PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Manusia sebagai mahluk rasional sebenarnya sudsh dibekali dengan rasa ingin
tahu. Keingintahuan manusia ini sudah dapat disaksikan sejak seseorang masih
kanak - kanak dan akan terus berkembang secara dinamis mengikuti fase - fase
perkembangan kejiwaan orang tersebut. Keingintahuan manusia akan terpuaskan
bila ia sudah memperoleh pengetahuan mengenai apa yang dipertanyakan.
Perlu disadari bahwa kegiatan penelitian sangat diperlukann untuk
membuktikan kebenaran suatu ilmu pengetahuan maupun teori – teori yang ada.
Melalui penelitian tersebut dapat diketahui kebenaran tersebut dan apabila
tidak sesuai makaakan memperoleh teori dan pengetahuan baru.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manusia tidak akan pernah mencapai
kepuasan mutlak untuk menerima realita untuk dihadapinya sebagai titik
terminasi yang mantap. Untuk mendukung dan menyalurkan keingintahuan
tersebut,maka dilakukanlah penelitian dengan metode-metode yang sesuai dengan
penelitian yang dilakukan.
Dalam hal ini akan himpun beberapa penjelasan mengenai salah satu dari
metode-metode yang ada yaitu metode observasi yang merupakan salah satu metode
atau teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang
sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang
akan diamati atau diteliti.
B. Rumusan Masalah
Melalui latar belakang di atas dapat diambil sebuah rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah pengertian metode observasi?
2. Bagaimanakah ciri-ciri metode observasi?
3. Bagaimanakah bentuk metode observasi?
4. Bagaimanakah kelebihan dan kekurangan metode observasi?
5. Bagaimanakah menyusun panduan observasi?
6. Bagaimanakah alat-alat bantu observasi?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diasumsikan beberapa tujuan
penulisan makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian metode observasi.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri metode observasi.
3. Untuk mengetahui bentuk metode observasi.
4. Untuk megetahui kelebihan dan kekurangan metode observasi.
5. Untuk mengetahui menyusun panduan observasi.
6. Untuk mengetahui alat-alat bantu observasi.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian Metode Observasi
Metode observasi terdiri dari dua kata yaitu: metode dan
observasi. Metode berarti suatu cara kerja yang sistematik dan umum,
terutama dalam mencapai kebenaran ilmiah. Sedangkan observasi berarti
pengamatan atau aktivitas yang dilakukan makhluk cerdas, terhadap suatu proses
atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari
sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui
sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dan untuk
melanjutkan suatu penelitian.
Dari pengertian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa
metode observasi adalah kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan,
sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam
rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati.
Pengertian tersebut menunjukkan karakteristik observasi sebagai berikut:
1.
Observasi merupakan kegiatan pengamatan terhadap suatu objek perilaku
subjek yang diamati.
2.
Kegiatan tersebut
pada pokoknya menggunakan dan memanfaatkan kemampuan indera pengamatan,
terutama mata dan telinga.
3.
Kegiatan pengamatan harus direncanakan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai/ diperoleh.
4.
Kegiatan pengamatan dilakukan secara sistematis yaitu dengan prosedur
(urut-urutan, langkah-langkah) tertentu.
5.
Hasilnya segera dicatat begitu pengamatan selesai, sehingga tidak lupa dan
menyebabkan data pengamatan bisa.
6.
Catatan pengamatan digunakan untuk memaknai perilaku subjek yang diamati,
sehingga pengamat memperoleh pemahaman tertentu atas subjek itu.
2.
Ciri-ciri Metode Observasi
Adapun ciri-ciri dari metode observasi adalah sebagai berikut:
a.
Mempunyai arah yang khusus.
b.
Sistematik.
c.
Bersifat kuantitatif.
d.
Diikuti pencatatan segera (pada waktu
observasi barlangsung).
e.
Menuntut keahlian.
f.
Hasilnya dapat dicek dan dibuktikan.
3.
Bentuk Metode Observasi
Menurut cara dan tujuannya, Surya dan
Natawidjaja (1997:226) membedakan observasi menjadi observasi partisipatif,
observasi sistematis, dan observasi experimental.
a.
Observasi
Partisipatif
Obervasi ini sering di gunakan dalam penelitian
eksploratif. Yang dimaksud observasi partisipatif ialah apabila observasi
(orang yang melakukan observasi) turut ambil bagian atau berada dalam keadaan
obyek yang diobservasi (disebut observees). Apabila observasi partisipan tetapi
jika unsur partisipan sama sekali ada pada observeer dalam kegiatannya, maka
disebut observasi non partisipatif. Misalnya: guru mengamati perilaku siswa di kelas sambil
mengajar, sehingga guru langsung dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan
guru dan siswa.
