Tidak ayal lagi bahwa peran seks begitu signifikan dalam kehidupan
manusia, terlebih lagi dalam kisah cinta para remaja. Banyak remaja yang begitu
terpesona dan tercekcoki pikirannya oleh pesona keindahan seks, sehingga peran
penting seks sebagai pintu gerbang genital yang juga suci menjadi terabaikan.
Akibatnya, jika mereka tidak mempunyai pegangan agama yang kuat, mereka banyak
melakukan apa yang disebut sebagai peyimpangan seks.
Untuk mengungkap lebih jauh tentang tentang bentuk-bentuk
penyimpangan seks dapat kita lihat bersama berikut ini:
a.
Homoseks
Homoseks adalah
relasi seks dengan jenis kelamin yang sesama, atau rasa tertarik dan mencintai
jenis seks yang sama, yang dilakukan oleh kaum laki-laki. Cara yang ditempuh oleh
para pelaku homoseks adalah dengan memasukkan kemaluan ke dalam dubur (jalan
belakang) atau yang sejenisnya untuk mencapai kepuasan seks. Ekspresi para
pelaku homoseks biasanya ada yang aktir, pasif dan berganti peran.
Aktif berarti
ada salah satu pihak yang berperan sebagai pria yang agresif. Pasif berarti ada
pihak lain yang berperan sebagai wanita yang pasif-feminin, sedangkan
bergantian peran berarti masing-masing pihak secara bergantian memainkan peran.
Ada beberapa
penyebab terjadinya homoseks diantaranya adalah:
1.
Faktor
herediter berupa ketidakseimbangan hormon-hormon seks.
2.
Pengaruh
lingkungan bagi kematangan seksual yang normal.
3.
Selalu
mencari kepuasan relasi homoseks karena ia pernah menghayati pengalaman
homoseks yang menggairahkan pada masa remaja.
4.
Seorang
anak laki-laki pernah mengalami pengalaman trauma dengan ibunya, sehingga
menimbulkan kebencian/antipati terhadap ibunya dan semua wanita. Kemudian
muncullah dorongan homoseks yang jadi menetap.
b.
Lesbi
Lesbi adalah
perbuatan seks yang dilakukan antara wanita dengan wanita. Menurut Dr. Kartini
Kartono, istilah lesbi berasal dari kata lebsos, sebuah pulau yang
berada di tengah lautan Egeis pada zaman kuno dihuni oleh para wanita.
Perilaku lesbi
ini terjadi, bisa disebabkan oleh pengalaman traumatis dari wanita yang
bersangkutan dengan seorang pria atau suami yang kejam, sehingga timbul
kebencian yang sangat mendalam dan antipati terhadap kaum laki-laki. Kamudian
di lebih menyukai melakukan relasi seks dan hidup bercinta dengan wanita lain.
Biasanya wujud
dari perilaku lesbian adalah kedua patner wanita itu selalu berganti peran. Ada
yang memposisikan diri sebagai peran laki-laki dan yang lain sebagai wanita.
Biasanya yang bertindak sebagai laki-laki bersikap maskulin, aktif dan
sadis. Sedangkan patnernya yang memanikan peran wanita lebih bersikap
pasif-masokhitis feminin. Pemuasan seksual pada cinta lesbian biasanya
berlangsung secara oral (dengan mulut) dan melalui alat kelamin bagian luar.
c.
Onani dan Masturbasi
Dr. Kartini
Kartono mendefinisikan bahwa yang disebut onani adalah upaya satu keadaan
reaksi organ-oragan kelamin dan perolehan orgasme (kepuasan seksual) lewat
perangsangan manual dengan tangan, atau dengan perangsangan mekanik. Sedangkan
masturbasi adalah aktifitas penodaan diri yang merupakan bentuk perangsangan
alat kelaminnya sendiri secara manual (dengan tangan) secara digital dengan
jari-jari atau jalan lainnya.
Dampak negatif
yang ditimbulkan lantaran suka onani (masturbasi) lebih lengkap dikemukakan
oleh Shaleh Tamimi dalam bukunya “Onani Masalah Anak Muda” sebagai berikut:
1.
Melemahkan
alat kelamin sebagai sarana berhubungan seksual.
2.
Menyebabkan
urat-urat tubuh semakin lemas akibat kerja dalam beronani ketika mengeluarkan
mani.
3.
Alat
vital akan membengkak sehingga pelaku onani mudah mengeluarkan onani.
4.
Menyebabkan
sakit pada sendi tulang punggung tempat air mani keluar. Akibat menahan sakit,
penggung akan bungkuk.
5.
Menyebabkan
anggota badan menjadi sering gemetaran, misalnya pada bagian kaki dan
lain-lain.
6.
Menyebabkan
lemahnya kelenjer otak, sehingga daya berpikir semakin berkurang, daya
pemahaman menurun dan daya ingat menjadi lemah.
7.
Ketajaman
penglihatan akan semakin berkurang, karena mata tidak lagi normal seperti
semula.
d.
Bestiality
Bestiality
adalah bersetubuh atau menggauli binatang. Dr. Kartina Kartono memberikan
definisi yang disebut bestiality adalah relasi seksual dengan jalan melakukan
persetubuhan dengan binatang.
e.
Exibionisme
Exibionisme
adalah perilaku yang mendapat kepuasan seksual dengan cara menampakkan alat
kelaminnya kepada orang yang dikenal atau kepada yang tidak dikenalnya pada
sejenis atau berbeda jenis tanpa ada kelanjutan untuk melakukan hubungan
seksual langsung. Para pelaku exibionis biasanya merasa lebih bangga jika
ternyata alat kelaminnya di ekspos di media massa.
Demikianlah beberapa bentuk peyimpangan seksual, yang saat ini
sudah terjadi di mana-mana, sehingga tidak heran jika ada seseorang yang
mengatakan bahwa kaum Sadum, Amurah, Adma’ Sabubim, dan Bala’ muncul kembali
dan merajalela.