Sementara di masa yang sama di belahan lain di muka bumi ini, ada
masyakarat yang menikmati indahnya dunia kedokteran yang memang sangat maju di
masanya. Masyarakat itu adalah masyarakat muslim, yang hidup di bawah naungan
dan pengabdian para dokter muslim.
Dunia telah mengabadikan nama-nama mereka yang amat berjasa pada
kemanusiaan. Meski sayangnya mereka tidak pernah mendapatkan penghargaan dari
badan-badan kedokteran dunia, hanya karena propaganda media yang kurang
memberikan tempat bagi mereka.
Namun kita sebagai muslim, cukup bangga dengan sejarah yang pernah
diukir oleh para dokter muslim di masa itu, seperti Ar-Razi, Az-Zahrawi, Ibnu
Sina, Ibnu Rusyd, Ibnu An-Nafis dan seterusnya. Selayaknya kita mengenal mereka
lebih dekat, agar kita tidak mengalami keterputusan sejarah gemilang yang
pernah kita raih.
1.
Ar-Razi (841-926 M)
Sosok ini lebih dikenal di Barat dengan nama Razes. Nama lengkap
beliau sebenarnya adalah Abu Bakar Muhammad Ibn-Zakaria Ar-Razi. Seorang dokter
istana Pangerang Abu Saleh Al-Mansur, penguasa Khurasan. Ia lalu pindah ke
Baghdad dan menjadi dokter kepala di rumah sakit Baghdad dan sebagai dokter
pribadi khalifah.
Selain sebagai dokter senior, Ar-Razi juga aktif menulis buku.
Setidaknya kita mewarisi tiga buku besar karya beliau. Salah satu buku
kedokteran yang dihasilkannya berjudul ‘Al- Mansuri’ (Liber Al-Mansofis). Ia
menyoroti tiga aspek penting dalam kedokteran, antara lain; kesehatan publik, pengobatan
preventif, dan perawatan penyakit khusus.
Buku yang lain berjudul Al-Murshid. Di dalamnya beliau banyak
sekali mengupas tentang pengobatan berbagai penyakit. Dan yang lainnya berjudul
Al-Hawi. Buku yang terdiri dari 22 volume itu menjadi salah satu rujukan sekolah
kedokteran di Paris. Dia juga menulis tentang pengobatan cacar air.
2.
Az-Zahrawi (930-1013 M)
Tokoh kedokteran muslim lainnya adalah Al-Zahrawi (930-1013 M) atau
dikenal di Barat Abulcasis. Dia adalah ahli bedah terkemuka di Arab. Al-Zahrawi
menempuh pendidikan di Universitas Cordoba. Dia menjadi dokter istana pada masa
Khalifah Abdurrahman III. Sebagian besar hidupnya didedikasikan untuk menulis
buku-buku kedokteran dan khususnya masalah bedah.
Salah satu dari empat buku kedokteran yang ditulisnya berjudul,
‘Al-Tastif Liman Ajiz’an Al-Ta’lif’ – ensiklopedia ilmu bedah terbaik pada abad
pertengahan. Buku itu digunakan di Eropa hingga abad ke-17. Al-Zahrawi menerapkan
cautery untuk mengendalikan pendarahan. Dia juga menggunakan alkohol dan lilin
untuk mengentikan pendarahan dari tengkorak selama membedah tengkorak. Al- Zahrawi
juga menulis buku tentang tentang operasi gigi.
3.
Ibnu Sina (980-1037 M)
Dokter Muslim yang juga sangat termasyhur adalah Ibnu Sina atau
Avicenna (980-1037 M). Salah satu kitab kedokteran fenomela yang berhasil
ditulisnya adalah Al-Qanun fi Ath-Thib ( القانون في الطبّ
) atau Canon of Medicine. Kitab itu menjadi semacam ensiklopedia kesehatan dan
kedokteran yang berisi satu juta kata. Hingga abad ke-17, kitab itu masih
menjadi referensi sekolah kedokteran di Eropa.
4.
Ibnu Rusyd (1126-1198 M)
Tokoh kedokteran era keemasan Islam adalah Ibnu Rusdy atau Averroes
(1126-1198 M). Dokter kelahiran Granada, Spanyol itu sangat dikagumi sarjana di
di Eropa. Kontribusinya dalam dunia kedokteran tercantum dalam karyanya
berjudul Al-Kulliyah fi Ath-Tib ( الكلیة في الطبّ ) atau Colliyet.
Buku itu berisi rangkuman ilmu kedokteran. Buku kedokteran lainnya berjudul
Al-Taisir (التیسیر ) mengupas
praktik-praktik kedokteran.
5.
Ibnu An-Nafis (1208 - 1288 M)
Nama dokter Muslim lainnya yang termasyhur adalah Ibnu El-Nafis
(1208 - 1288 M). Ia terlahir di awal era meredupnya perkembangan kedokteran
Islam. Ibnu El-Nafis sempat menjadi kepala RS Al-Mansuri di Kairo. Sejumlah buku
kedokteran ditulisnya, salahsatunya yang tekenal adalah ‘Mujaz Al-Qanun’. Buku
itu berisi kritik dan penambahan atas kitab yang ditulis Ibnu Sina.
Selain mereka juga masih banyak lagi dokter-dokter muslim lainnya seperti : Ibnu Wafid
Al-Lakhm, seorang dokter yang terkemuka di Spanyol.Ibnu Tufails, tabib yang hidup
sekitar tahun 1100-1185 M; dan Al-Ghafiqi seorang tabib yang mengoleksi tumbuh-tumbuhan
dari Spanyol dan Afrika.
Kontribusi Dokter Muslim
1.
Bakteriologi
Ilmu
yang mempelajari kehidupan dan klasifikasi bakteri. Dokter Muslim yang banyak
memberi perhatian pada bidang ini adalah Al-Razi serta Ibnu Sina.
2.
Anesthesia
Suatu
tindakan menghilangkan rasa sakit ketika melakukan pembedahan dan berbagai
prosedur lainnya yang menimbulkan rasa sakit pada tubuh. Ibnu Sina tokoh yang memulai
mengulirkan ide menggunakan anestesi oral. Ia mengakui opium sebagai peredam rasa
sakit yang sangat manjur.
3.
Surgery
Bedah
atau pembedahan adalah adalah spesialisasi dalam kedokteran yang mengobati
penyakit atau luka dengan operasi manual dan instrumen. Dokter Islam yang berperan
dalam bedah adalah Al-Razi dan Abu al-Qasim Khalaf Ibn Abbas Al-Zahrawi.
4.
Ophthamology
Cabang
kedokteran yang berhubungan dengan penyakit dan bedah syaraf mata, otak serta
pendengaran. Dokter Muslim yang banyak memberi kontribusi pada Ophtamology adalah
lbnu Al-Haytham (965-1039 M). Selain itu, Ammar bin Ali dari Mosul juga ikut
mencurahkan kontribusinya. Jasa mereka masih terasa hingga abad 19 M.
Sumber bacaan:
Sarwat,
Ahmad, Seri Fiqih Kehidupan (13): Kedokteran, Cet. I, (Jakarta: DU
Publishing, 2011).