Pembelajaran
Mendalam dalam kerangka kerja PM didefinisikan sebagai pendekatan yang
memuliakan dengan menekankan pada penciptaan suasana belajar dan proses pembelajaran
berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan melalui olah pikir, olah hati, olah rasa,
dan olah raga secara holistik dan terpadu. Kerangka kerja PM terdiri atas empat
komponen, yaitu:
1.
Dimensi Profil Lulusan;
2.
Prinsip Pembelajaran;
3.
Pengalaman Belajar;
4.
Kerangka Pembelajaran.
Pembelajaran
Mendalam difokuskan pada pencapaian delapan Dimensi Profil Lulusan yaitu:
1.
Keimanan dan Ketakwaan Kepada Tuhan
YME;
2.
Kewargaan;
3.
Penalaran Kritis;
4.
Kreativitas;
5.
Kolaborasi;
6.
Kemandirian;
7.
Kesehatan;
8.
Komunikasi.
Dimensi
profil lulusan merupakan kompetensi utuh yang harus dimiliki oleh setiap murid
setelah menyelesaikan proses pembelajaran dan
pendidikan. Delapan dimensi
profil lulusan murid Indonesia tersebut tidak hanya menekankan aspek kognitif,
tetapi juga pengembangan karakter dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kerangka
PM ini menjadi acuan untuk mewujudkan profil lulusan murid Indonesia, yaitu
melalui prinsip pembelajaran berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan.
Prinsip tersebut diwujudkan melalui pengalaman belajar murid yaitu Memahami,
Mengaplikasi, dan Merefleksi. Penerapan pendekatan PM didukung dengan
praktik pedagogis progresif oleh guru, lingkungan belajar yang memberikan
keamanan dan kenyamanan kepada murid, pemanfaatan digitalisasi, serta adanya
kemitraan pembelajaran yang optimal. Kerangka PM dapat digambarkan sebagai
berikut:
A.
Dimensi Profil
Lulusan
Pembelajaran Mendalam di Indonesia menghasilkan delapan dimensi
profil lulusan murid, sebagai berikut:
1.
Keimanan dan Ketakwaan Kepada Tuhan
YME
Dimensi profil lulusan Keimanan dan Ketakwaan terhadap Tuhan YME
menunjukkan individu yang memiliki keyakinan teguh akan keberadaan Tuhan serta
menghayati nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari. Nilai keimanan ini tercermin dalam perilaku
yang berakhlak mulia, penuh kasih, serta bertanggung jawab dalam menjalankan
tugas dan kewajibannya. Dengan demikian, profil ini menekankan pentingnya
keseimbangan antara pengetahuan, moralitas, dan hubungan yang harmonis dengan
Tuhan, sesama manusia, dan lingkungan sekitarnya
2.
Kewargaan
Dimensi profil lulusan kewargaan menunjukan individu yang memiliki
rasa cinta tanah air, menaati aturan dan norma sosial dalam kehidupan
bermasyarakat, memiliki kepedulian, tanggungjawab sosial, serta berkomitmen
untuk menyelesaikan masalah nyata yang terkait keberlanjutan manusia dan
lingkungan.
3.
Penalaran Kritis
Dimensi profil lulusan penalaran kritis menunjukkan individu yang
mampu berpikir secara logis, analitis, dan reflektif dalam memahami,
mengevaluasi, serta memproses informasi. Murid memiliki keterampilan untuk
menganalisis masalah, mengevaluasi argumen, menghubungkan gagasan yang relevan,
dan merefleksikan proses berpikir dalam pengambilan keputusan.
4.
Kreativitas
Dimensi profil lulusan kreativitas adalah individu yang mampu
berpikir secara inovatif, fleksibel, dan orisinal dalam mengolah ide atau
informasi untuk menciptakan solusi yang unik dan bermanfaat.
5.
