Busana Jamaah Haji dan Etika Pergaulan
Di antara perkara-perkara yang diwajibkan kepada orang-orang yang
hendak menunaikan ibadah haji adalah menutup auratnya, baik aurat laki-laki
maupun perempuan serta menjaga etika pergaulan antara suami istri, sesama
laki-laki, sesama perempuan serta yang bukan mahram. Kewajiban ini hendaklah
dipelihara dengan sebaik-baiknya agar mendapatkan haji mabrur.
A.
Batas-batas Aurat
1.
Aurat Laki-laki
Islam
telah menetukan batas aurat laki-laki dan perempuan. Dalam istilah syariah,
aurat adalah bagian anggota tubuh yang wajib ditutup. Islam telah menetapkan
aurat laki-laki adalah di antara pusar sampai dengan lutut. Abu Ayyub
Al-Anshari meriwayatkan Rasulullah saw bersabda “Aurat laki-laki adalah di
antara pusar dan kedua lutunya”. Diriwayatkan oleh Darul Qutni dan Baihaqi.
Ali bin Abi Thalib meriwayatkan Rasulullah bersabda “Jangan kamu menampakkan
pahamu dan jangan melihat ke paha orang lain baik yang hidup maupun yang mati”.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Ibnu Majjah. Hadits ini bersifat umum karena
dibatasi oleh hadits yang diriwayatkan oleh Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Ibnu
Majjah: Rasulullah bersabda “Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau budak
perempuanmu”.
2.
Aurat Perempuan
Dalam
Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 59, Allah berfirman yang artinya: “Hai Nabi
kataknlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang
mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang
demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak
diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
Batas-batas
aurat perempuan lebih luas dibanding dengan aurat laki-laki. Setiap perempuan
diwajibkan menutup seluruh tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan, agar
terhindar dari pandangan laki-laki yang bukan mahramnya.
B.
Busana Jamaah Haji
1.
Jamaah Haji Laki-laki
a.
Gunakanlah
bahan pakaian seperti sarung, celana dan kain ihram yang tebal dan jangan
menggunakan bahan pakaian yang transparan/tipis. (Ingat! Banyak laki-laki yang
memakai celana warna putih sehingga celana dalamnya kelihatan dari luar).
b.
Jaga
aurat selama berpakaian/menggunakan kain ihram dan usahakan tidak mudah
tersingkap jika terkena angin.
c.
Tidak
boleh memakai celana dalam di waktu sedang ihram haji/umrah.
d.
Jika
ingin melaksanakan shalat, baik di masjid atau di tempat ibadah lainnya
hendaknya berpakaian yang sopan dan jangan memakai kaos oblong tapi gunakan
baju panjang lengan.
2.
Jamaah Haji Perempuan
a.
Tidak
menampakkan bagian-bagian yang menimbulkan fitnah.
b.
Jangan
berpakaian seperti pakaian laki-laki sebab Rasulullah saw melaknat
perempuan-perempuan yang menyerupai laki-laki dan laki-laki yang menyerupai
perempuan.
c.
Pakaian
muslimah tidak boleh tipis dan transparan.
d.
Tidak
mencolok dan tidak menarik perhatian.
e.
Menutup
seluruh tubuh kecuali muka dan tangan.
f.
Longgar
sehingga tidak menampakkan bentuk tubuh.
g.
Tidak
memakai make-up (ingat, kita niat untuk menunaikan ibadah haji).
h.
Wanita
tidak disunnahkan berpakaian warna putih.
C.
Etika Pergaulan Jamaah Haji di Arab Saudi
Untuk
menjaga kesempurnaan selama melaksanakan ibadah haji, setiap jamaah haji perlu
memparhatikan etika pergaulan yang berlandasakan syariah Islam sebagai berikut:
1.
Penempatan
jamaah di pemondokan dianjurkan agar dipisahkan kamar untuk laki-laki dan kamar
untuk perempuan walaupun suami istri.
2.
Suami
istri jangan bermesraan di jalan atau di tempat umum, lebih-lebih dikala
berangkat atau pulang dari masjid.
3.
Jangan
bersenda gurau dengan lain jenis walaupun dengan mahram sendiri.
