Sebagaimana
telah diketahui bahwa daya-daya yang berada di pangkal otak akan menjelmakan
nafsu, oleh karenanya pangkal otak juga bisa dikatakan sebagai sentralnya
nafsu, yang mengandung pikiran materi alistis, kebendaan semata, kebencian dan
kemurkaan.
Semua
macam bentuk nafsu adalah berbentuk api yang abstrak yang daya kobarnya
menjilat apa yang ada di sekitarnya. Api yang abstrak hanya memiliki hubungan
saling menggetar dengan makhluk yang tersusun dari api yang abstrak seperti
yang kita kenal dari dulu sampai sekarang ini adalah iblis.
Berdasarkan
pendapat para ilmuan, iblis menurut kejadiannya berasal dari elektron hidup
berwujud daya-daya elektro magnetic, semisal dengan “sinar membunuh”
yang memiliki gelombang 0,000,01 sampai dengan 0,000,001 lebih pendek lagi dari
gelombang arus listrik tehnik bolak-balik, lebih dari telegraf tanpa kawat,
lebih pendek lagi dari radio zander dan sinar cahaya, atau bahkan lebih pendek
lagi dari sinar ultra violet.
Maka
dari itu barangsiapa yang tidak bisa mengendalikan hawa nafsunya akan menjadi
korban dari sinar iblis, akibatnya pikirannya akan selalu dikendalikan iblis
yang mengajak berbuat jahat sesuai dengan ide-ide yang dimiliki oleh iblis itu
sendiri. Dengan demikian maka iblis yang kan menjadi raja pada diri kita
sehingga diri kita menjadi budak dari iblis tersebut. Na’udzu billah.
Dalam
kehidupan kita di alam yang pada hakikatnya fana agar supaya terbebas dari
pengaruh-pengaruh iblis yang secara tegas akan menjerumuskan ke salah satu bentuk
kehidupan yang sesat, maka kita harus senantiasa mempunyai senjata yang ampuh
sebagai penangkal sinar iblis. Adapun senjata yang memiliki daya penangkal
iblis adalah sebuah senjata yang lebih pendek daripada gelombang iblis tersebut
sebagaimana yang kita kenal dengan sebutan “Nurullah”.
Nurullah
yang mampu menembus ke dalam otak manusia sanggup menghancur-leburkan gelombang
iblis yang bersarang di dalam otak. Nurullah yang masuk ke dalam otak manusia
kemudian diserap oleh badan budi akan menimbulkan pikiran yang telah
beresonansi dengan alam ilahiyat.
Untuk
mendapatkan Nurullah ini hanya dapat dilakukan dengan berbagai macam
bentuk-bentuk peribadahan yang salah satunya yang paling populer adalah PUASA.
Manusia
yang sedang berpuasa dengan sebaik-baiknya dan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan Tuhan maka otaknya akan selalu berisi Nurullah, kondisi
yang demikian ini dapat mencegah segala kegiatan hawa nafsu sehingga panca
indera dapat dikendalikan dengan sempurna. Dalam artian diri kita yang menjadi
raja sedangkan iblis menjadi budak kita, maka diri kita yang akan memerintah
sesuai dengan apa yang kita inginkan.
Dari
fakta di atas dapat dikatakan dengan tegas, bahwa puasa yang memiliki daya
penangkal sinar iblis adalah puasa yang
bukan hanya sanggup menahan lapar dan dahaga saja melainkan juga
rohaninya mampu menghalau nafsu-nafsu iblis yang mengandung ajakan-ajakan untuk
berbuat tindakan kejahatan. Puasa di luar ketentuan di atas jelas tidak akan
mampu membentengi pelakunya dari ganasnya sinar iblis.
Itu
semua dapat dibuktikan kebenarannya melalui sabda Rasulullah s.a.w., yang
berbunyi:
“Siapa
yang tidak dapat menahan kata-kata buruk dan berbuat jahat maka bagi Allah
tiada berguna ia menahan lapar dan dahaganya”.
(HR. Bukhari).