Kolaborasi
Dimensi profil lulusan kolaborasi adalah individu yang mampu
bekerja sama secara efektif dengan orang lain secara gotong royong untuk
mencapai tujuan bersama melalui pembagian peran dan tanggung jawab.
6.
Kemandirian
Dimensi profil kemandirian artinya murid mampu bertanggung jawab
atas proses dan hasil belajarnya sendiri dengan menunjukkan kemampuan untuk
mengambil inisiatif, mengatasi hambatan, dan menyelesaikan tugas secara tepat
tanpa bergantung pada orang lain.
7.
Kesehatan
Dimensi profil kesehatan menggambarkan murid yang sehat jasmani
sebagai individu yang menjalankan kebiasaan hidup sehat, memiliki fisik yang
prima, bugar, sehat, dan mampu menjaga keseimbangan kesehatan mental dan fisik
untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin (well-being). Profil ini
menggambarkan murid yang mampu menjalani kehidupan produktif dengan kualitas
kesehatan fisik dan mental yang optimal dan berkontribusi secara positif dalam
lingkungan sosialnya.
8.
Komunikasi
Murid memiliki kemampuan komunikasi yang baik untuk menyampaikan
ide, gagasan, dan informasi dengan jelas serta berinteraksi secara efektif
dalam berbagai situasi. Profil ini memungkinkan murid mampu berinteraksi dengan
orang lain, berbagi serta mempertahankan pendapat, menyampaikan sudut pandang
yang beragam, dan aktif terlibat dalam kegiatan yang membutuhkan interaksi dua
arah.
B.
Prinsip
Pembelajaran
Prinsip pembelajaran menjadi landasan penting yang memastikan
proses belajar berjalan efektif. Tiga prinsip utama yang mendukung PM
adalah berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Ketiga prinsip
ini saling melengkapi dalam membangun pembelajaran mendalam bagi murid.
1.
Berkesadaran
Berkesadaran merupakan pengalaman belajar murid yang diperoleh
ketika mereka memiliki kesadaran untuk menjadi pembelajar yang aktif dan mampu
meregulasi diri.
2.
Bermakna
Pembelajaran bermakna terjadi ketika murid dapat menerapkan
pengetahuannya secara kontekstual. Proses belajar murid tidak hanya sebatas
memahami informasi/penguasaan konten, namun berorientasi pada kemampuan
mengaplikasi pengetahuan. Kemampuan ini mendukung retensi jangka panjang.
3.
Menggembirakan
Pembelajaran yang menggembirakan merupakan suasana belajar yang
positif, menantang, menyenangkan, dan memotivasi. Rasa senang dalam belajar
membantu murid terhubung secara emosional, sehingga lebih mudah memahami,
mengingat, dan menerapkan pengetahuan.
C.
Pengalaman Belajar
Pembelajaran Mendalam memberikan pengalaman belajar kepada murid
dengan memahami, mengaplikasi, dan merefleksi. Pengalaman belajar yang
diciptakan proses yang dialami individu dalam memperoleh pengetahuan,
keterampilan, sikap, atau nilai. Pengalaman ini terjadi di berbagai lingkungan,
seperti di sekolah, tempat kerja, rumah, atau dalam kehidupan sehari-hari, dan
melibatkan interaksi dengan materi pelajaran, guru, teman sejawat, atau lingkungan.
Pengalaman belajar PM diciptakan melalui proses memahami,
mengaplikasi, dan merefleksi yang digambarkan dan diuraikan sebagai berikut:
1.
Memahami
Mengetahui dalam pendekatan PM adalah fase awal pembelajaran yang
bertujuan membangun kesadaran murid terhadap tujuan pembelajaran, mendorong murid
untuk aktif mengkonstruksi pengetahuan agar murid dapat memahami secara
mendalam konsep atau materi dari berbagai sumber dan konteks. Jenis pengetahuan
pada fase ini terdiri dari pengetahuan esensial, pengetahuan aplikatif, dan
pengetahuan nilai dan karakter.
2.
