Bagi umat Islam, bulan Ramadhan adalah bulan yang istimewa. Setiap
keluarga muslim pasti bersuka cita untuk menyambutnya. Inilah momentum terbaik
membangun harmoni keluarga guna meraih berbagai rahmat, barokah dan ampunan-Nya
melaui amal ibadah dan kebajikan yang utama. Banyak fungsi dan keistimewaan
bulan Ramadhan seperti digambarkan dalam Al-Qur’an dan hadits mutawatir.
Pertama, syahrun shiyam atau bulan puasa. Seperti ditegaskan dalam
Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183, bulan Ramadhan adalah saat orang beriman
diwajibkan menunaikan ibadah shiyam atau puasa sebulan penuh. Tentu kewajiban
ini bagi mereka yang mukallaf, balig, berakal sehat, mukmin dan kuat
menunaikannya.
Puasa memiliki makna menahan atau mengendalikan nafsu. Karakter
nafsu itu bebas nilai. Tidak mengenal benar-salah, baik-buruk, halal-haram,
pahala-dosa. Jika nafsu berkuasa, manusia bisa menghalalkan segala cara.
Manusia bisa bebas, jahil, liar, rakus, buas, dan beringas. Bila nafsu tidak
terkendali, manusia bisa melalukan perilaku keji dan munkar, seperti membunuh,
mencuri, korupsi, menipu, merusak, menyuap dan perbuatan dosa besar lainnya.
Bahkan bisa lebih parah dari itu, yaitu lebih rendah dan hina daripada
binatang.
Puasa melatih diri dan keluarga menjinakkan nafsu yang berpotensi
bebas, liar, buas dan beringas. Bila kit telatih dengan berbagai ujian
pengendalian diri dan melalui berbagai ibadah dan amalan ihsan di bulan penuh
rahmat ini, maka nafsu menjadi energai positif yakni nafsu mutmainnah. Bila
nafsu terkendali, setiap mukmin akan dapat beribadah khususnya di bulan penuh
bekah ini, dengan ikhlas, cerdas, sabar, istiqomah dan kaffah atau totalitas.
Ibadah dengan cara seperti inilah yang akan maenganugerahkan ketakwaan sebagai
buah manis shiyam Ramadhan seperti yang dijanjikan Allah SWT dalam Surat
Al-Baqarah ayat 183. Ketakwaan adalah parameter martabat, kehormatan, dan
kemuliaan manusia dihadapan-Nya.
Shiyam yang dilaksanakan dengan ikhlas sebagai mukmin dan demi
mengharap hisb yang baik di hari akhir akan menjadi wahana pencuci dosa
sehingga orang yang melakukannya akan mengalami pencerahan diri, seperti bayi
yang baru dilahirkan, Allah akan menggugurkan dosa-dosanya. Tentu harus
disadari ibadah puasa Ramadhan adalah rangkaian dari ibadah rukun Islam lainnya
sebagai satu kesatuan.
Kedua, syahrun tarbiyah atau bulan pendidikan. Allah menurunkan
Al-Qur’an pada bulan mulia ini agar dijadikan sumber nilai pendidikan bagi
kehidupan keluarga. Al-Qur’an adalah sumber nilai pendidikan terbaik, sebab
kebenarannya absolut, universal, dan sesuai dengan fitrah manusia. Berkat
Al-Qur’an, manusia memahami dan mayakini eksistensi Tuhan, alam, dan manusia.
Pendidikan Ramadhan terhadap keluarga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran
mukmin sebagai hamba Allah, lebih taat kepada Allah dan Rasulu-Nya, sehingga
menjadikan totalitas hidup keluarga sebagai ladang ibadah hablun minallah.
Pendidikan Ramadhan juga diharapkan kian menunbukan kesadaran hablun minannas,
sehingga setiap muslim lebih termotifasi, menjadi rahmat bagi sesama, khususnya
bagi fakir, miskin, yatim-piatu, dan mustad’afin lainnya. Seluruh anggota
keluarga muslim harus ditanamkan untuk senantiasa peduli terhadap sesama
melalui amal nyata dengan membiasakan bersedekah dan menolong orang lain.
Ramadhan adalah saat terbaik bagi setiap keluarga muslim untuk
meningkatkan komitmennya terhadap Al-Qur’an sebagai pedoan hidup utama demi
meraih pencerahan, keselamatan, kebagiaan, dan kemuliaan hidup. Tentu jaminan
prospektif itu dapat diraih bila Al-Qur’an menjadi sumber bacaan utama keluarga,
difahami, diyakini, diamalkan, diwariskan, dijaga, dan ditegakkan dalam semua
ranah kehidupan nyata. Al-Qur’an bersama sunnah nabi adalah utama ilmu, iman,
amaliah manusia.
Ramadhan adalah masjid, pusat ibadah sekaligus madrasatul ‘ula,
pusat pendidikan keluarga. Selain menunaikan puasa dengna ikhlas dan tuntas, di
bulan pencerdasan dan pencerahan ini, seyogyanya setiap keluarga muslim
menjadikan tadarus dan tadabbur Al-Qur’an sebagai salah satu amaliah takwa.
Ketiga, syahrun shadaqah. Inilah bulan peduli sosial, muzakki
peduli mustahik. Saatnya keluarga muslim mensucikan harta dengan cara
mengeluarkan dalam bentuk zakat, infak, dan shadaqah. Inilah bulan filanthropi,
bulan kedermawanan. Inilah bulan mulia, saat keluarga muslim lebih peduli nasib
saudara muslim, para fakir, miskin, amil, mukallaf untuk memerdekakan budak,
gharim, sabilillah.
Inilah bulan kesehatan jiwa, saat keluarga muslim mengikis penyakit
ruhani, individualisme, egoisme seperti sombong, angkuh, riya’ dan dusta.
Inilah bulan istimewa saat setiap muslim memupuk akhlak sosial, kesehatan,
kebersamaan, ikhlas, jujur, amanah, saling peduli, tanggung jawab, toleransi,
dan rendah hati. Inilah bulan ketika ampunan, keberkahan, kerahmatan
dilipatgandakan bagi siapapun yang mendambakan.