Menurut Hurlock (1981) remaja adalah mereka yang berada pada usia
12-18 tahun. Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia
kronologis, yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan
usia tersebut adalah batasan tradisional, sedangkan alran kontemporer membatasi
usia remaja antara 11 hingga 22 tahun.
Berdasarkan batasan-batasan yang diberikan para ahli, bisa dilihat
bahwa mulainya masa remaja relatif sama, tetapi berakhirnya masa remaja sangat
bervariasi. Bahkan ada yang dikenal juga dengan istilah remaja yang
diperpanjang, dan remaja yang diperpendek.
Remaja adalah masa yang penuh dengan permasalahan. Statemen ini
sudah dikemukakan jauh pada masa lalu yaitu di awal abad ke-20 oleh Bapak
Psikologi Remaja yaitu Stanley Hall. Pendapat Stanley Hall pada saat itu yaitu
bahwa masa remaja merupakan masa badai dan tekanan (storm and stress) sampai
sekarang masih banyak dikutip orang.
Masa remaja seringkali dihubungkan dengan mitos dan stereotip
mengenai penyimpangan dan tidakwajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari
banyaknya teori-teori perkembangan yang membahas ketidakselarasan, gangguan
emosi dan gangguan perilaku sebagai akibat dari tekanan-tekanan yang dialami
remaja karena perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya maupun akibat
perubahan lingkungan.
Sejalan dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri remaja,
mereka juga dihadapkan pada tugas-tugas yang berbeda dari tugas pada masa
kanak-kanak. Sebagaimana diketahui, dalam setiap fase perkembangan, termasuk
pada masa remaja, individu memiliki tugas-tugas perkembangan yang harus
dipenuhi. Apabila tugas-tugas tersebut berhasil diselesaikan dengan baik, maka
akan tercapai kepuasan, kebahagian dan penerimaan dari lingkungan. Keberhasilan
individu memenuhi tugas-tugas itu juga akan menentukan keberhasilan individu
memenuhi tugas-tugas perkembangan pada fase.
Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat
menimbulkan berbagai permasalahan pada diri remaja, yaitu:
a.
Kecanggungan
dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.
b.
Ketidakstabilan
emosi.
c.
Adanya
perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.
d.
Adanya
sikap menentang dan menantang orang tua.
e.
Pertentangan
di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang dengan
orang tua.
f.
Kegelisahan
karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi semuanya.
g.
Senang
bereksperimentasi.
h.
Senang
bereksplorasi.
i.
Mempunyai
banyak fantasi, khayalan, dan bualan.
j.
Kecenderungan
membentuk kelompok dan kecenderungan kegiatan berkelompok.
Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa
saat terjadinya perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental
dalam aspek kognitif, emosi, sosial dan pencapaian (Fagan, 2006). Sebagian
remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun beberapa remaja bisa
jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial. Beberapa
permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan
karakteristik yang ada pada diri remaja. Berikut ini dirangkum beberapa
permasalahan utama yang dialami oleh remaja.
1. Permasalahan Fisik dan Kesehatan
Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja
awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa
pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi
berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik
yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan.
Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun
idola-idola mereka. Dalam masalah kesehatan tidak banyak remaja yang mengalami
sakit kronis. Problem yang banyak terjadi adalah kurang tidur, gangguan makan,
maupun penggunaan obat-obatan terlarang. Beberapa kecelakaan, bahkan kematian
pada remaja penyebab terbesar adalah karakteristik mereka yang suka
bereksperimentasi dan berskplorasi.
2. Permasalahan Alkohol dan Obat-obatan Terlarang
Penggunaan alkohol dan obat-obatan terlarang dewasa ini sudah
sangat memprihatinkan. Walaupun usaha untuk menghentikan sudah digalakkan
tetapi kasus-kasus penggunaan narkoba ini sepertinya tidak berkurang. Ada
kekhasan mengapa remaja menggunakan narkoba/ napza yang kemungkinan alasan
mereka menggunakan berbeda dengan alasan yang terjadi pada orang dewasa.
Santrock (2003) menemukan beberapa alasan mengapa remaja mengkonsumsi narkoba
yaitu karena ingin tahu, untuk meningkatkan rasa percaya diri, solidaritas,
adaptasi dengan lingkungan, maupun untuk kompensasi.
·
Pengaruh
sosial dan interpersonal: termasuk kurangnya kehangatan dari orang tua,
supervisi, kontrol dan dorongan. Penilaian negatif dari orang tua, ketegangan
di rumah, perceraian dan perpisahan orang tua.
·
Pengaruh
budaya dan tata krama: memandang penggunaan alkohol dan obat-obatan sebagai
simbol penolakan atas standar konvensional, berorientasi pada tujuan jangka
pendek dan kepuasan hedonis, dan lain sebagainya.
·
Pengaruh
interpersonal: termasuk kepribadian yang temperamental, agresif, orang yang
memiliki lokus kontrol eksternal, rendahnya harga diri, kemampuan koping yang
buruk, dan lain sebagainya.
·
Cinta
dan Hubungan Heteroseksual.
·
Permasalahan
Seksual.
·
Hubungan
Remaja dengan Kedua Orang Tua.
·
Permasalahan
Moral, Nilai, dan Agama.
Menurut Hurlock (1973) ada beberapa masalah yang dialami remaja,
yaitu:
1)
Masalah
pribadi, yaitu masalah-masalah yang berhubungan dengan situasi dan kondisi di
rumah, sekolah, kondisi fisik, penampilan, emosi, penyesuaian sosial, tugas dan
nilai-nilai.
2)
Masalah
khas remaja, yaitu masalah yang timbul akibat status yang tidak jelas pada
remaja, seperti masalah pencapaian kemandirian, kesalahpahaman atau penilaian
berdasarkan stereotip yang keliru, adanya hak-hak yang lebih besar dan lebih
sedikit kewajiban dibebankan oleh orangtua.
Elkind dan Postman (dalam Fuhrmann, 1990) menyebutkan tentang
fenomena akhir abad duapuluh, yaitu berkembangnya kesamaan perlakuan dan
harapan terhadap anak-anak dan orang dewasa. Anak-anak masa kini mengalami
banjir stres yang datang dari perubahan sosial yang cepat dan membingungkan
serta harapan masyarakat yang menginginkan mereka melakukan peran dewasa
sebelum mereka masak secara psikologis untuk menghadapinya. Tekanan-tekanan
tersebut menimbulkan akibat seperti kegagalan di sekolah, penyalahgunaan
obat-obatan, depresi dan bunuh diri, keluhan-keluhan somatik dan kesedihan yang
kronis.
Lebih lanjut dikatakan bahwa masyarakat pada era teknologi maju
dewasa ini membutuhkan orang yang sangat kompeten dan trampil untuk mengelola
teknologi tersebut. Ketidakmampuan remaja mengikuti perkembangan teknologi yang
demikian cepat dapat membuat mereka merasa gagal, malu, kehilangan harga diri,
dan mengalami gangguan emosional.
Dari beberapa bukti dan fakta tentang remaja, karakteristik dan
permasalahan yang menyertainya, semoga dapat menjadi wacana bagi orang tua
untuk lebih memahami karakteristik anak remaja mereka dan perubahan perilaku
mereka. Perilaku mereka kini tentunya berbeda dari masa kanak-kanak. Hal ini
terkadang yang menjadi stressor tersendiri bagi orang tua. Oleh karenanya,
butuh tenaga dan kesabaran ekstra untuk benar-benar mempersiapkan remaja kita
kelak menghadapi masa dewasanya.