Islam telah menjadi kajian yang menarik minat banyak kalangan.
Studi keislaman pun semakin berkembang. Islam tidak lagi dipahami hanya dalam
pengertian historis dan doktriner, tetapi telah menjadi fenomena yang kompleks.
Islam tidak hanya terdiri dari rangkaian petunjuk formal tentang bagaimana
seorang individu harus memaknai kehidupannya. Islam telah menjadi sebuah sistem
budaya, peradaban, komunitas politik, ekonomi dan bagian sah dari perkembangan
dunia. Mengkaji dan mendekati Islam, tidak lagi mungkin hanya dari satu aspek,
karenanya dibutuhkan metode dan pendekatan interdisipliner.
Kajian agama, termasuk Islam, seperti disebutkan di atas dilakukan
oleh sarjana Barat dengan menggunakan ilmu-ilmu sosial dan humanities, sehingga
muncul sejarah agama, psikologi agama, sosiologi agama, antropologi agama, dan
lain-lain. Dalam perjalanan dan pengembangannya, sarjana Barat bukan hanya
menjadikan masyarakat Barat sebagai lapangan penelitiannya, namun juga
masyarakat di negara-negara berkembang, yang kemudian memunculkan orientalisme.
Sarjana Barat sebenarnya telah lebih dahulu dan lebih lama
melakukan kajian terhadap fenomena Islam dari pelbagai aspek: sosiologis,
kultural, perilaku politik, doktrin, ekonomi, perkembangan tingkat pendidikan,
jaminan keamanan, perawatan kesehatan, perkembangan minat dan kajian
intelektual, dan seterusnya.
Sementara itu, agama atau keagamaan sebagai sistem kepercayaan
dalam kehidupan umat manusia dapat dikaji melalui berbagai sudut pandang. Islam
khususnya, sebagai agama yang telah berkembang selama empatbelas abad lebih
menyimpan banyak banyak masalah yang perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran
dan pemikiran kegamaan maupun realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Salah satu sudut pandang yang dapat dikembangkankan bagi pengkajian Islam itu
adalah pendekatan sejarah. Berdasarkan sudut pandang tersebut, Islam dapat
dipahami dalam berbagai dimensinya. Betapa banyak persoalan umat Islam hingga
dalam perkembangannya sekarang, bisa dipelajari dengan berkaca kepada
peristiwa-peristiwa masa lampau, sehingga segala kearifan masa lalu itu
memungkinkan untuk dijadikan alternatif rujukan di dalam menjawab
persoalan-persoalan masa kini. Di sinilah arti pentingnya sejarah bagi umat
Islam pada khususnya, apakah sejarah sebagai pengetahuan ataukah ia dijadikan
pendekatan didalam mempelajari agama.
Bila sejarah dijadikan sebagai sesuatu pendekatan untuk mempelajari
agama, maka sudut pandangnya akan dapat membidik aneka-ragam peristiwa masa
lampau. Sebab sejarah sebagai suatu metodologi menekankan perhatiannya kepada
pemahaman berbagai gejala dalam dimensi waktu. Aspek kronologis sesuatu gejala,
termasuk gejala agama atau keagamaan, merupakan ciri khas di dalam pendekatan
sejarah. Karena itu penelitian terhadap gejala-gejala agama berdasarkan
pendekatan ini haruslah dilihat segi-segi prosesnya dan perubahan-perubahannya.
Bahkan secara kritis, pendekatan sejarah itu bukanlah sebatas melihat segi
pertumbuhan, perkembangan serta keruntuhan mengenai sesuatu peristiwa,
melainkan juga mampu memahami gejala-gejala struktural yang menyertai
peristiwa. Inilah pendekatan sejarah yang sesungguhnya perlu dikembangkan di
dalam penelitian masalah-masalah agama.