Setiap orang pasti memiliki tingakatan cinta yang berbeda-beda.
Saat mencintai seorang wanita, maka yang tahu niat cinta yang sebenarnya
hanyalah Allah SWT. Perbedaan tingkatan cinta ini bisa jadi dilatar belakangi
oleh faktor keluarga, lingkungan dan pendidikan. Sebab dari keluarga,
lingkungan dan pendidikan inilah seseorang banyak belajar, termasuk mencintai.
Sehingga dengan demikian, tingkatan cinta dalam hal ini dapat
diasumsikan sebagai berikut:
1.
Cinta Narsistik (Narsisme)
Cinta narsistik
adalah cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan sehingga saat harus
mencintai orang lain (lawan jenis) diukur seberaba jauh keuntungan bagi dirinya
sendiri. Orang yang menganut model tingkat cinta seperti ini merupakan orang
yang egois. Dalam istilah Erich Fromm, yang dinamakan cinta adalah jika ia
menghasilkan cinta. Jika cinta tidak menghasilkan cinta, maka sama halnya “impoten”.
Karena itu, orang dengan tipe cinta semacam ini sekalipun dirinya banyak
kekurangan, namun menginginkan pasangan yang jauh lebih sempurna dari dirinya.
2.
Cinta Transaksional
Cinta pada
tingkat transaksional adalah jenis cinta pedagang. Jika “barang” itu membawa
untung, maka diambil. Dan jika tidak membawa untung, maka segera disingkirkan,
bahkan dibuang. Tipe orang yang mempunyai cinta dengan model transaksional
tidak jauh dari pedangang. Ia akan mencari patner yang mungkin dapat
meningkatkan keuntungan bagi dirinya sendiri (dalam istilah sekarang cewek atau
cowok yang suka bercinta tapi hanya karena harta atau materi disebut cowok atau
cewek matre)
Cinta
transaksional juga merupakan tipe cinta yang dimiliki oleh para PSK (Pekerja
Seks Komersial) yang dulu disebut dengan WTS (Wanita Tuna Susila) sebab yang
terpikir oleh mereka hanyalah uang.
3.
Cinta Binal
Cinta binal
adalah tingkat cinta yang hanya mengedepankan kenikmatan, hedonistik,
dari segala-galanya. Banyak wanita di zaman modern yang mempunyai karakter
mejemuk, dengan sifat-sifat masokhistis dan narsisitis ekstrim
yang kuat, sebagai kombinasi Messalina (atau wanita yang tidak tahu
malu, immoral) yang jahat.
Itulah wanita
binal yang di dunia moder disebut dengan lossed women. Wanita yang hidup
dengan tiada lagi memperhatikan norma, tatapi justru menitikberatkan pada
kepuasan dan kebebasan hidup. Bagi wanita dengan model cinta binal ini, tubuh
adalah anugerah yang tidak harus disembunyikan.
4.
Cinta Patologis
Cinta tingkat
patologis adalah cinta yang kelewat batas. Yaitu mencitai dengan cara yang
sangat berlebihan, cenderung gila-gilaan, bahkan boleh jadi menghambakan diri
kepada orang yang dicintainya.
Model cinta
patologis ini laksana dongeng Gunung Tangkuban Perahu, dimana Sangkuriang
begitu tergila-gila kepada Dayang Sumbi yang tak adalah ibunya sendiri,
sehingga karena cintanya yang begitu besar ia rela dan menyanggupi untuk
membuat bendungan raksasa walau dengan waktu hanya semalam.
Laki-laki yang
terjangkit cinta patologis akan rela melakukan apa saja yang diinginkan oleh
wanita kekasihnya. Sehingga siapa saja yang menghalangi misi cinta maka ia akan
berusaha melawan bahkan bisa membunuh orang yang menghalanginya itu.
5.
Cinta Murni
Cinta murni
adalah cinta yang tanpa pamrih. Orang yang mempunyai cinta murni akan mencintai
kekasihnya tanpa berharap apapun. Cinta-nya benar-benar tulus serta apapun yang
ia berikan kepada kekasihnya semuany keluar dari lubuh hari yang paling dalam
semata-mata hanya ingin membahagiakan kekasihnya.
Cinta murni
senantiasa dilandaskan oleh pertimbangan akal. Artinya, apa yang mungkin
diberikan, maka akan diserahkan seluruhnya, tapi jika ada hal yang tidak
berkenan atau keluar dari tatanan agama ataupun menyalahi norma, maka ia tidak
akan segan menasehati kekasihnya begitu pula sebaliknya.
Laki-laki yang
menganut cinta murni akan memiliki kesetiaan yang luar biasa, juga siap baik
secara fisik maupun mental dalam menghadapi segala macam problem rumah tangga
yang setiap saat akan muncul. Ia tidak egois, tetapi berani dikritik atu
ditegur manakala melakukan kesalahan.
6.
Cinta Agung
Cinta agung
adalah tingkatan cinta yang tidak berharap apapun dari manusia kecuali ridha
Allah SWT. Setiap perbuatan yang dilakukan senantiasa berharap kepada ridha-Nya
dan sama sekali tidak karena ingin memperoleh pujian manusia. Cinta agung ini
adalah cinta yang dianut oleh kelompok muhsinin yang senantiasa
mendasarkan segala tindakannya hanya kepada Allah semata.
Tingkatan cinta
semacam ini merupakan tingkatan cinta yang paling tinggi, yang semestinya harus
diraih oleh setiap muslim. Sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Baqarah
ayat 165 yang artinya: “Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah
tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka
mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman Amat sangat cintanya kepada
Allah.... (QS: Al-Baqarah: 165).