Atau guru mengamati perilaku siswa pada saat mengikuti olahraga
ekstrakurikuler dengan cara guru terlibat langsung sebagai peserta olehraga
tersebut. Apabila pengamat tidak mengambil bagian sama sekali dalam kegiatan
orang atau objek yang diobservasi, maka observasi itu disebut observasi nonpartisipatif.
Misalnya: guru mengamati perilaku siswa dalam diskusi, guru tersebut tidak ikut
diskusi tetapi mengamati dari luar kelompok diskusi.
a.
Observasi
Sistematis
Observasi di mana sebelumnya telah diatur struktur yang berisikan
faktor-faktor yang telah diatur berdasarkan kategori masalah yang hendak
diobservasi. Pada observasi sistematis ini, observer sebelumnya menyusun
kisi-kisi yang memuat faktor-faktor yang akan diobservasi beserta kategori
masalahnya. Berdasarkan kisi-kisi tersebut, observer selanjutnya menjabarkan
dalam daftar cek dan atau skala penilaian.
Apabila dalam suatu observasi tidak terdapat sistematika struktur kategori
itu, observasi itu disebut observasi nonsistematis atau tidak
terstruktur.
Ciri pokok observasi sistematik adalah adanya kerangka
yang memuat faktor-faktor yang telah diatur kategorinya, karenanya sering disebut
observasi berkerangka/ observasi berstruktur.
b.
Observasi Experimental
Observasi experimental adalah observasi yang dilakukan
dimana ada observer mengadakan pengendalian unsur-unsur penting dalamsituasi
sedemikian rupa sehingga situasi itu dapat diatur sesuai dengan tujuan
penelitian dan dapat dikendalikan untuk menghindari atau mengurangi timbulnya
faktor-faktor yang secara tak diharapkan mempengaruhi situasi itu.
Ciri-ciri
observasi experimental adalah:
·
Observer dihadapkan pada situasi
perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observees.
·
Situasi dibuat sedemikian rupa untuk
memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati.
·
Situasi dibuat sedemikian rupa
sehingga observees mengetahui maksud observasi yang sebenarnya.
·
Observeer atau alat pencatat membuat
catatan secara teliti mengenai cara-cara observees mengadakan aksi-reaksi, bukan
hanya jumlah aksi-reaksi semata-mata.
4.
Kelebihan dan Kekurangan Metode Observasi
Untuk memahami individu, metode observasi ini mempunyai manfaat yang
cukup dapat disaudaralkan, karena mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan
sebagaimana dikemukakan oleh Djumhur dan Surya (1981:52). Kelebihan-kelebihan
observasi adalah sebagai berikut:
a.
Observasi merupakan teknik yang
langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai aspek tingkah laku.
b.
Bagi observi, hal ini lebih
meringankan dibandingkan dengan apabila mereka disuruh mengisi angket atau
menjawab pertanyaan.
c.
Teknik observasi memungkinkan
dilakukan pencatatan yang serempak dengan terjadinya gejala atau kejadian
penting.
d.
Observasi dapat merupakan teknik
untuk mencek data yang diperoleh dengan teknik lain seperti wawancara, angket
(kuesioner), dan sosiometri.
e.
Dengan observasi observer tidak
memerlukan bahasa verbal sebagai alat untuk memperoleh data.
f.
Dengan observasi dapat dieroleh
data, gejala atau kejadian yang sebenarnya dan langsung.
Selain beberapa keuntungan sebagaimana tersebut di atas, observasi juga memiliki
kelemahan-kelemahan sebagai berikut:
a)
Banyak hal yang tidak dapat diungkap
dengan observasi, misalnya kehidupan pribadi yang bersifat rahasia.
b)
Apabila siswa (atau observi lainnya)
mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi, mungkin sekali mereka melakukan
kegiatan yang tidak wajar lagi (perilakunya dibuat-dibuat).
c)
Observasi banyak tergantung pada faktor-faktor yang tidak terkontrol.
d)
Faktor subjektivitas observer sukar untuk dihindari.
5.
Menyusun Panduan Observasi
Agar
observasi bisa dilakukan dengan baik, maka perlu dilakukan perencanaan secara
cermat dalam bentuk panduan observasi. Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
dalam menyusun panduan observasi bisa ditempuh langkah-langkah berikut:
a.