Mengaplikasi
Mengaplikasi merupakan pengalaman belajar yang menunjukkan
aktivitas murid mengaplikasikan pengetahuan secara kontekstual. Pengetahuan
yang diperoleh murid pada tahapan memahami diaplikasikan sebagai proses
perluasan pengetahuan. Tahapan ini memberikan kesempatan kepada murid untuk
menerapkan pengetahuan baik secara individu maupun kolaboratif.
3.
Merefleksi
Merefleksi merupakan proses saat murid mengevaluasi dan memaknai
proses serta hasil dari tindakan atau praktik nyata yang telah mereka lakukan.
Refleksi ini bertujuan untuk memahami sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai,
serta mengeksplorasi kekuatan, tantangan, dan area yang perlu diperbaiki. Tahap
refleksi melibatkan regulasi diri sebagai kemampuan individu untuk mengelola
proses belajarnya secara mandiri, meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, dan evaluasi terhadap cara belajar mereka.
D.
Kerangka Pembelajaran
Kerangka pembelajaran merupakan panduan sistematis untuk
menciptakan ekosistem pendidikan yang mendukung pembelajaran. Fokus utama
kerangka ini adalah mendorong pembelajaran yang bermakna, reflektif, dan
kontekstual melalui praktik, lingkungan, dan kemitraan yang terencana. Penerapan PM tidak hanya bergantung pada
pendekatan kognitif, tetapi juga melibatkan empat komponen penting yang saling
mendukung dan membentuk pengalaman belajar yang holistic bagi murid. Keempat
komponen ini adalah praktik pedagogis, lingkungan pembelajaran, pemanfaatan
teknologi digital, dan kemitraan pembelajaran.
1.
Praktik Pedagogis
Praktik pedagogis merujuk pada strategi mengajar yang dipilih guru
untuk mencapai tujuan belajar dalam mencapai dimensi profil lulusan. Untuk
mewujudkan PM guru berfokus pada pengalaman belajar murid yang autentik,
mengutamakan praktik nyata, mendorong keterampilan berpikir tingkat tinggi dan
kolaborasi.
2.
Lingkungan Pembelajaran
Lingkungan pembelajaran menekankan integrasi antara ruang fisik,
ruang virtual, dan budaya belajar untuk mendukung PM. Ruang fisik dan virtual
dirancang fleksibel sebagai tempat yang mendorong kolaborasi, refleksi,
eksplorasi, dan berbagi ide, sehingga dapat mengakomodasi berbagai gaya belajar
murid dengan optimal.
3.
Pemanfaatan Teknologi Digital
Pemanfaatan teknologi digital juga memegang peran penting sebagai
katalisator untuk menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif, kolaboratif,
dan kontekstual. Tersedianya beragam sumber belajar menjadi peluang menciptakan
pengetahuan bermakna pada murid.
4.
Kemitraan Pembelajaran
Kemitraan pembelajaran membentuk hubungan yang dinamis antara guru,
murid, orang tua, komunitas, dan mitra profesional. Pendekatan ini memindahkan
kontrol pembelajaran dari guru saja menjadi kolaborasi bersama. Guru dapat
membangun peran murid sebagai rekan belajar yang aktif mendesain dan
mengarahkan strategi belajar mereka. Guru dapat melibatkan keluarga,
masyarakat, atau komunitas sebagai mitra yang memberikan dukungan serta konteks
otentik dalam pembelajaran. Serta memfasilitasi koneksi dengan ahli atau mitra profesional
untuk memberikan umpan balik dan meningkatkan relevansi pembelajaran.
Dengan
mengintegrasikan keempat komponen tersebut, penerapan PM menjadi lebih efektif dan
menyeluruh, serta memberikan pengalaman belajar yang lebih bermakna bagi murid.
Masing-masing komponen saling terkait dan berperan penting dalam menciptakan
pembelajaran yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan serta relevan
dengan kebutuhan murid saat ini.