Hari ini Suriah telah menjadi bencana krisis kemanusiaan terbesar. Ratusan
nyawa menjadi korban jiwa. Karena tidak terbilang lagi, kini PBB telah
menghentikan perhitungan resmi jumlah korban jiwa.
Dalam konflik Suriah, umat Islam yang merupakan mayoritas justru
menjadi korban penindasan dan kebiadaban minoritas Syiah yang menguasai
pemerintahan dan militer. Dengan dipimpin seorang presiden Syiah Nushairiyah,
Bashar Asad, tentara-tentara Suriah membunuhi, membantai, dan menyiksa umat
Islam.
“Maka dalam kondisi perang seperti ini, kita sebagai umat Islam
wajib membantu umat Islam Suriah yang sedang menanggung penderitaan. Semampu kita,
supaya kita memiliki hujjah dihadapan Allah
kelak ketika kita ditanya mengenai apakah yang sudah kita lakukan untuk
menolong saudara-saudara kita di Suriah. “Sungguh, bukan mereka yang butuh
ditolong, tetapi kita yang butuh menolong.” Ujar Ustadz Fuadi Abu Uwaisy saat
mengawali cerita “Untlod Story from Syria” dalam Seminar Bertajuk Sehari
Bersama Umat Islam Semarang, Ahad, 20 April 2014.
Menurut beliau, ada beberapa cara untuk membantu umat Islam Suriah.”Kita
bisa datang ke sana sendiri, membantu secara fisik. Itu bila kita mampu. Namun bila
kita tidak mampu datang langsung ke Suriah, kita bisa membantu dengan
harta-harta kita”.
Pada saat bertugas sebagai relawan Syam Organizer, bertepatan
dengan Idul Adha tahun kemarin, banyak juga antusiasme umat Islam Indonesia
yang menitipkan uang untuk membeli hewan qurban dan dibelikan di sana.
Alhamdulillah, daging qurban sumbangan umat Islam Indonesia tersebut
dibagi-bagikan kepada umat Islam Suriah, walau jumlahnya tidak banyak, semuga
menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Da’i asal Surabaya ini menambahkan, “jika kita tidak bersedekah dan
tidak berjihad, maka dengan apa kita masuk surga?” tegasnya, mencuplikkan
hadits.
Cara terakhir, dan ini yang paling mudah yaitu dengan mendo’akan
umat Islam Suriah. “Do’a adalah senjatanya orang-orang beriman. Mendo’akan
kemenangan mujahidin dan mendo’akan kebaikan bagi umat Islam Suriah, adalah hal
terkecil yang kita bisa lakukan, dan hal ini yang tidak kalah penting. Bila bergerak
untuk mendo’akan saja kita tidak mau, maka kita harus meminta Allah mengganti
hati kita, karena mungkin hati kita telah mati”. (risalahtauhidnews)