4.
Jangan
bicara dan tertawa terlalu keras.
5.
Jangan
bicara masalah keduniawian di dalam masjid terutama di Masjidil Haram. Tetapi gunakanlah
untuk berdzikir, istighfar, berdo’a dan semisalnya.
D.
Peringatan
Busana
dan etika pergaulan merupakan cermin kepribadian suatu bangsa, tolong dijaga
kehormatan dan martabat bangsa kita di Tanah Suci. Marilah kita tambakkan
persatuan dan kesatuan kita sebagai suatu bangsa yang berdaulat dan utuh
terutama ukhuah Islamiyah kita di mata dunia. Oleh karena itu, hilangkan
identitas secara kelompok, golongan dan sebagainya.
Ingat!
Masing-masing bangsa mempunyai adat dan tradisi yang berbeda, namun cara
berbusana dan etika pergaulan jika berdasarkan syariah Islam, akan memiliki
tatakrama yang sama.
Oleh karena itu
jangan melakukan perbuatan yang bertentangan dengan syariah Islam. Seperti mencubit,
menjawil, dan memegang lain jenis kecuali kepada mahram sendiri, terutama pada
waktu berbelanja, karena ini sering terjadi.
Antisipasi Musim Dingin di Arab Saudi
Calon jamaah haji akan menghadapi musim dingin di Arab Saudi dalam
periode tahun 1997-2014, yang berakibat tidak baik pada kondisi fisik dan
mental calon jamaah haji. Musim dingin di Arab Saudi dimuali pada bulan Oktober
dan mencapai puncaknya pada bulan Desember – Januari serta berakhir pada bulan
Maret.
Musim dingin diawali dengan angin yang bertiup kencang disertai
badai debu yang pada puncaknya mengakibatkan suhu di kota Makkah dan Madinah
dapat mencapai 2 derajat celcius (20C). Musim panas dimulai pada
bulan April dan akan mencapai puncaknya pada bulan Juli – Agustus. Suhu siang
hari dapat mencapai 55 derajat celcius (550C) disertai angin panas.
Kelembaban kedua musim dingin ini sangat rendah. Untuk itu berbagai
upaya perlu dilakukan dalam rangka mengantisipasi akibat yang mungkin timbul
pada calon jamaah haji. Diharapkan calon jamaah haji dapat mempersiapkan
kondisi fisik dan mental serta memelihara kondisi yang optimal, sehingga dapat
melaksanakan ibadah haji dengan tertib, aman, lancar dan mudah-mudahan
mendapatkan haji mabrur.
A.
Kemungkinan Penyakit yang Timbul Akibat Pengaruh Musim Dingin
1. Kulit bersisik disertai gatal.
2. Batuk dan pilek.
3. Penyakit saluran pencernaan.
4. Gangguan otot dan tulang.
5. Mimisan (keluar darah dari hidung).
6. Bibir pecah-pecah.
7. Dehiderasi (kekurangan cairan tubuh).
8. Memperberat penyakit yang sudah diderita pada jamaah Resiko Tinggi
(RISTI)
a. Jantung
b. Kencing Manis
c. Asma
d. Rematik, dll.
B.
Persiapan dan Antisipasi Menghadapi Musim Dingin
Antisipasi yang
harus dilakukan jamaah haji untuk menghadapi musim dingin di Arab Saudi,
meliputi:
1.
Di Tanah Air
a.
Melaksanakan
pemeriksaan kesehatan di Puskesmas/Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat,
sehingga dapat diketahui status kesehatannya.
b.
Bagi
calon jamaah haji yang sehat hendaknya membina dan memelihara kesehatannya.
c.
Bagi
calon jamaah haji yang mempunyai penyakit (resiko tinggi) harus berobat dan
mengikuti anjuran dokter agar penyakit yang diderita terkontrol/lebih ringan.
d.
Mengkonsumsi
makanan yang cukup mengandung nutrient (zat gizi) sesuai dengan status
kesehatannya.
e.
Melakukan
latihan kebugaran jasmani disesuaikan dengan status kesehatan masing-masing
untuk peningkatan kualitas fisiknya.
f.
