Menurut Marx, manusia adalah subjek sejarah. Jadi manusia
menentukan sejarahnya sendiri, yang dikerjakan melalui kerja mereka. Kerja itu
tiada lain merupakan jalan ke arah perwujudan diri. Marx mengambil-alih
dialektika Hegel, namun di tangannya dialektika itu menjadi dialektika
materialistis dan bukannya dialektika idealistis sebagaimana dikembangkan
Hegel. Karena itu, menurut Marx, bukanlah kesadaran atau jiwa yang berkembang
secara dialektis, melainkan kenyataan manusiawi material, dan inilah yang
disebut sebagai materialisme historis. Dalam karyanya the Introduction to a
Critique of Political Economy (1895) Marx menulis: It is not the
consciousness of man that determines their existence, but, on the contrary,
their social existence detemines their consciousness. Bukanlah kesadaran
yang menentukan kehidupan, melainkan sebaliknya, kehidupan masyarakatlah yang
menentukan kesadaran manusia.
Dalam pandangan Marx, kesadaran tidak pernah lain daripada
eksistensi yang sadar, dan eksistensi manusia adalah proses hidup yang
sebenarnya. Kenyataan material bukanlah produk jiwa-dunia, tetapi jiwa itu
sendiri adalah produk kenyataan material yang dipandang sebagai refleksi dari
hubungan produksi material. Bukanlah kesadaran yang menentukan hidup, melainkan
hiduplah yang menentukan kesadaran. Jadi, pemahaman atas manusia itu, siapa dan
apa sesungguhnya mereka itu, dalam hal ini didasarkan kepada produk yang mereka
hasilkan, baik produk dalam arti obyek yang mereka produksi maupun dalam arti
bagaimana mereka melakukan proses produksi. Dengan demikian definisi dan
eksistensi individu tergantung kepada syarat-syarat produksi atau obyek
material.
Dalam pandangan demikian, Marx menempatkan hubungan dan cara-cara
produksi (the modes of production process) sebagai bangunan bawah (base),
sedangkan sistem ekonomi, sosial, politik, budaya, kesenian, pendidikan, hukum,
bahasa dan berbagai bentuk kesadaran sejarah (historiography) merupakan
bangunan atas (superstructure). Bangunan atas, apakah itu agama,
pendidikan, negara, hukum, bahasa dan berbagai bentuk kesadaran sejarah (historiografi)
lainnya sepenuhnya ditentukan oleh bangunan bawah. Sehingga bangunan atas bukan
merupakan realitas tersendiri melainkan sebauh refleksi dari kepentingan
produksi atau kondisi material. Dari sinilah Marx disebut-disebut sebagai
pemikir dialektika materialistik, yang dalam hal ini Marx menyebut bahwa materi
atau body lebih menentukan atau mendominasi ketimbang mind. Body
menentukan mind dan bukan mind yang menentukan body.
Mode produksi ekonomi itu dimanifestasikan dalam hubungan antara
manusia, yang bersifat independen, tidak tergantung kepada keinginan dan
kemauan individu. Dalam produksi sosial manusia memasuki proses hubungan
tertentu yang sangat diburuhkan dan bersifat independen dengan kamauan mereka;
hubungan produksi ini berkaitan dengan tahapan perkembangan tertentu dari
kekuatan produksi material. Keseluruhan hubungan produksi ini membentuk
struktur masyarakat landasan riel, yang memunculkan superstruktur hukum dan
politik serta menentukan formasi hubungan kesadaran sosial. Mode produksi
kehidupan material menentukan karakter masyarakat, politik dan proses spiritual
kehidupan. Bukan kesadaran manusia yang menentukan kehidupan mereka, melainkan
sebaliknya kehidupan sosial yang menentukan kesadaran mereka.
Sumber bacaan:
Maliki, Zainuddin, SOSIOLOGI PENDIDIKAN, Cet. II,
(Yogyakarta: GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS, 2010).