di lingkungan rumah, apakah klien tersebut dapat
membagi antara waktu bermain dengan waktu belajar semua itu harus di kontrol
oleh seorang pembimbing, sehingga dapat memberikan layanan sesuai dengan latar
belakang permasalahan siswa yang bersangkutan.
4.
Masalah Pergaulan dengan teman sebaya
Pergaulan
yang ada pada lingkungan bermain dapat mempengaruhi perkembangan moral seorang
anak yang sangat besar pengaruhnya terhadap pola sikap dan kepribadian seorang
anak.
Sofyan S. Willis (2004) mengemukakan
tentang tingkatan masalah beserta mekanisme dan petugas yang menanganinya,
sebagai berikut:
1. Masalah (kasus) ringan,
seperti: membolos, malas, kesulitan belajar pada bidang tertentu, berkelahi
dengan teman sekolah, bertengkar, minum-minuman keras tahap awal, berpacaran,
mencuri kelas ringan. Kasus ringan dibimbing oleh wali kelas dan guru dengan
berkonsultasi kepada kepala sekolah (konselor/ guru pembimbing) dan mengadakan kunjungan
rumah.
2. Masalah (kasus) sedang,
seperti: gangguan emosional, berpacaran dengan perbuatan yang menyimpang,
berkelahi antar sekolah, kesulitan dalam belajar, karena gangguan di keluara,
minum-minuman keras tahap pertengahan, mencuri kelas sedang, melakukan gangguan
sosial dan asusila. Kasus sedang dibimbing oleh guru bimbingan dan konseling
(konselor), dengan berkonsultasi dengan kepala sekolah, ahli/ profesional,
polisi, guru dan sebagainya. Dapat pula mengadakan konferensi kasus.
3. Masalah (kasus) berat,
seperti: gangguan emosional berat, kecanduan alkohol dan narkotika, pelaku
kriminalitas, siswa hamil, percobaan bunuh diri, perkelahian dengan senjata
tajam atau senjata api. Kasus berat dilakukan referal (alih tangan
kasus) kepada psikolog, psikiater, dokter, polisi, ahli hukum yang sebelumnya
terlebih dahulu dilakukan kegiatan konferensi kasus.
2. Faktor-faktor Penyebab Adanya Masalah
Orang-orang
yang mengalami permasalahan tertentu tidak boleh dianggap sebagai tidak sehat
atau tidak normal; sebaliknya, mereka adalah orang-orang yang secara jasmaniah
dan rohaniah sehat atau normal.
Memang disadari seiring adanya hubungan antara permasalahan tertentu dengan
ketidakseimbangan jasmaniah-rohaniah.
Kita
ambil contoh kecil saja seseorang yang terpaksa putus cinta karena orang tuanya
tidak menyetujui pilihannya maka secara tidak langsung dia akan mengalami
frustasi. Frustasi tersebut diperoleh karena akibat bermacam-macam reaksi orang
tua dan lingkungan yang keras sehingga secara tidak langsung pula dia mengalami
gangguan emosional yang dahsyat.
Sehingga
dengan demikian betapa pentingnya dalam suatu permasalahan untuk mengetahui
faktor-faktor penyebab adanya suatu permasalahan tersebut, karena sebuah
permasalahan tidak akan terjadi tanpa adanya faktor-faktor yang mendorong
timbulnya suatu permasalahan.
Pada garis besarnya sebab-sebab timbulnya masalah belajar pada
peserta didik dapat dikelompokkan ke dalam dua kategori yaitu :
1.
Faktor Internal
(faktor-faktor yang berada pada diri peserta didik itu sendiri/individu),
antara lain:
§ Gangguan secara fisik, seperti: kurang berfungsinya organ-organ perasaan, alat bicara, dan
lain sebagainya.
§ Ketidakseimbangan mental, seperti: selalu menampakkan kurangnya kemampuan mental dan taraf
kecerdasannya cenderung kurang.
§ Kelemahan emosional, seperti: merasa tidak aman, kurang bisa menyesuaikan diri, tercekam
rasa takut, dan lain-lain.
§ Kelemahan yang disebabkan oleh
kebiasaan dan sikap salah, seperti: malas
dalam belajar, dan sering bolos atau tidak mengikuti pelajaran.
2.
Faktor Eksternal
(faktor-faktor yang timbul dari luar diri peserta didik/ individu), antara
lain:
§ Sekolah, antara lain :
ü Sifat kurikulum yang kurang fleksibel.
ü Terlalu berat beban belajar.
ü Metode mengajar yang kurang memadai.
ü Kurangnya alat dan sumber untuk kegiatan belajar.
