Dewasa ini, teknologi semakin mengglobal sehingga tidak terbendung,
perubahan pendidikan semakin pesat serta ilmu pengetahuan semakin meluas
sehingga banyak manusia dengan kekuatan akalnya menciptakan sesuatu yang dapat
menyelamatkan dunia dari kehancuran dan sebagian pula dapat menghancurkan dunia
secara bertahap.
Kekuatan akal manusia memang tidak bisa dikalahkan oleh hewan
manapun kecuali manusia itu sendiri. Jika manusia mempu menggunakan akalnya
dengan baik maka manusia tersebut dapat membahagiakan dunia yang kita tempati
saat ini, tetapi jika manusia tidak bisa menggunakan akalnya dengan baik maka
segala kerusakan akan bermunculan mulai dari pelosok sampai pada permukaan
dunia.
Jika kekuatan akal manusia digunakan dalam hal kejelekan maka tidak
ubahnya manusia tersebut dengan binatang dan bahkan lebih rendah dari pada
binatang. Kenapa demikian? Kita sadar bahwa binatang tidak memiliki akal, jadi
wajar jika binatang melakukan kerusakan akan tetapi manusia memiliki akal, maka
sungguh sangat tidak wajar jika manusia melakukan kerusakan di dunia. Allah
berfirman yang artinya: “Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka
Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan
mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar
(ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih
sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai”. (Qs: Al-A’raf: 179).
Akal merupakan anugrah Tuhan yang berharga bagi manusia, dan
menjadi sebuah kewajiban bagi manusia pula menjaga dan menggunakan akal
tersebut sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Tuhan sebagai pemberi akal
tersebut. Perlu diketahui bahwa Tuhan memberi akal kepada manusia tentunya
memiliki maksud tertentu. Salah satunya untuk berfikir tentang ciptaan Tuhan,
berfikir tentang hal-hal yang dapat mendatangkan kebahagian baik terhadap orang
lain maupun kebahagian untuk dirinya sendiri.
Dengan adanya akal tersebut manusia dapat mengenal siapa dirinya,
siapa keluarganya, siapa Nabi junjungannya bahkan bisa mengenal siapa Tuhannya.
Jadi sungguh sebuah kerugian bagi manusia jika tidak menggunakan fungsi akalnya
dan bahkan mencelakakan fungsi akal tersebut. Sebab di sisi lain akal adalah
salah satu organ tubuh yang sangat fital, karena dengan akal tersebut manusia
bisa merasa; baik rasa malu, rasa bahagia, rasa senang, rasa kacau balau, rasa
galau dan lain sebagainya.
Oleh sebab itulah rasa syukur kepada Tuhan harus senantiasa menjadi
pakaian manusia dan kesabaran menjadi parfum sehingga dihadapan Tuhan dia
mendapatkan ijazah berupa ketakwaan yang sangat tinggi yang tiada bandingannya.