Pengetahuan yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah berupa
kegiatan penelitian ilmiah dan dibagun di atas teori-teori tertentu. Kita semua
mengetahui bahwa teori berkembang melalui penelitian ilmiah, yaitu penelitian
yang dilakukan secara sistematis dan terkontrol berdasarkan atas data-data
empiris yang ditemukan di lapangan. Teori yang ditemukan dapat diuji keajekan
dan kejituan internalnya. Artinya, jika penelitian ulang dilakukan
langkah-langkah serupa pada kondisi yang sama akan diproleh hasil yang sama
atau hampir sama. Pendekatan ilmiah akan menghasilkan kesimpulan serupa bagi
hampir setiap orang. Karena pendekatan tersebut tidak diwarnai oleh keyakinan
pribadi maupun oleh perasaan, dan cara penyimpulannya objektif bukan subjektif.
Dengan pendekatan ilmiah itu orang berusaha untuk memperoleh
kebenaran ilmiah, yaitu pengetahuan benar yang kebenarannya terbuka untuk diuji
oleh siapa saja yang menghendaki untuk mengujinya. Cara ilmiah ini merupakan
syarat mutlak untuk menemukan suatu ilmu, yang dapat berpikir secara ilmiah,
maka ada tiga tahap berpikir yang harus dilalui, yaitu:
1.
Skeptik
Ciri berpikir
ilmiah pertama ini ditandai oleh cara orang dalam menerima kebenaran informasi
atau pengetahuan tidak langsung diterima begitu sja, namun dia berusaha untuk
menanyakan fakta-fakta atau bukti-bukti terhadap setia pernyataan yang
diterimanya.
2.
Analitik
Ciri berpikir
ilmiah kedua ditandai oleh cara orang dalam melakukan setiap kegiatan, ia
selalu berusaha menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana
yang relevan, dan mana yang menjadi masalah utama dan sebagainya. Dengan cara
ini maka jawaban terhadap permasalahan yang dihadapi akan dapat diperoleh
sesuai dengan apa yang diaharapkan.
3.
Kritis
Ciri berpikir
ilmiah ketiga ditandai dengan orang yang selalu berupaya mengembangkan
kemampuan menimbang setiap permasalahan yang dihadapinya secara objektif. Hal
ini dilakukan agar semua data dan pola pikir yang diterapkan dapat selalu
logis.