§ Keluarga (rumah), antara lain :
ü Keluarga tidak utuh atau kurang harmonis.
ü Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya.
ü Keadaan ekonomi yang rendah.
3. Sumber-sumber Penyebab Adanya Masalah
Dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia dapat dibaca bahwa kasus atau masalah
berarti soal atau perkara atau keadaan yang sebenarnya suatu urusann atau
perkara.
Dalam bimbingan konseling kata kasus atau masalah tidak menjurus kepada
pengertian-pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan
dengan urusan kriminal atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau
urusan yang bersangkut-paut dengan
pihak-pihak yang berwajib. Kata kasus atau masalah dipakai dalam bimbingan dan
konseling sekedar untuk menunjukkan bahwa “ada suatu permasalahan tertentu pada
diri seseorang yang perlu mendapatkan perhatian pemecahan demi kebaikan untuk
diri yang bersangkutan”.
Banyak
penulis sejak tahun 1970-an telah mengungkapkan bahwa sumber permasalahan yang
dihadapi oleh anak-anak, remaja dan pemuda itu terutama sekali berada di luar
diri mereka sendiri. Sikap orang tua dan anggota keluarga, keadaan keluarga
secara keseluruhan, pengaruh film, televesi, video, iklim kekerasan dan
kekurangan disiplin yang berlangsung di masyarakat, kelompok-kelompok sebaya
yang bertindak menyimpang dan berbagai faktor negatif lainnya dalam kehidupan
sosial di luar sekolah semuanya menunjang timbulnya masalah-masalah pada
anak-anak, remaja dan pemuda tersebut.
Berikut
ini merupakan beberapa sumber masalah yang terjadi pada peserta didik adalah
sebagai berikut:
1)
Keluarga
Penyebab awal masalah siswa tentu
bisa dirunut dari asal siswa yaitu keluarga. Suasana keluarga yang tidak
kondusif tentu akan mengakibatkan situasi belajar tidak akan nyaman bagi anak.
Beberapa kondisi yang tidak kondusif itu disebabkan:
ü Lemahnya
pengawasan orang tua.
ü Sumber belajar
beralih kepada pembantu, TV serta media elekronik lainnya.
ü Kurangnya
keteladanan dan pemahaman terhadap Islam dari rumah.
2)
Masyarakat
Masyarakat dibedakan menjadi 2 yaitu
sekolah dan tempat tinggal.
ü Tempat tinggal
§ Masyarakat
yang cuek dengan orang lain.
§ Lingkungan
masyarakat yang buruk. (PS, internet yang membuat mereka tidak betah dirumah).
ü Sekolah,
§ Teman yang perangainya buruk.
§ Kontrol guru yang lemah.
3)
Negara
Negara dalam
hal ini juga turut memberikan kontribusi kenakalan siswa. Hal ini disebabkan
karena negara terpengaruh pendidikan model kapitalis.
PENUTUP
1. Rangkuman
Dari
beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan berdasarkan pokok-pokok
pembahasan sebagai berikut:
1) Jenis-jenis
penyebab adanya masalah, meliputi:
§ Masalah
Kesulitan dalam belajar.
§ Masalah
keluarga.
§ Pengisian
waktu luang.
§ Pergaulan
dengan teman sebaya.
2) Faktor-faktor
penyebab adanya masalah, meliputi:
§ Faktor
internal, meliputi:
ü Gangguan secara fisik.
ü Ketidakseimbangan mental.
ü Kelemahan emosional.
ü Kelemahan yang disebabkan oleh
kebiasaan dan sikap salah.
§ Faktor
eksternal, meliputi:
ü Sekolah.
ü Keluarga.
3) Sumber-sumber
penyebab adanya masalah, meliputi:
§ Keluarga.
§ Masyarakat
§ Negara
2. Saran
Terkait
dengan ketidaksempurnaan makalah ini, maka saya mengharapkan kritik dan masukan
dari teman-teman sekalian dan tidak lupa pula kepada dosen pembimbing agar
memberikan kritikan yang dapat memberikan motivasi kedepan.
DAFTAR
PUSTAKA
Hikmawati, Fenti, Bimbingan Konseling –Edisi Revisi,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011).
Prayitno, H., dan
Erman, Dasar-dasar Bimbingan
dan Konseling –Edisi Revisi, (Jakarta: PT RENEKA CIPTA, 2009).
Winkel W.S., dan Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di
Institut Pendidika –Edisi Revisi, (Yogyakarta: MEDIA ABADI, 2006)
Sukardi, Dewa Ketut, Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling Di Sekolah –Edisi Revisi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008).
GOOD LUCK