Kita dituntut untuk senantiasa berpegang
teguh pada ajaran Islam dan menghadapi setiap permasalahan
dengan bijaksana. Navigasi digital merupakan perjalanan yang membutuhkan
kearifan dalam memanfaatkan teknologi
demi kemaslahatan diri dan sesama. Dalam dunia maya yang luas ini, kita harus memperhatikan konten yang kita konsumsi, memverifikasi kebenaran informasi, dan menjaga akhlak
dalam setiap interaksi di media sosial.
Navigasi digital bagi kaum muslimin menghadirkan sejumlah permasalahan
yang perlu diperhatikan. Meskipun teknologi
digital menawarkan berbagai
kemudahan dan manfaat,
tetapi ada beberapa
tantangan yang harus dihadapi oleh kaum muslimin dalam menghadapinya
seperti konten negatif, penyebaran
hoaks dan berita palsu,
tantangan pada akhlak digital,
penggunaan waktu yang tidak produktif, dan privasi dan keamanan
data.
Untuk mengatasi permasalahan ini, kaum muslimin perlu mengedepankan
nilai-nilai agama dalam navigasi digital
mereka. Memperkuat iman dan taqwa kepada Allah, meningkatkan pengetahuan tentang Islam, dan senantiasa berpegang teguh pada ajaran
agama adalah langkah-langkah penting untuk
menjaga diri dari dampak negatif teknologi digital. Selain itu, menerapkan adab
dan etika Islam dalam setiap interaksi
di dunia maya akan membantu kaum muslimin menjadi
pengguna teknologi yang bertanggung jawab dan memberikan dampak positif pada diri sendiri
dan orang lain.
Ada beberapa hal penting dalam navigasi akhlak digital:
Pertama, dalam menyikapi
konten negatif Al-Qur'an
menekankan pentingnya menjauhi
segala bentuk kemungkaran, Allah SWT berfirman:
إِن
تَجۡتَنِبُواْ كَبَآئِرَ مَا تُنۡهَوۡنَ عَنۡهُ نُكَفِّرۡ عَنكُمۡ سَئَِّاتِكُمۡ
وَنُدۡخِلۡكُم مُّدۡخَلاً كَرِيماً
Artinya:
Jika kamu menjauhi dosa-dosa besar di antara dosa-dosa yang dilarang kamu
mengerjakannya, niscaya Kami hapus kesalahan-kesalahanmu (dosa-dosamu yang
kecil) dan Kami masukkan kamu ke tempat yang mulia (surga). (Qs. An-Nisa’:31).
Kaum muslimin harus berusaha untuk menjaga diri dari konten negatif
dengan mengamalkan ajaran- ajaran
Islam dan memilih konten yang bermanfaat dan sesuai dengan nilai-nilai agama.
Hal ini diperkuat dalam dari
sebuah hadits yang diriwayat oleh Abu Hurairah Abdul Rahman bin Sokhr RA.
Katanya : Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: “ Sesuatu yang aku larang
kamu melakukannya maka hendaklah kamu jauhinya, dan apa yang aku perintahkan kepada kamu maka hendaklah kamu lakukan sekadar kemampuan. Sesungguhnya telah binasalah kaum sebelum kamu lantaran banyak bertanya dan mereka
menyalahi para nabi”.
Kedua, yang menjadi persoalan dalam navigasi
digital adalah penyebaran hoaks dan berita palsu. Selaku hamba Allah yang menyakini kebenaran firman-Nya, kita telah
diingatkan sebagaimana yang tedapat dalam QS al-Hujurat ayat 6.
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن جَآءَكُمۡ فَاسِقُۢ بِنَبَإٍ فَتَبَيَّنُوٓاْ أَن تُصِيبُواْ
قَوۡمَۢا بِجَهَٰلَةٍ فَتُصۡبِحُواْ عَلَىٰ مَا فَعَلۡتُمۡ نَٰدِمِينَ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu
orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah
dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Pendek kata kaum
Muslimin harus selalu memverifikasi kebenaran
informasi sebelum menyebarkannya dan tidak menyebarkan
berita palsu atau hoaks.
Ketiga, tantangan pada akhlak digital:
Al-Qur'an mengajarkan pentingnya menjaga akhlak yang baik dan berbicara dengan kata-kata yang baik. Surah As-Syajadah ayat 12:
رَبَّنَآ
أَبۡصَرۡنَا وَسَمِعۡنَا فَٱرۡجِعۡنَا نَعۡمَلۡ صَٰلِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ
Artinya: "Dan berkatalah (orang-
orang yang saleh): 'Wahai Rabb kami, kami sesungguhnya kami telah melihat
dan mendengar, sebab itu kembalikanlah kami (ke dunia),
maka kami akan berbuat amal saleh, sesungguhnya kami adalah orang-
orang yang yakin.” Kaum muslimin harus berusaha menjaga akhlak baik dalam setiap
interaksi digital, menghindari
perkataan yang tidak baik, serta menghindari perilaku buruk seperti membully
atau menyebarkan fitnah.
Keempat, penggunaan
waktu yang tidak produktif menjadi permasalah dalam dunia digital. Padahal dalam Al-Qur'an menekankan pentingnya menghargai waktu dan menggunakan waktu dengan bijaksana. Surah Al-Asr ayat 1-3
menyatakan, "Demi masa! Sesungguhnya
manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman
dan beramal shalih serta saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran."
Kaum muslimin harus bijaksana dalam menggunakan
waktu dan tidak menghabiskan waktu secara tidak produktif di media sosial atau
dalam konsumsi konten yang tidak
bermanfaat. Rasulullah SAW juga menekankan pentingnya memanfaatkan waktu dengan baik. Beliau bersabda, "Ada
dua nikmat yang banyak manusia lalai dalam mensyukurinya:
sehat dan waktu luang." (HR. Bukhari). Dari hadis ini, kita diajarkan
untuk menggunakan waktu dengan bijaksana
dan menghindari pemborosan waktu yang tidak produktif.
Kelima, yang menjadi perhatian kita dalam
navigasi digital adalah privasi dan keamanan data. Al-Qur'an menekankan pentingnya menjaga privasi
dan keamanan. Surah Al-Hujurat ayat 12
يَٰٓأَيُّهَا
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱجۡتَنِبُواْ كَثِيرٗا مِّنَ ٱلظَّنِّ إِنَّ بَعۡضَ ٱلظَّنِّ
إِثۡمٞۖ
Artinya: "Hai orang-orang
yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka
itu dosa."
Kaum muslimin
harus berhati-hati dalam memberikan informasi pribadi dan menjaga data-data sensitif
agar tidak disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Nabi Muhammad
Shallallahu 'alaihi wa sallam juga menekankan pentingnya menjaga keamanan dan privasi.
Dalam menghadapi permasalahan navigasi digital, kaum muslimin dapat
mengambil panduan dari Al- Qur'an dan
hadis Nabi sebagai sumber inspirasi dan solusi. Dengan menerapkan ajaran-ajaran
Islam dalam penggunaan teknologi
digital, kaum muslimin dapat menjaga diri dari dampak negatif dan menjadi
pengguna yang bertanggung jawab serta memberikan dampak positif dalam
dunia maya.