Mempersiapkan
perlengkapan untuk dibawa ke Arab Saudi, seperti jaket/pakaian hangat, kain
ihram (bagi pria) yang tebal, selimut, krem pelembab kulit dan lain-lain.
g.
Membawa
obat-obatan yang biasa digunakan/diperlukan sesuai dengan kondisi/penyakit
masing-masing.
2.
Di Pesawat
a. Selalu menjaga kesehatan.
b. Mengikuti anjuran sesuai dalam penyuluhan kesehatan.
c. Segera menghubungi petugas kesehatan bila ada keluhan.
3.
Di Arab Saudi
a. Selalu menjaga kesehatan masing-masing secara optimal.
b. Biasakan selalu minum dengan takaran sebanyak 1 gelas (300cc)
setiap satu jam, walaupun tidak terasa haus atau total minum lebih kurang 5–6
liter sehari.
c. Membiasakan diri mengkonsumsi makanan yang berasal dari daging,
hati, sayur-sayuran, buah-buahan (jeruk, apel, pisang, pear, melon, semangka,
dll) dan minum susu setiap hari sehingga memenuhi pola makan 4 sehat 5
sempurna.
d. Bagi jamaah haji RISTI agar mengkonsumsi makanan yang memenuhi
kebutuhan/zat gizi, dianjurkan sesuai kondisi/penyakit yang diderita.
e. Biasakan mengkonsumsi makanan dan minuman dalam keadaan masih
hangat.
f. Hindari tubuh dari terpaan udara.
g. Cukup istirahat dan tidur lebih kurang 6–8 jam sehari serta selalu
menggunakan selimut pada waktu tidur.
h. Memakai pakaian yang sopan, rapi dan tebal serta dapat meredam
pengeluaran panas dan dapat melindungi tubuh dari serangan cuaca dingin.
i.
Batasi
kegiatan-kegiatan yang tidak perlu atau tidak ada hubungannya dengan kegiatan
ibadah haji agar tubuh tetap sehat.
j.
Apabila
ada gejala atau terasa sakit, segara konsultasi atau berobat kepada Dokter
Kloter atau Petugas BPHI.
NOMOR TELEPON PENTING YANG PERLU DIKETAHUI
1
|
Bidang Urusan Haji Jeddah
|
001
|
9662
|
6692118
6692119
6670836 (Fax)
|
2
|
Daker Jeddah Airport (Jeddah)
|
001
|
9662
|
6858225
6858216
6858629 (Fax)
|
3
|
Daker Jeddah Madinatul Hujjaj
|
001
|
9662
|
63260064
63260059
6320038 (Fax)
|
4
|
Daker Makkah
|
001
|
9662
|
5565127
5570266
5565994 (Fax)
|
5
|
Daker Madinah
|
001
|
9664
|
8348709
8346694
8346702
8363296 (Fax)
|
INFORMASI
HAJI EMBARKASI
|
Banda Aceh
|
-
|
0651
|
53258
22510 (Fax)
|
Medan
|
-
|
061
|
786148
7860706 (Fax)
|
Batam
|
-
|
0778
|
464151
466873 (Fax)
|
Jakarta
|
-
|
021
|
8009421
8009429
8012503 (Fax)
|
Bekasi
|
-
|
021
|
88960948
88960948 (Fax)
|
Solo
|
-
|
0271
|
782242
782243 (Fax)
|
Surabay
|
-
|
031
|
5945365
5927443 (Fax)
|
Makassar
|
-
|
0411
|
873812
851053 (Fax)
|
Balikpapan
|
-
|
0542
|
771891
206075 (Fax)
|
Banjarmasin
|
-
|
0511
|
705150
705150 (Fax)
|
6
|
Informasi Haji Pusat
|
-
|
021
|
3804663
34832028
3812163 (Fax)
|
7
|
Informasi Haji Melalui Internet
|
www.informasihaji.com
|
Demikianlah beberapa panduan jamaah haji dan informasi tentang haji
bagi jamaah haji Indonesia, semuga bermanfaat, dan semuga menjadi haji yang
mabrur bagi yang melaksanakan haji.