Dalam studi kurikulum sering dipertanyakan jenis pendekatan yang
dipergunakan dalam pembahasan atau penyusunan kurikulum tersebut. Penggunaan
suatu jenis pendekatan atau orientasi pada umumnya menentukan bentuk dan pola
yang dipergunakan oleh kurikulum tersebut. Secara teoritis, menurut
perkembagannya studi tentang kurikulum dapat digolongkan ke dalam empat teori
pendekatan yaitu:
a.
Pendekatan Mata Pelajaran
Pendekatan
mata pelajaran ini bertitik tolak dari mata pelajaran seperti Ilmu bumi,
Sejarah, Ekonomi, dan lain sebagainya. Masing-masing mata pelajaran berdiri
sendiri sebagai suatu disiplin ilmu, tersimpan dalam kotak-kotak mata pelajaran
dan terlepas satu sama lain. Dalam pendekatan mata pelajaran ini, terdapat
sistem pembagian tanggung jawab di antara masing-masing guru mata pelajaran.
b.
Pendekatan Interdisipliner
Untuk
mempelajari suatu disiplin ilmu yang telah tersusun secara sistematis dan
logis, diperlukan kematangan intelektual tertentu, suatu hal yang tampaknya
belum dimiliki murid Sekolah Dasar sampai dengan Sekolah Lanjutan Atas. Dengan
pendekatan mata pelajaran, para siswa di sekolah tidak memiliki kesempatan
untuk membahas berbagai masalah sosial dari masyarakat lingkungannya.
Berdasarkan pertimbangan di atas, para ahli berpendapat bahwa kurikulum sekolah
sebaiknya tidak disusun berdasarkan mata pelajaran yang terpisah, melainkan
merupakan perpaduan sejumlah mata pelajaran yang memiliki ciri-ciri yang sama,
yang menjadi satu bidang studi. Dewasa ini, pendekatan tersebut dikenal dengan
nama pendekatan interdisipliner.
Pendekatan
interdisipliner terdiri lagi atas tiga jenis pendekatan yaitu:
a)
Pendekatan struktural
yang bertitik tolak dari suatu struktur tertentu, yang merupakan suatu disiplin
ilmu.
b)
Pendekatan fungsional yang
bertitik tolak dari suatu masalah tertentu dalam masyarakat atau lingkungan
sekolah.
c)
Pendekatan daerah
yang bertitik tolak dari pemilihan suatu daerah tertentu sebagai subjek
pelajaran.
c.
Pendekatan Integratif
Pendekatan
integratif, yang juga dikenal dengan nama pendekatan terpadu, bertitik tolak
dari suatu keseluruhan atau kesatuan yang bermakna dan terstruktur. Bermakna
mempunyai arti bahwa setiap suatu keseluruhan tersebut memiliki makan, arti,
dan faedah tertentu. Keseluruhan tersebut bukanlah penjumlahan dari berbagai
bagian, melainkan suatu totalitas yang memiliki makna tersendiri. Adapaun
terstruktur mempunyai asumsi bahwa setiap bagain yang ada dalam keseluruhan itu
berda dan berfungsi dalam suatu struktur tertentu. Sebagai contoh, manusia
bukanlah penjumlahan dari bagian-bagian tubuh atau penjumlahan dari badaniah
dan rohaniah, melainkan sesuatu yang utuh.
d.
Pendekatan Sistem
Sistem adala
suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen atau bagian. Komponen itu
saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Suatu komponen juga
dapat merupakan sebuah subsistem dari suatu sistem. Pendekatan sistem digunakan
sebagai suatu sistem berpikir, bahkan sistem pendekatan ini dikembangkan dalam
upaya pembaharuan pendidikan.
Sumber bacaan:
Hamlik, Oemar, Dasar-Dasar PENGEMBAGAN KURIKULUM, Cet. 1,
(Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2007).