Gurah
vagina teknik ratus ini memiliki tata cara penggunaan yang terdiri dari
dua cara yaitu: ratus bakar dan ratus rebus, ratus bakar
merupakan salah satu teknik gurah vagina teknik ratus yang dilakukan
dengan metode pengasapan, dimana rempah-rempah yang digunakan tidak direbus
secara terpisah namun diletakkan di atas bara. Sedangkan ratus rebus
merupakan teknik gurah vagina dengan cara penguapan.
Tahapan penggunaan ratus bakar dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a.
Arang dibakar sampai menjadi bara kemudian piring dari tanah liat
diletakkan di atasnya.
b.
Ketika
arang sudah panas dan terlihat ada bara maka ratus (ramuan rempah-rempah
yang sudah diracik) ditaburkan di atas arang yang sudah menjadi bara tersebut
sehingga akan menimbulkan asap dengan aroma khas dari rempah-rempah yang sudah
disiapkan.
c.
Kemudian
berdiri di atas ratus yang sudah berasap atau menggunakan kursi yang
berlubang ditengahnya tanpa menggunakan pakaian dalam, hanya menggunakan sarung
sebagai penutup agar proses pengasapan berjalan maksimal dan diarahkan ke organ
intim wanita.
d.
Proses ratus bakar ini berlangsung selama 15-20 menit.
Tahapan penggunaan ratus rebus dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a.
Air direbus dalam wadah panci sampai mendidih.
b.
Setelah air mendidih masukkan ratus yang terdiri dari
rempah-rempah.
c.
Kemudian berdiri di atas rebusan air ratus tersebut tanpa
menggunakan pakaian dalam dan uap diarahkan ke organ intim kewanitaan.
d.
Proses ini berlangsung selama 15-20 menit.
e.
Air sisa rebusan dari ratus tersebut juga dapat digunakan
untuk membasuh organ intim kewanitaan.
Perawatan gurah vagina teknik ratus ini, baik dengan ratus
bakar maupun ratus rebus dilakukan maksimal 2 kali dalam sebulan.
Kondisi terbaik untuk seorang perempuan dengan siklus menstruasi yang baik
adalah melakukan gurah vagina teknik ratus setelah menstruasi dan 2
minggu menjelang menstruasi (Lavander, 2011). Berbeda dengan wanita yang baru
melahirkan diperbolehkan melakukan perawatan ini setelah 40 hari masa nifas
(Primasari, 2012).