Pendidikan disepakati oleh banyak ahli memiliki peran yang besar
dalam penyediaan suber daya manusia yang berkualitas dan daya saing yang
tinggi. Lamnya mengenyam pendidikan dinilai memiliki banyak pengaruh terhadap pembentukan
daya saing seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin tinggi peluang
seseorang untuk meningkatkan kualitas daya saing mereka, dan semakin rendah
tingkat pendidikan akan semakin sulit menumbuhkan kemampuan dan daya saing
seseorang.
Meluasnya lapangan kerja di sektor industri dan bisnis, merupakan
faktor yang mendorong tumbuh berkembangnya pendidikan, karena kedua sektor
tersebut mensyaratkan penyediaan tenaga kerja atau sumber daya manusia yang
terlatih, terdidik dan profesional. Terdorong oleh kebutuhan akan kebutuhan
kualifikasi pendidikan seperti itu, maka dalam kasus di Amerika Serikat, para
pengusaha dan industri menguasai pengelolaan pendidikan di negeri yang pernah
menggempur Iraq. Akibatnya pendidikan di Amerika Serikat kemudian lebih
diartikan sebagai tempat mencetak tenaga kerja yang berdaya saing daripada
sebagai pusat perubahan peradaban.
Namun sebenarnya, pendidikan bukan saja sebagai alat membentuk
sumber daya manusia yang berdaya saing tinggi, melainkan diharapkan juga ikut
menentukan terjadinya berbagai perubahan sosial. Sebagaimana catatan sejumlah
ahli, bahwa pendidikan sangat berperan dalam pembentukan kelas profesional atau
yang disebut dengan kelas menengah, sebuah lapisan masyarakat yang oleh Daniel
S. Lev sebut-sebut sebagai sumber utama terjadinya perubahan. Agaknya di sektor
ini bangsa Indonesia masih bepacu dengan berbagai persoalan, apalagi mamasuki
masa-masa kritis awal dekade 200-an. Berbagai pandangan kritis muncul diseputar
pengelolaan pendidikan. Memang, pendidikan di Indonesia di samping berhasil
menyumbangkan lapisan masyarakat yang tidak saja melek huruf, tatapi juga “melek
informasi”. Pendidikan juga tidak hanya berhasil memberikan out put
sejumlah sarjana bersastra satu, tapi juga sastra dua dan tiga, dalam maupun
luar negeri.
Pandangan kritis lain yang muncul terhadap pengelolaan pendidikan
di Indonesia, antara lain juga di alamatkan kepada tingkat investasi yang
ditanam. Investasi di bidang ini jauh lebih rendah dibanding dengan investasi
di dalam pembentukan modal fisik. Investasi di bidang pendidikan tersebut
kemudian berdampak pada tertinggalnya tingkat daya saing Sumber Daya Manusia
(SDM) yang kita miliki. Memang jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh
sejumlah negara, maka angka investasi Indonesia di bidang pendidikan tidak
lebih baik.