Peristiwa bentrokan yang terjadi di Sorong, Papua Barat, Senin
(21/04/2014), kemarin memakan 7 korban jiwa. Dua di antaranya adalah warga Muslim,
sementara sisanya non-Muslim.
Dalam sambungan telepon dari Jakarta, Selasa (22/04/2014), sumber
kiblat.net di kota Sorong menegaskan terdapat korban tewas akibat bentrokan
tersebut. “Jumlah korban tewas ada tujuh orang. Orang Muslim dua dan lima
lainnya orang kristen”, kata sumber yang enggan disebutkan namanya.
Sumber yang ketika itu melihat langsung aksi bentrokan tersebut
menambahkan, jumlah orang dari kedua belah pihak juga mengalami luka-luka. Namun
ia tidak bisa menyebutkan jumlah mereka.
Bentrokan itu sendiri pecah pada hari senin siang. Massa Muslim
yang mencari pelaku penganiayaan Imam masjid dihadang oleh masa Kristen. Mereka
saling serang dengan menggunakan panah, pedang dan jenis senjata tajam lainnya.
Bentrokan ini juga diikuti oleh aksi pengrusakan dan pembakaran. Beberapa
kendaraan roda dua dan roda empat menjadi sasaran. Sebuah pos polisi juga tak
luput dari aksi tersebut.
Bentrokan diawali dengan peristiwa pemukulan yang dilakukan
sekelompok pemuda kafir mabuk terhadap imam masjid Al-Jihad, Sorong, hari Senin
di waktu subuh. Umat Islam yang tidak terima dengan perlakuan yang diterima
tokohnya tersebut bermaksud mencari pelaku penganiayaan.
Pada siang harinya umat Islam melakukan sweeping untuk mencari
pelaku yang diketahui preman Kristen. Karena mendapat penghadangan dari
kelompok Kristen, bentrokan pun tidak dapat terhindarkan.
Suasana kota Sorong saat ini berangsur kondusif. Aktivitas masyarakat
berjalan normal meskipun suasana tegang masih tampak di masyarakat.
Dari kejadian di atas dapat kita ambil sebuah hikmah yaitu, betapa
pentingnya menghindari perbuatan mabuk-mabukan dan juga pesta mimunan keras,
sebab jika perbuatan tersebut merajalela dan bahkan membudaya ditengah-tengah
masayarakat, maka akibatnya akan seperti kejadian di atas dan bahkan lebih
besar bahayanya dari kejadian sebelumnya. (risalahtauhidnews)