Manfa’at
puasa bagi kehidupan manusia adalah sudah merupakan sebuah kebenaran yang nyata
dan tidak bisa diragukan lagi, bahwa tujuan dianjurkannya puasa adalah untuk
mencetak manusia-manusia yang taqwa
secara keseluruhan. Secara umum tujuan puasa adalah dapat menaklukkan sinar
iblis dan juga dapat mengurangi kegiatan kelenjer kelamin, sehingga nafsu sexs
menjadi turun.
Sebagai
suatu solusi perintah untuk melakukan puasa telah cukup akomudatif bagi
kepentingan manusia, di samping itu juga ada puasa wajib di bulan ramadhan.
Puasa-puasa sunnah juga cukup menjanjikan terciptanya kesehatan yang luar biasa
baik lahir maupun bathin. Khusus puasa sunnah Allah telah memberi tuntunan
cukup beragam dalam segi rutinitasnya, ada yang bersifat harian, mingguan,
bulanan, bahkan ada yang bersifat tahunan. Dari beberapa alternatif waktu
tersebut manusia dipersilahkan untuk memilih dalam menjalankan puasa sesuai
dengan fadillah dan kemampuan manusia itu sendiri semaksimal mungkin.
Adapun
kasifikasi puasa-puasa sunnah yang dimaksudkan adalah:
1. Puasa Harian
a. Puasa Daud.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Dari Abdullan bin Amru
bin Ash ra, bahwa rasulullah s.a.w., bersabda: shalat yang paling dicintai
Allah adalah shalatnya Daud As, dan puasa yang dicintai Allah adalah puasanya
nabi Daud As: beliau tidur separuh malam dan bangun sepertiganya serta tidur
seperenamnya, beliau puasa sehari dan buka sehari”. (HR.
Bukhari).
2. Puasa Mingguan
a. Puasa Senin dan Kamis.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Dari Aisyah ra,
berkata: Rasulullah s.a.w., membiasakan diri puasa hari senin dan kamis”.
(HR: Turmudzi).
3. Puasa Bulanan
a. Puasa pada tanggal 13, 14, 15 tiap bulan (Hijriyah).
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Dari Qatadah ra,
berkata: Rasulullah s.a.w., memerintahkan kita puasa biidh yaitu puasa pada
tanggal 13, 14, dan 15 pada tiap bulan”. (HR: Abu Daud).
4. Puasa Tahunan
a. Puasa Arofah.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Dari Ibnu Abbas ra,
berkata: Rasulullah s.a.w., telah bersabda: “Seandainya aku masih menjumpai
tahun depan aku sungguh akan puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah”. (HR:
Muslim).
b. Puasa Asy-Syura.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Dari Abi Musa ra,
berkata: pada hari Asy-Syura orang-orang Yahudi biasa menjadikannya hari raya
bagi mereka, bersabda Rasulullah s.a.w.: “Puasalah kalian pada hari itu”. (HR:
Bukhari).
c. Puasa 6 hari di bulan Syawwal.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Rasulullah s.a.w.,
bersabda: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan disambung puasa enam hari
pada bulan syawwal, pahalanya ibarat puasa satu tahun”.
(HR: Muslim).
d. Puasa pada tanggal 27 Rajab.
Sebagaimana sabda
Rasulullah s.a.w.
“Barangsiapa puasa pada
tanggal 27 Rajab, Allah menuliskan pahala baginya pahala puasa 60 bulan”. (Dari
Abu Hurairah riwayat Syaikh Abu Barkah).
Pada
akhirnya, dengan alternatif waktu dalam berpuasa mulai dari yang bersifat
harian sampai tahunan, kepentingan manusia untuk mencapai kondisi diri yang
sehat, bugar, dan segar telah terakomudasi. Semuga Allah menerima semua amal
kebaikan yang telah kita lakukan.