A.
Hakikat Pengetahuan Mistik
Mistik adalah pengetahuan yang tidak rasional, ini pengertian umum.
Adapun pengertian mistik bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan tentang
Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari
ketergantungan pada indera dan rasio.
Pengetahuan mistik adalah pengetahuan yang tidak dapat dipahami
rasio, maksudnya, hubungan sebab akibat yang terjadi tidak dapat dipahami
rasio. Pengetahun ini kadang-kadang memiliki bukti empiris tetapi kebanyakan
tidak dapat dibuktikan secara empiris.
Di dalam Islam, yang termasuk pengetahuan mistik ialah pengetahuan
yang diperoleh melalui jalan tasawuf. Pengetahuan yang diperoleh misalnya
tercakup dalam istilah ma’rifah, ittihad atau hulul. Pengetahuan mukasyafah,
juga adalah pengatuhan mistik dalam tasawus yang diperoleh memang bukan melalui
jalan indera atau jalan rasio.
B.
Struktur Pengetahuan Mistik
Dilihat dari segi sifatnya kita membagi mistik menjadi dua yaitu
mistik biasa dan mistik magis.
Mistik biasa adalah mistik tanpa kekuatan tertentu. Dalam Islam
mistik yang ini adalah tasawuf. Mistik magis adalah mistik yang mengandung
kekuatan tertentu dan biasanya untuk mencapai tujuan tertentu. Mistik magis ini
dapat dibagi menjadi dua yaitu mistik magis putih dan mistik magis hitam.
Mistik magis putih dalam Islam contohnya mukjizat, karamah, ilmu hikmah,
sedangkan mistik magis hitam contohnya santet, dan sejenisnya yang menginduk ke
sihir, bahkan boleh jadi mistik magis hitam itu dapat disebut sihir.
Istilah mistik magsi putih dan mistik magis hitam digunakan sekedar
untuk membedakan kriterianya. Orang menganggap mistik magis putih adalah mistik
magis yang berasal dari agama langit (Yahudi, Nasrani, Islam), sedangkan mistik
magis hitam berasal dari luar agama itu. Dalam praktiknya keduanya memiliki
kegiatan relatif yang sama, nyaris hanya nilai filsafatnya yang berbeda.
Kesamaan itu terlihat karena mistik magis putih menggunakan wirid, do’a
sedangkan mistik magis hitam menggunakan mantra, jampi, yang keduanya pada segi
praktisnya sama.
Perbedaan mendasar ada pada segi filsafatnya. Mistik magis putih
selalu dekat dan berhubungan dan bersandar pda Tuhan sehingga dukungan Ilahi
sangat menentukan. Hal ini berjalan sejak kenabian, pada nabi magis putihnya ialah
mukjizat, pada pemilik magis putih selain nabi disebut karamah. Sedangkan
mistik magis hitam selalu dekat, bersandar pada roh jahat. Menurut Ibn Khaldun
mereka memiliki kekuatan di atas rata-rata manusia kekuatan mereka itu
memungkinkan mereka mampu melihat hal-hal ghaib karena dukungan setan dan atau
roh jahat.
Jiwa-jiwa yang memiliki kemampuan magis ini dapat digolongkan
menjadi tiga yaitu:
Pertama, mereka yang
memiliki kemampuan atau pengaruh melalui kekuatan mental atau himmah. Itu
disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para
filosof menyebut mereka ini sebagai ahli sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua, mereka yang
melakukan pengaruh magisnya dengan menggunakan watak benda-benda atau
elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di
bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk
benda-benda material atau rajah.
Ketiga, mereka yang
melakukan pengaruh magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menimbulkan berbagai
fantasi pada orang yang dipengaruhinya. Kelompok ini disebut kelompok pesulap.
Sumber:
Ahmad Tafsir, Filsafat Ilmu (Mengurai Ontologi, Epistimologi,
dan Aksiologi Pengetahuan) (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2013).