Metapkan tujuan
observasi, dengan selalu memperhatikan tujuan observasi diharapkan observer
akan lebih terfokus pada tujuan observasi dan sekaligus tidak mudah tertarik
kepada gejala-gejala yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan tujuan
observasi.
b.
Paham terhadap materi observasi, apa
sebenarnya yang hendak diobservasi seyogianya sudah dikuasi dengan baik oleh
observer.
c.
Menggali variabel-variabel observasi; jika obyek
atau materi observasi itu adalah ”kambing”, variabel-variabel itu
adalah bagian-bagian penting yang pasti ada atau menjadi bagian penting dari
binatang yang namanya ”kambing”; (misalnya kepala, badan, kaki, ekor, dan lain
sebagainya).
d.
Menggali sub variabel; terkadang suatu obyek bukan hanya
terdiri dari satu variabel saja, tetapi ia terdiri dari sub-sub variabel;
ibarat salah satu variabel dalam obyek observasi adalah ”kepala
kambing”, maka pada kepala kambing itupun ada mata, telinga, hidung, tanduk,
dan bulu.
e.
Menetapkan Indikator; indikator
dimaknai sebagai ciri-ciri atau katrekteristik yang ada pada variabel atau
sub-varibel.
6.
Alat-alat
Bantu Observasi
Beberapa
alat bantu yang bisa digunakan untuk mendukung kegiatan observasi yaitu:
·
Daftar riwayat kelakuan atau catatan
anekdot.
·
Catatan berkala.
·
Daftar cek.
·
Skala penilaian.
·
Alat-alat bantu mekanik (seperti
tape recorder, kamera digital dan manual, handycam, camera CCTV, computer).
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian di atas dapat diambil sebuah kesimpulan yang fundemental
sebagai berikut:
a. Metode observasi adalah kegiatan pengamatan (secara inderawi) yang direncanakan,
sistematis, dan hasilnya dicatat serta dimaknai (diinterpretasikan) dalam
rangka memperoleh pemahaman tentang subjek yang diamati.
b. Ciri-ciri metode observasi adalah sebagai berikut:
a)
Mempunyai arah yang khusus.
b)
Sistematik.
c)
Bersifat kuantitatif.
c. Bentuk metode observasi terbagai atas 3 macam yaitu:
1. Observasi partisipatif.
2. Observasi sistematis.
3. Observasi expiremental.
d. Kelebihan dan kelemahan dari metode observasi adalah:
·
Kelebihan
Ø Observasi
merupakan teknik yang langsung dapat digunakan untuk memperoleh data berbagai
aspek tingkah laku.
Ø Bagi
observi, hal ini lebih meringankan dibandingkan dengan apabila mereka disuruh
mengisi angket atau menjawab pertanyaan.
·
Kelemahan
Ø Banyak hal
yang tidak dapat diungkap dengan observasi, misalnya kehidupan pribadi yang
bersifat rahasia.
Ø Apabila
siswa (atau observi lainnya) mengetahui bahwa mereka sedang diobservasi,
mungkin sekali mereka melakukan kegiatan yang tidak wajar lagi (perilakunya
dibuat-dibuat).
e.
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan dalam menyusun panduan observasi bisa ditempuh langkah-langkah
berikut:
Ø Menetapkan
tujuan observasi.
Ø Paham
terhadap materi observasi.
Ø Menggali
variabel-variabel observasi.
Ø Menggali sul
variabel.
Ø Menetapkan
indikator.
f.
Beberapa alat bantu yang bisa
digunakan untuk mendukung kegiatan observasi yaitu:
1.
Daftar riwayat kelakuan atau catatan
anekdot.
2.
Catatan berkala.
3.
Daftar cek, dan lain-lain.
B.
Saran
Akhirnya, sesuai
dengan kata pepatah “Tiada gading yang tak retak”, saya sebagai penulis
dari makalah ini mengharapkan kritik kontruktif dan saran, khususnya dari teman
seprofesi, para dosen Fakultas Agama Islam serta para pembaca umunya. Sebab
kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Tuhan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Margono S.,
Metologi Penelitian Pendidikan Komponen MKDK, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2007).
Riduwan, Metode
Riset, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004).
Mastur,
Metodologi Penelitian, (Jakarta:
VNS, 1986).
Narbuko,
Cholid, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007).
Arifin,
Zaenal, Penilitian Pendidikan,
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011).
Tahir, Muh, Pengantar Metodologi Penilitian Pendidikan, (Makassar: Universitas
Muhammadiyah Makassar, 2011).
Rahayu, dkk., Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayumedia, 2004).
http://sondyi.blogspot.com/2013/05/pengertian-observasi.html