A.
Pengertian Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi. Bila populasi besar, dan penelitik tidak mungkin mempelajari
semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Maksud menggeneralisasikan adalah
mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi.
Bila sampel tidak representatif (sesuai dengan fungsinya/mewakili),
maka ibarat orang buta disuruh menyimpulkan karakteristik gajah. Satu orang
memegang telinga gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti kipas. Orang
kedua memegang badan gajah, maka ia menyimpulkan gajah itu seperti tembok
besar. Satu orang lagi memegang ekornya, maka ia menyimpulkan gajah itu kecil
seperti seutas tali. Begitulah kalau sampel yang dipilih tidak representatif.
B.
Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan
sampel dalam penelitian terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan.
Teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1.
Pobability Sampling
Probability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama
bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel.
Teknik ini meliputi:
a.
Simple Random Sampling
Dikatakan
simpel (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi.
Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Pengambilan
sampel acak sederhana dapat dilakukan dengan cara undian, memilih bilangan dari
daftar bilangan secara acak.
Mengenai
beberapa banyaknya subjek yang diambil, atau dengan kata lain berapa besar
sampel, maka peneliti perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
1.
Kemampuan
peneliti dilihat dari waktu, tenaga, dan dana.
2.
Sempit
luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak
sedikitnya data.
3.
Besar
kecilnya risiko yang ditanggung oleh peneliti. Untuk penelitian yang risikonya
besar tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik.
b.
Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini
digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan barstrata
secara proporsional.
Apabila peneliti berpendapat bahwa populasi terbagi atas tingkatan-tingkatan
atau strata, maka pengambilan sampel tidak boleh dilakukan secara random.
Adanya strata tidak, tidak boleh diabaikan, setiap strata harus diwakili sebagai
sampel.
c.
Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini
digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang
proporsional.
d.
Cluster Sampling
Teknik sampling
daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau
sumber data sangat luas. Misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka
pengambilan sampel ditetapkan secara bertahap dari wilayah yang luas (negara)
sampai ke wilayah terkecil (kabupaten).
2.
Nonpobability Sampling
Nonprobability
sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluan/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih
menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi:
a.
Sampling Sistematis
Sampling
sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota
populasi yang diberi nomor urut. Misalnyan anggota populasi yang terdiri dari
100 orang. Dan semua anggota tersebut diberi nomor urut, yait dari nomor 1
sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan mengambil
nomor ganjil saja, genap saja atau kelipatan dari bilangan tertentu.
b.
Sampling Kuota
Sampling kuota
adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah yang diinginkan.
Teknik sampling ini juga dilakukan tidak berdasarkan diri pada strata atau
daerah, tetapi berdasarkan diri pada jumlah yang sudah ditentukan.
c.
Sampling Insedental
Sampling
insedental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa
saja yang secara kebetulan/insedental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai
sumber data.
d.
Sampling Purposive
Sampling
purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Teknik ini biasanya dilakukan karena beberap pertimbangan, misalnya alasan
keterbatasan waktu, tenaga dan dana sehingga tidak dapat mengambil sampel yang
besar dan jauh. Walaupun cara seperti ini diperbolehkan, yaitu peneliti bisa
menentukan sampel bedasarkan tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang
harus dipenuhi:
1.
Pengambilan
sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atau karakteristik
tertantu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.
2.
Subjek
yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjek yang paling banyak
mengandung ciri-ciri yang terdapat dalam populasi.
3.
Penentuan
karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi pendahuluan.
e.
Sampling Jenuh
Sampling jenuh
adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang
dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan
yang sangat kecil.
f.
Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang
lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama dipilih satu atau dua
orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap terhadap data
yang akan diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu
dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya.